🌟17🌟

166 20 0
                                    

Mata Nadira terlihat berkaca-kaca memandangi satu persatu keluarga barunya karena untuk pertama kalinya ia merasakan keluarga lengkap seperti saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Nadira terlihat berkaca-kaca memandangi satu persatu keluarga barunya karena untuk pertama kalinya ia merasakan keluarga lengkap seperti saat ini.

"Dira," panggil Umi Sarah membuat Nadira tersadar dari pikirannya sendiri.

"I-iya Umi."

"Kamu kenapa?" Tanya Umi Sarah khawatir melihat menantunya yang tampak sedih.

Di tanya seperti itu oleh ibu mertuanya membuat Nadira tidak bisa menutupi rasa harunya karena sekarang menjadi bagian dari keluarga crushnya.

"Gak apa-apa Umi, aku cuma terharu aja karena tidak menyangka bisa merasakan keluarga lengkap seperti ini," ungkap Nadira membuat semuanya menatap ke arahnya.

Seketika keluarga kembar memahami perasaan Nadira. Mereka sudah menyadari ketika penentuan tanggal pernikahan, Nadira meminta maaf pada mereka karena bapaknya hanya bisa hadir di hari pernikahan saja dan tanpa bertanya lebih jauh tentang keluarga Nadira, mereka bisa menerka kondisi keluarganya.

Terlebih Arfan meski ia sudah cukup lama mengenalnya. Namun Arfan tidak mengetahui mengenai keluarga Nadira, begitu pun sebaliknya karena kedekatan mereka hanya sebatas untuk saling membantu mendapatkan crush masing-masing saja.

Abi Fadhil tersenyum "Kami juga bersyukur akhirnya punya dua mantu, jadi Umi gak cantik sendirian lagi."

Seketika Nadira tertawa kecil, begitu pun yang lainnya juga.

"Betul, Umi sekarang jadi punya teman curhat dan teman masak karena selama ini gak ada yang bantu Umi masak, apalagi kalau curhat ketiga pria ini cuma anggukin kepala aja," timpal Umi Sarah.

"Wah, tega Umi masee. Selama ini kita yang sering ke pasar gak di anggap bantu Umi," sahut Arfan pura-pura menatap kesal Uminya.

"Fan." Arhan mengingatkan kembarannya agar tidak menimpali perkataan Umi mereka.

Arfan melihat ke arah Arhan yang mengkode dengan ekspresi wajahnya, detik berikutnya ia tersadar tidak seharusnya menimpali sang Umi.

"Ayo, kita mulai makan!" Ajak Arfan sambil mengambil selai coklat untuk di olesi di atas roti panggangnya dan ia sengaja bergerak cepat mengalihkan agar the power of emak-emak Uminya tidak muncul.

"Sini mas, biar aki yang oleskan." Syarifah menarik piring suaminya, seketika hati Arfan langsung dibuat meleleh di perlakukan seperti bayangannya selama ini.

"Makasih my love," ucap Arfan membuat Syarifah tersenyum canggung di panggil seperti itu di depan keluarga suaminya.

Nadira pun terinspirasi dan ia menoleh ke arah suami "Gus Han, mau rasa apa?"

Arhan terkejut dan menatap istrinya yang menampakkan senyuman manisnya. Namun saat ingin memberitahu selai yang di inginkan, sang umi sudah berbicara lebih dahulu pada istrinya.

"Loh, loh. Kok panggilnya masih Gus," sahut Umi Sarah.

Nadira tersenyum canggung pada ibu mertuanya, lalu melirik ke arah suaminya.

TWINS GUS (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang