🌟19🌟

264 17 7
                                    

Pria kembar duduk bersama dan arah pandang mereka memperhatikan wanita yang sedang berlatih memanah   sambil berkuda terlihat begitu semangat membara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria kembar duduk bersama dan arah pandang mereka memperhatikan wanita yang sedang berlatih memanah   sambil berkuda terlihat begitu semangat membara.

"Masee, istri masee kenapa rajin banget latihan setiap hari?" Tanya Arfan.

"Mungkin Nadira sangat suka memanah," balas Arhan menoleh kembarannya.

"Masee, masee, kepoin dikitlah istrinya kenapa latihan terus." Arfan merasa aneh dengan sikap Nadira yang sudah tiga minggu ini, wanita itu rutin berlatih memanah setiap hari.

"Mas rasa, selama itu hal positif gak perlu di tanya alasannya."

Arfan menghela napas sambil mengangguk-anggukkan kepala, ia tidak ingin membahasnya lagi dengan Arhan. Lebih baik ia bertanya langsung saja pada Nadira.

Tak lama dering ponsel Arhan berbunyi dan pria itu mengangkat panggilan yang tertara nama abinya.

"Innalillahi wainnailaihi roji'un," ucap Arhan membuat Arfan yang mendengar menatapnya penuh tanya.

"Iya baik, Bi."

Arhan mengakhiri panggilan dari abinya.

"Siapa yang meninggal masee?"

"Kerabat abi di Surabaya,"

"Berarti Abi Umi langsung kesana."

"Iya, Fan.  Mas harus kembali ke ponpes menggantikan abi mengajar, mas pakai motor kamu dan nanti Nadira pulang bareng kamu ya, Fan."

"Iya, mas."

Arhan bangkit dari posisi duduknya, lalu melangkah menghampiri Nadira untuk pamit.

Nadira menghentikan pacuannya saat melihat Arhan melambaikan tangan padanya dan Ia segera menghampiri  suaminya.

"Kamu gak usah turun!" cegah Arhan saat melihat istrinya yang akan turun dari kuda.

"Ada apa mas Han?"

"Kerabat Abi di Surabaya meninggal, jadi saya harus kembali ke ponpes menggantikan Abi mengajar. Nanti kamu pulang bareng Arfan ya."

Nadira mengangguk "Iya, mas Han."

"Kalau begitu saya pamit, ya." Arhan pamit dan melangkah pergi.

"Mas Haaaan..." teriak Nadira membuat langkah suaminya terhenti da menoleh ke arahnya.

"Lupa belum salim," ucap Nadira dengan nada manja sambil mengulurkan tangan.

Arhan tersenyum tipis melihat tingkah istrinya yang seperti anak kecil. Ia pun kembali melangkah menghampiri sang istri, lalu mengulurkan tangan padanya.

"Fii amanillah mas Han," ucap Nadira dengan senyuman semanis madu usai mengecup punggung tangan suaminya.

Arhan mengangguk seraya tersenyum tipis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TWINS GUS (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang