DUAR!
Lagi-lagi ledakan itu kembali, kali ini ruangan persis didepan mereka telah meledak. Membuat mereka tiarap dengan spontan.
Beruntung, Erik dan Haikal yang berada paling depan tidak terluka. Asap hitam mengepul, debu-debu bekas reruntuhan beterbangan membuat siswa-siswi itu cemong tak karuan.
"Uhuk .. uhuk .. uhuk."
"Uhuuk .. uhuk .."
"Lo semua gak apa-apa kan?" tanya Zaki, memastikan keadaan teman-temannya yang berada paling depan.
"Aksesnya ketutup, kita lewat mana?" seru Galan.
Akses menuju tangga lantai satu telah terhalang oleh reruntuhan ruang kelas yang baru saja meledak, entah karena apa.
"Semuanya! kita balik arah ya." seru Erik.
Ditengah kepanikan ini, Shaza memperhatikan Getzy yang sedari tadi sibuk celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu.
"Psst, kamu cari apa, Get?" tanya Shaza sambil berbisik.
"Aku cari murid yang masuk ke kelas dua belas tadi, aku yakin dia manusia kok. Di dunia ini mana ada setan." jawab Getzy. "Kasihan mereka, pasti sekarang juga lagi kejebak kayak kita gini .." tambahnya.
"Kamu liat ada berapa orang?" tanya Shaza lagi.
"Dua orang mungkin? atau empat ya? .. pokoknya antara segitu deh." kata Getzy.
"Get, kalo semisalnya mereka beneran ada, pasti mereka ketemu sama kita .. dari tadi, aku rasa kita muter-muter di lantai dua loh, dan kalo kamu sadar, kita beberapa kali ngelewatin kelas dua belas, tapi kelas nya emang kosong, itu dikunci." jawab Shaza.
Getzy mendesah pelan, apa mungkin ia salah liat tadi pagi?
"Kita harus buru-buru pergi, takut ada ledakan susulan." seru Lianz dengan suara sedikit bergetar sebelum berbalik dan melanjutkan langkah.
CETASS!
Seketika lampu seluruh bangunan sekolah padam, menyisakan percikan api yang keluar dari lampu dan kegelapan yang akan menemani mereka.
"Gue gak bisa liat apa-apa." seru Lianz, sambil meraba-raba sekitar.
"Sebentar, gue bawa senter di tas," Reihan mengorek-ngorek tas nya.
"Nih, kemarin malam gue bantu bapak gue nyenterin pompa air," tambahnya.
"Pas bantu bapak lo nyenterin pompa air, dimarin kagak lo? ya minimal dimaki-maki lah." tanya Arka.
"Kagak." jawab Reihan.
Arka mangut-mangut, "Kira-kira Bapaknya Reihan dari klan mana ya? kok beda dari bapak-bapak kebanyakan di klan bumi." pikirnya.
"Kagak salah lagi maksudnya." cengir Reihan.
"Dasar ireng."
"Jalan sekarang ya?" tanya Lianz, karena ia yang memegang senter, otomatis ia harus berada paling depan.
"AWAS!" Arka menarik tangan Lianz cekatan, Lianz sedikit kaget ketika tangannya ditarik hingga membuat badannya terjatuh, beruntung segera ditangkap oleh Arka.
GREP!
Tangan raksasa setinggi manusia lengkap dengan lima jari dan cakar panjangnya yang bewarna hitam pekat muncul dari dalam lorong yang amat gelap dibelakang mereka, hendal menarik Lianz. Untung saja diselamatkan oleh Arka.
Tangan itu kembali tertarik kedalam lorong yang gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Elixir Class : Survive ❪ ✔️ ❫
Mystery / Thriller❝ Harusnya lo semua ikut saran gue tadi, kita cabut sekelas.❞ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ 26 Siswa yang berjuang untuk tetap hidup di lingkungan yang mereka tidak ketahui mengapa mereka bisa ada disana. Mereka disis...