PROLOG

748 55 0
                                    

Langit yang menggelap, hanya saja cahaya lampu jalanan sedikit menerangi jalanan dimana gadis remaja masih mengenakan seragam sekolah putih abu-abu menangis sambil berlari tanpa tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit yang menggelap, hanya saja cahaya lampu jalanan sedikit menerangi jalanan dimana gadis remaja masih mengenakan seragam sekolah putih abu-abu menangis sambil berlari tanpa tujuan.

Hingga langkahnya terhenti, ketika melihat pohon besar di depannya. Ia pun melangkah ke arah pohon itu seraya mengatur napasnya yang naik turun, lalu ia duduk di bawah pohon tersebut. Perlahan gadis remaja itu menekuk kedua kakinya, begitu pun kedua tangannya melingkar di atas lututnya untuk menyembunyikan wajahnya disana dan ia kembali terisak.

Kini dalam benaknya seperti memutar kembali rekaman kehidupan di masa lalu yang ternyata memiliki rahasia. Jika saja dirinya diberi pilihan, ia akan memilih untuk tidak mengetahui rahasia yang seharusnya tidak ia ketahui sampai kapanpun.

"Allahumma sholli 'ala sayyidina muhammad wa'ala ali sayyidina muhammad..."

Gemaan suara lembut yang terdengar cukup jauh berhasil membuat gadis itu menghentikan tangisnya yang begitu pilu. Perlahan ia mengangkat kepalanya dan detik berikutnya ia langsung berdiri mencari sumber suara.

Namun tersadar di sekitarnya saat ini sepi, tidak ada orang lain selain dirinya. Gadis remaja itu mencoba mengfokuskan pendengarannya dan samar-samar terdengar keramaian dari jarak yang cukup jauh lokasinya saat ini.

Kini mata gadis remaja itu beralih pada pohon besar dan terlintas dalam benaknya untuk mencari dan melihat wajah pemilik suara lembut itu dari atas sana.

Ia pun menyeka jejak air matanya dan memutuskan untuk memanjat pohon tersebut dengan lihai tanpa ada rasa takut sedikit pun, sebab sudah jadi kebiasaannya memanjat pohon jika sedang galau.

Ketika gadis remaja itu sudah berada di atas pohon, ia melingkari jemari-jemarinya menjadikannya seperti teropong dan dari atas sana ia dapat melihat keramaian yang jaraknya cukup jauh.

"Ya, Rosullah..."

Gemaan suara lembut kembali terdengar seketika membuat gadis itu speechless, bahkan berefek pada jantungnya yang kini berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Pokoknya gue harus cari tau siapa pemilik suara itu," ucapnya seraya telapak tangannya merasakan jantungnya terus berdebar untuk pertama kalinya.

"Pokoknya gue harus cari tau siapa pemilik suara itu," ucapnya seraya telapak tangannya merasakan jantungnya terus berdebar untuk pertama kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[01.01.23]


Hai, para RT
Author kembali dengan cerita terbaru di awal tahun baru ini 🤗

Cepat banget ya author kembalinya, wkwk
Semoga kalian gak bosen mengikuti cerita² author☺

Jangan lupa yo tinggalkan jejak vote/komen kalian di setiap partnya 😉

TWINS GUS (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang