Serta Mulia - Sal Priadi
Seungcheol lantas menutup layar ponsel hitamnya cepat setelah menerima pesan terakhir dari Jonghyun, sahabatnya, yang mengatakan bahwa ia dan Ren sudah memasuki bandara untuk menjemputnya hari ini dari Jakarta. Memakai tas carrier eigernya lagi lalu berjalan cepat menuju pintu keluar bandara. Agar memudahkan langsung masuk ke dalam mobil sang teman nanti.
Sesekali melihat jam tangan hitamnya yang melingkar di pergelangan tangannya, agak panik sebenarnya. Ia takut jika tak bisa mengejar acara penting seminar proposal skripsi Jisoo hari ini di kampus.
Walaupun pacar manisnya itu juga sudah berkali kali bilang jika ia tidak masalah jika Seungcheol tidak hadir di sempronya kali ini. Seungcheol memang harus menjaga mama-nya yang sedang masuk rumah sakit dari satu minggu lalu saat Ia kembali cepat-cepat ke Jakarta. Toh nanti juga masih ada sidang komprehensif dan wisuda kalo Seungcheol ingin hadir di hari penting Jisoo.
Tapi tetap saja ia kepikiran tidak bisa hadir saat Jisoo mungkin membutuhkannya ada di sebelahnya di hari penting ini. Dan lagipula syukurlah mama-nya sudah lebih baik dan bisa pulang dari rumah sakit pagi ini dengan abangnya. Jadi Seungcheol tetap memutuskan untuk kembali ke Malang langsung pagi ini dengan pesawat.
Dan semoga saja ia belum terlambat.
"Langsung kampus nih?" Tanya Jonghyun langsung setelah melihat sang teman yang masuk ke mobilnya dan duduk di kursi belakang.
"Iye jalan langsung! Ngebut anjir!" Seungcheol langsung mengangguk mantap setelah memasang setbeltnya di kursi tengah.
Dan Jonghyun yang lantas mengangguk setuju sembari menginjak pedal gas mobil Jazz-nya menuju kampus.
Cuma butuh waktu dua puluh menit untuk mereka bertiga akhirnya sampai di area kampus biru itu. Walaupun sempat terhalang macet cukup panjang di lampu merah suhat. Ya tapi untung aja ngga seberapa lama. Jonghyun nyetirnya beneran kayak orang kesetanan sih. Ya gimana dia gak ikutan panik kalo lihat muka Seungcheol kek orang cepirit.
Seungcheol lantas keluar dari mobil hitam itu, menemui kurir bunga sebentar yang udah stand bye di depan fakultasnya untuk mengambil pesanannya yang sudah ia pesan khusus untuk Jisoo nanti.
Satu bouquet bunga cantik dengan nuansa putih dan peach yang dipenuhi bunga daisy, sunflower, beberapa tangkai mawar putih, dan satu tangkai tulip senada. Seperangkat bunga-bunga indah yang menggambarkan karakter pacar manisnya.
Ya semoga aja Jisoo suka sih nanti. Padahal ini bunga dipesen dan dibuat secara kilat waktu tadi nunggu check in di bandara.
Selesai melakukan transaksi dan mengambil bunga pesanannya, Seungcheol lantas berlari ke gedung fakultasnya ke lantai empat, tempat Jisoo melaksanakan sidang yang seharusnya sudah mulai terlebih dahulu dari dua puluh menit yang lalu.
Dan benar saja, sesampainya ia di sana sudah disambut oleh beberapa teman-teman Jisoo yang lebih dahulu datang dan menunggu di depan pintu ruangan sidang. Pacar manisnya sudah tak terlihat di situ dan pintu ruangan ujian yang sudah tertutup rapat yang menandakan sidang ujian Jisoo udah dimulai dan tengah berlangsung.
"Oit Cheol?!" ada Ten, salah satu temen dekat Jisoo satu jurusannya juga, menyapanya.
"hei!" mereka Cuma hive5 singkat, dan sama Johnny juga, temen Ten, sekaligus temennya dulu waktu di BEM. Dan juga ada Taeyong juga, temen Jisoo juga setau dia.
Dan ada tiga orang lagi sebenernya temen-temen pacarnya yang juga ikut menunggu bersama di depan ruang ujian itu. Jeonghan, Mingyu, Deka, Seungkwan, dan Vernon, seingat dia nama-namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) Ketua Himpunan ●《cheolsoo + yoonhong》
FanfictionGimana rasanya jadi Hong Jisoo, yang punya pacar seorang ketua himpunan super sibuk, banyak fansnya, dan terlalu humble ke orang lain sampe lupa pacar sendiri. "berasa jomblo, padahal punya pacar" -hong jisoo, 2020 ⬇14 juli 2020 - 12 november 2020 ©...