❝ Harusnya lo semua ikut saran gue tadi, kita cabut sekelas.❞
⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹
26 Siswa yang berjuang untuk tetap hidup di lingkungan yang mereka tidak ketahui mengapa mereka bisa ada disana. Mereka disis...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝ Jangan lupakan bahwa kami bertiga juga korban. ❞
𖦆 𖦆 𖦆
Setelah mengikat Fajash disuatu ruangan dan memastikan bahwa ia tidak akan bisa melepaskan ikatan itu, Arka menggendong Lianz dipundaknya,
dengan cepat mereka menuruti tangga dari lantai tiga ke lantai satu dengan segera.
Kini hanya sisa mereka berdua saja, setelah kematian Erik, kondisi sekolah kembali normal, langit-langit kembali terang seperti awal mereka memasuki sekolah.
Akses menuju tangga tidak terblokir lagi, namun permainan ini masih berlanjut.
"Ka, turunin gue." ucap Lianz.
"Kenapa?" tanya Arka, ia masih enggan menurunkan Lianz dari pundak nya.
"Permainan ini bilang kalo cuman satu yang bisa keluar, gue mau lo aja yang keluar dari sini." ucap Lianz,
Arka menghentikan langkahnya, "Kata siapa? kita berdua bisa keluar sama-sama kok."
DUAR!
DUAR!
Bom itu telah meledakkan lantai tiga, asap hitam mengepul, kebakaran hebat itupun terjadi.
"Cepat atau lambat, lantai satu bakal meledak juga Li, terus gedung ini bakal rubuh." bisik Arka.
Arka semakin cepat membawa Lianz ke arah gerbang, mungkin lima sampai sepuluh menit lagi akan ada ledakan susulan.
"Sial, gerbangnya dikunci!" umpat Arka,
"Gimana? kita harus lewat mana lagi?" tanya Lianz, frustasi.
"Cari kunci ya? nih kebetulan kunci nya ada sama gue."
Arka dan Lianz menoleh kebelakang, disana ada Iganz yang berdiri dengan muka yang cemong sembari menunjukan kunci di jarinya.
Seperti nya ia baru saja selamat dari ledakan lantai tiga.
"Kita ngelupain dia, Ka. Gimana ini?" ucap Lianz panik, lalu Arka menurunkan Lianz dan mendudukannya tepat di depan gerbang.
"Tenang aja oke? selama ada gue, lo baik-baik aja." Arka mencoba menenangkan Lianz.
"Gimana kalo kita bertiga bunuh diri aja?" Iganz menyeringai.
"Maksud lo apa, bangsat?"
"Gue mau ubah jalan Permainan ini, ini bakal jadi Permainan mematikan pertama yang dibuat kepala sekolah gila itu yang gak punya pemenang nya." balas Iganz.