2. Bulan Purnama

558 56 0
                                    

Selamat membaca

.

.

.

____________________________________

           Dibalik gunung batu yang dikelilingi oleh hutan cemara, berdirilah sebuah kastil tua yang dipimpin oleh klan Zion. Ia merupakan seorang tetua yang berumur hampir genap dua abad lamanya. Sebelumnya, tetua generasi diatasnya hanya bertahan hingga satu setengah abad. Namun kali ini ia memecahkan rekor sebagai tetua generasi pertama yang umurnya mencapai titik tersebut. Ia adalah Young Soo, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tetua Soo. Entah apa rahasia panjang umurnya, tetua Soo enggan memberi tahu siapapun apa yang membuat ia tetap terlihat berumur 85 tahun.

"Aku sudah sangat tua. Tapi kenapa aku belum mati?"

Pertanyaan kakek renta tersebut membuat orang yang berada disana kebingungan. Ruangan yang didominasi warna abu tua dan obor disepanjang pilar itu merupakan aula utama kastil. Sekiranya ada 10 pemuda yang berdiri berbaris saling berhadapan dikanan dan kiri tetua. Ia turun dari kursi tahtanya, berjalan pelan dengan bantuan tongkat ditengah-tengah para pemuda yang telah ditargetkan untuk pergi ketempat manusia.

"sebentar lagi bulan purnama merah. Pastinya kalian sudah mengetahui tujuan kalian dikumpulkan disini untuk apa" sambungnya.

Kesepuluh pemuda itu mengangguk pelan sambil menunduk. Tak ada satupun yang berani menatap mata tetua Soo. Ia berdehem dan kembali naik ke singgasana miliknya. 

"dua hari lagi menuju pengantaran. Kuharap kalian mengetahui aturan dan segera kembali dalam waktu yang ditentukan" tutup tetua Soo sebelum ia meninggalkan sepuluh pemuda itu dengan seorang pria yang merupakan tangan kanan (orang kepercayaan) tetua Soo, Choi Siwon. Siwon menatap salah satu pemuda yang masih berbaris rapi menggunakan jubah hitam. Pemuda itu menyadari dan menatap Siwon dengan wajah memelas.


###


"Ayah, bisakah aku berangkat kesana ketika bulan purnama selanjutnya? aku belum siap..."

Siwon berjalan santai dikoridor ditemani seorang pemuda yang ia tatap tadi, yang pemuda tersebut tak lain adalah anak laki-lakinya. Siwon menghela napas kasar. Ini ketiga kalinya ia diberi pertanyaan oleh putranya yang bersikeras tidak mau ikut melaksanakan tradisi klan itu. Padahal kesepuluh pemuda yang dipanggil tetua (termasuk dirinya) merupakan pilihan terbaik yang ada di klan Zion.

"Apa yang harus aku katakan pada tetua hm? Aku ini tangan kanannya. Mau ditaruh dimana wajahku jika anakku sendiri tidak mau mendengarkan perintah pemimpin kita?"

Putranya mendecak kesal. Siwon berhenti dan memegang kedua pundak anaknya itu. "umurmu melebihi cukup untuk melakukannya. Tidak ada yang sulit dalam tugas ini. Kau hanya perlu mencari seseorang dan memiliki anak dari orang itu. Ketika ia lahir, bawalah ia kesini"

Putranya bimbang. Belum pernah sekalipun ia pergi ketempat manusia yang sangat jauh dari hutan ini. Terlebih, jika ia harus berhadapan dengan orang yang disebut sebagai 'perempuan'. muncul sedikit rasa penasarannya akan hal itu. 

"apa semudah itu? Apa semudah ketika ayah memisahkanku dari ibu yang bahkan belum pernah kulihat wajahnya?" 

Pertanyaannya seakan melenceng dari kehidupan seorang Zion. Zion tidak pernah menganggap ada peran 'ibu' didalam kehidupan. Dimata mereka, manusia hanyalah perantara untuk meneruskan keturunan, tidak lebih.

Be The FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang