Arhan melihat ke segala arah mencari sebuah gubuk, sesekali mengusap wajahnya yang dibiarkan terguyur hujan yang cukup deras. Tak lama Arhan melihat sebuah gubuk yang minim penerangan dan ia pun langsung melajukan motornya ke arah gubuk tersebut.
Ketika Arhan sedang menyangga motornya, terlihat seseorang keluar dari gubuk sambil membenarkan pakaiannya dan saat pandangan keduanya bertemu, seketika mata mereka membulat bersamaan. Dalam hitungan detik pria itu langsung berlari cepat.
Arhan yang berniat mengejar pria itu, namun langkahnya terhenti saat mendengar suara jeritan seseorang dari dalam gubuk. Dengan terpaksa ia membiarkan pria itu dan segera berlari ke dalam gubuk.
Seketika mata Arhan terbelalak saat melihat gadis meringkuk di atas bale bambu dengan tubuh yang terlihat gemetar sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Astaghfirullah," ucap Arhan saat melihat kondisi gadis itu, ia pun langsung melepaskan almamaternya yang dikenakan dan menutupi tubuh gadis itu.
"Aaaa...." pekiknya saat merasakan sesuatu di letakan pada tubuhnya.
"Nadira, tenanglah. Ini saya Arhan!"
Mendengar suara yang tidak asing, perlahan gadis itu menurunkan telapak tangannya untuk memastikannya.
"G-gus Han?"
Detik berikutnya Nadira bangkit dari posisi tidurnya dan langsung memeluk Arhan yang berada di tepi bale bambu, lalu ia kembali terisak. Seketika tubuh Arhan membeku bahkan dirinya sulit untuk bernapas."Hiks...hiks... aku menjijikan...hiks...hiks...apa yang harus ak..." Nadira menghentikan perkataanya saat menyadari pernyataannya sendiri dan apa yang dilakukan dirinya saat ini pun salah, tidak seharusnya ia memeluk pria itu.
Nadira segera melepaskan pelukannya dan membuat Arhan dapat kembali bernapas. Namun pria itu kembali terkejut saat Nadira tiba-tiba mendorong tubuhnya keluar dari gubuk itu dan melempar almamater yang berada ditubuh gadis itu.
BRUK
Nadira menutup kasar pintu dan ia bersandar disana.
"Nadira, buka!" pinta Arhan sambil mengetuk-ngetuk pintu gubuk.
"Gus Han pulang aja," ujar Nadira sambil terisak.
"Gak, saya gak akan pulang sampai saya antar kamu pulang."
"Hiks...aku gak mungkin pulang dengan keadaan- hiks...hiks...menjijikkan ini," teriak Nadira sambil menggosok-gosok tubuhnya kasar.
Seketika Arhan terdiam sejenak mendengar perkataan Nadira, lalu kembali mengetuk pintu.
"Nadira buka atau saya dobrak pintu ini!" Arhan dengan terpaksa sedikit menggertak agar Nadira membukakan pintu.
Tak lama perlahan pintu terbuka membuat Arhan bernapas lega dan terlihat Nadira berdiri merundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS GUS (ON GOING)
Spiritüel⚠️HATI² CANDU KE-6 KALINYA⚠️ Gadis ceria bernama Nadira Irhana mengagumi vokalis tim hadroh Arhan Fadhillah yang ternyata seorang Gus dan merupakan putra dari pemilik pondok pesantren yang terkenal di desanya. Takdir pun mempertemukan Nadira dengan...