H a pp y r ea di ng-
-
-
-Waktu Vier memarahi pengunjung rumah sakit karena mengganggu dirinya mencari keberadaan Cio adiknya, Vier tidak sadar dirinya telah ditinggal oleh Hardes.
Saat sadar ketika dia melihat sekitar tetapi tidak mendapati batang hidung kakenya.
Vier membuang napas kasar, tahu begini dia tidak akan meladeni orang-orang itu. Vier ingin segera menyusul kakeknya, pasti mereka berdua sudah menunggu. Baru saja berjalan satu langkah, langsung terhenti saat mendengar ada yang memanggil namanya dari arah belakang dengan berlari.
Vier berdehem, dia tau siapa orang itu. 'dia benar-benar ingin kupotong gajinya.'
Vier berbalik menatap datar pada Sion. Kenapa selalu saja ada pengganggu saat dia ingin menemui adiknya?.
Vier mengangkat sebelah alisnya, bertanya 'apa?' tanpa mengeluarkan suara.
Sion yang ditatap seperti itu berdiri kikuk di depan Vier dengan napas tersengal-sengal, dia habis berlari dari lorong lantai satu menuju lift ada sekitar 50 meter dari sana.
'huhh.. Huh.. Oke kau pasti bisa Sion. Vier tidak akan menggigitmu.' Sion menarik napas panjang lalu membuangnya.
"Huhhh,.. Vier sorry kalau aku mengganggu!. Tapi ini penting." Ucap Sion memandang Vier serius.
"apa!?" Jawab Vier ketus
"Kau besok harus datang kemari saat pagi jam delapan!." Titah Sion pada Vier, rasanya Sion ingin berlari menceburkan diri ke Samudera Hindia sekarang juga. 'Apa aku salah bicara?' batin Sion meringis karena Vier tetap diam, ditatapnya ragu-ragu mata Sion.
Glek...
Vier menatapnya dengan tatapan datar nan dingin. Sion meneguk ludahnya kasar, 'persiapkan dirimu Sion, kau sungguh bodoh. Kau akan terkena amukan macan betina yang terhalang saat ingin pergi menemui anaknya.'
Sion lupa jika Vier ingin segera menemui adiknya si Cio, sudah dua hari lamanya dia tidak bisa menyentuh, berbicara, bahkan melihat wajah Cio. Bukan karena apa, Cio melarang dia masuk kedalam kamar inapnya. Ingat kan?
Jelas Vier berontak dan membentak bodyguard yang menjaga di depan kamar inap Cio saat itu, tapi usahanya tidak berhasil. Cio bersi teguh bahwa jika Vier masuk kedalam, dia akan mendiami Vier seperti tiga hari yang lalu. Tentu saja itu membuat Vier tidak berkutik, dan dia memilih diam saja.
"Kenapa?" Tanya Vier dengan suara rendah, Sion Basa basi sekali fuck.
Tahan kau tidak boleh marah di rumah sakit Vier. -avi
Hm. -Vier
"Ada pasien yang harus dioperasi besok pagi karena gagal jantung Vier, mereka Sedang menyiapkan penerbangan dari singapura kemari." Jelas Sion pada Vier, berharap agar Vier tidak menolak.
Vier diam di tempat menatap Sion tidak minat dengan penjelasannya tadi. Apa Sion tidak tahu? Vier sedang malas bahkan tidak mood mengoperasi sejak adiknya Cio itu terbangun. Vier saja sudah menolak 10x untuk mengoperasi orang, dan itupun Sion tidak masalah. Tapi apa ini? Tumben dia seperti itu.
"Suruh saja dokter yang lain! Aku sedang tidak minat." Ucap Vier jujur.
Sion yang mendengar itu melotot, apa? Apa tadi katanya? Tidak minat? Hey, inikan tugasnya sebagai dokter. Apa pantas dia mengatakan tidak ingin? Saat dirinya sendiri yang memilih jurusan bedah jantung.
Sion menatap tidak percaya Vier yang sialnya dia adalah sahabat Sion. Memang benar dua minggu ini dia tidak mempermasalahkan Vier yang tidak ingin mengoperasi, bisa-bisa jika dipaksa pasiennya malah terbunuh bukan selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Baby Gioniel (On Going)
FantasyBocah laki-laki yang baru menginjak umur 8 tahun harus merasakan kerasnya dunia dimana ia dibuang oleh kedua orang tuanya karena dianggap beban keluarga yang tidak bisa apa-apa dan tidak bisa menghasilkan uang sepeserpun. Namun siapa sangka? Bocah l...