23. Beradaptasi (2)

138 21 1
                                    

Selamat membaca

wahh, sudah masuk tahun baru ya guys~ Jangan lupa vote dan komentarnya

Terima kasih <3

.

.

.

___________________________________________________


"malam itu kakekmu merebutmu dari kami. Jisoo sempat minta berpisah denganku tapi beruntung hal itu ga terjadi. Aku kembali kedesa semalam hanya untuk mencari keberadaanmu, tapi kau tau apa yang dikatakan mereka?"

"..."

"...kau sudah mati"

Beomgyu mendengarkan perjelasan Jaehyun dengan seksama diruang tengah. Keduanya duduk disofa yang bersebrangan dibatasi oleh meja kaca. Segala kesalahpahaman segera diluruskan Jaehyun. Ia tidak mau hal ini terus berlangsung lama hingga memunculkan masalah baru baginya dan Beomgyu.

"jadi kau datang kesini untuk menemuiku? Secara khusus?"

Beomgyu terdiam sejenak, "..ya"

"kamu yakin? tetua tidak menyuruhmu untuk melakukan yang aneh kan?" kekhawatiran Jaehyun mengenai Beomgyu selama ini juga dipertanyakan.

"...tidak"

Jaehyun tertegun. Putranya tumbuh menjadi seorang Zion yang sangat patuh terhadap kerajaan. Bahkan sesuatu hal yang disembunyikannya seakan tertutup rapat bagi siapapun. Sampai detik ini, Jaehyun masih tidak percaya perkataan putranya itu.

"Apakah salah mencari perhatian dari ayahnya sendiri?" tanya Beomgyu sembari menunduk.

Pertanyaan itu berhasil membuat Jaehyun terenyuh sekaligus merasa bersalah. Coba saja waktu itu Beomgyu tidak dibawa oleh Siwon, mungkin rasa sayangnya pada anak itu lebih besar dibanding sekarang. Bukannya Jaehyun tidak menyayangi Beomgyu, hanya saja saat ini perasaan asing masih melekat dan menyelimuti hubungan mereka.



"Dari bayi aku dibesarkan kakek dan tetua Soo. Sementara, ayahku didunia manusia hidup bahagia bersama perantaranya dan anak-"

BRAKK!

Pukulan meja itu berhasil membuat Beomgyu sedikit tersentak dan menghentikan kalimatnya. Lelaki berambut panjang itu menatap wajah Jaehyun yang kini menunduk tidak senang.

"tolong jangan panggil dia perantara" ucapnya memperingati.

Beomgyu tidak melepaskan pandangannya dari Jaehyun. satu hal yang baru ia sadari dari perkataan yang pernah disampaikan tetua padanya adalah...



'Ayahmu sudah berubah'


"tetua benar, bahkan kata-kata yang lumrah disebutkan itu menjadi sensitif baginya" 

Percakapan itu ternyata didengarkan secara diam-diam oleh Winter dengan tangan yang masih memegang kain lap. Bukannya membereskan meja, gadis itu sedari tadi memilih untuk duduk dibalik dinding mendengar perbincangan ayah dan saudara laki-lakinya yang sedang berdiskusi.

"bagaimanapun dia juga anaknya ayah. Jelas dia butuh perhatian juga kan?" Batin Winter pilu, namun seketika wajah itu berubah menjadi kesal. ia meremat-rematkan kain yang berada ditangannya.

Be The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang