🌟7🌟

153 20 0
                                    

Gadis bergamis marun menatap kotak terbungkus kertas kado yang berada di tangannya dan sudah sebulan ini dirinya mendapatkan hadiah secara rutin seminggu sekali, tanpa nama pengirim dan hanya namanya yang tertara pada kartu ucapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis bergamis marun menatap kotak terbungkus kertas kado yang berada di tangannya dan sudah sebulan ini dirinya mendapatkan hadiah secara rutin seminggu sekali, tanpa nama pengirim dan hanya namanya yang tertara pada kartu ucapan.

Ia menerka kemungkinan hadiah itu dari orang terdekat atau santriwati yang piket membersihkan rumahnya, sebab ia pertama kali menemukannya saat ingin menyetrika gamisnya dan begitu pun hadiah-hadiah selanjutnya ia menemukannya di dalam rumah.

"Hani," panggilnya pada santriwati yang sedang menyapu ruang makan.

"Na'am(iya), ning Ifah."

Santriwati tersebut langsung menghentikan aktifitasnya dan menghampiri dirinya.

"Ada apa ya ning?" Tanya Hani.

"Hmm, kamu pernah lihat gak santriwati yang piket atau orang lain diam-diam menyimpan hadiah seperti ini?" Tanya Syarifah menunjukkan hadiah tersebut pada Hani.

Hani menatap hadiah itu dan nampak mengingat-ingat sesuatu.

"Maaf ning, ana(aku) gak pernah lihat dan kalau setiap ana lihat yang pergi piket cuma bawa sapu pel aja kok ning," jelas Hani.

Syarifah mengangguk mengerti dan mempersilakan santriwati tersebut melanjutkan aktifitasnya, sedangkan dirinya melangkah menuju kamarnya untuk membuka isi  hadiah tersebut.

Syarifah duduk di atas kasur dan menatap hadiah-hadiah mulai dari tasbih digital, Al-quran kecil, gamis abaya dan hari ini ia mendapatkan mukena polos berwarna coklat susu.

Gadis itu kembali mengamati tulisan pada kartu ucapan, barang kali dirinya mengenali dari si misterius melalui tulisannya. Hingga setengah jam berlalu, ia tak kunjung mendapatkan jawabannya. Namun Syarifah merasa tidak asing dengan panggilan dari si misterius.

"Perasaan pernah ada yang panggil aku Rifa saat masih kecil. Ya, Allah siapa ya, aku lupa?" Gumam Syarifah kembali mengingat-ingat seseorang di masa kecilnya.

Hingga suara ketukan pintu membuyarkan pikirannya dan gadis itu pun langsung bergegas merapikan hadiah-hadiah tersebut ke dalam lemari. Kemudian membukakan pintu kamarnya dan ternyata uminya yang mengetuk.

"Ada apa umi?" Tanya Syarifah.

"Ustadzah Rahma sakit, nanti pengajian sore tolong kamu gantikan dulu ya sayang," pinta umi Maryam.

Syarifah mengangguk "Iya, umi."

Umi Maryam pun melangkah pergi dan Syarifah kembali masuk ke kamarnya setelah uminya sudah turun dari tangga.

🌟🌟🌟

Di tempat lain gadis dengan rambut tergerai dan kepalamya di pasangkan bando bergelombang serta memajang poni tipisnya, terlihat sedang sibuk memilih sorban di toko peralatan sholat bersama teman seperjuangan menaklukkan hati crush yang wajahnya terlihat kesal.

TWINS GUS (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang