H a pp y r ea di ng
-
-
-
-
-Pagi sudah tiba, Vier kembali pulang ke mansion. Dia bersama dengan Sion, pasien yang seharusnya ia operasi pagi ini sudah dioperasi tadi malam.
Mereka berdua tidak tidur sama sekali, padahal Sion tidak ikut mengoperasi tapi dia terpaksa harus menemani Vier di rumah sakit.
Sion hanya duduk di luar ruang ICU, menemani kedua orang tua anak yang dioperasi Vier.
Sion melakukan semua itu karena apa? Karena dia yang menyuruh Vier untuk mengoperasi anak itu, dan lagi karena operasi yang seharusnya dilakukan pagi ini malah dilaksanakan tadi malam.
Dan Sion hanya memberi alasan jika mereka sudah datang, ditambah karena kondisi anak itu sudah benar-benar dalam keadaan kritis, di ujung tanduk. Penerbangan yang seharusnya berangkat pada sore hari, harus diganti menjadi siang. Semua itu berubah karena kondisi anak seumuran Cio tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk dioperasi.
.
.Vier dan Sion sudah tiba di mansion Gorgio jam enam pagi. Keluarga Gorgio tentu saja belum ada yang keluar dari kamar, mereka semua sedang bersiap diri untuk pergi bekerja dan bersekolah. Seperti Brimo dan Elard.
"Vier, ijinkan aku tidur." Mohon Sion kepada Vier tepat di sampingnya dengan wajah memelas. Sion sangat lelah, padahal Vier yang seharusnya merasa seperti itu.
"Berisik, ini salahmu." Jawab Vier acuh, dia kesal.
Sion sudah membohonginya, waktu yang seharusnya ia habiskan bersama Cio malah terbuang untuk mengoperasi pasien seumuran Cio.
Jadwal yang seharusnya pagi ini malah di ganti tadi malam. Vier sangat marah, dia sempat menolak. Tapi lagi-lagi digagalkan oleh Sion. Sion berkata nyawa pasiennya itu sudah di ujung tanduk.
Apa Sion tidak tahu? Vier khawatir pada Cio, kakeknya tidak bisa menemani Cio dan dia juga tidak bisa menemaninya. Padahal sudah berjanji pulang malam pada Cio, tapi malah pulang saat pagi menjelang.
"Maafkan aku.. Tapi aku ingin tidur Vier." bujuk Sion lagi.
Ayolah Vier, Sion ingin istirahat badannya terasa kaku. Dia harus tidu di kursi tunggu pasien, dan menemani kedua orang tua anak yang dioperasi.
Saat Sion ingin tidur, dia selalu saja dibangunkan oleh Bram. Bodyguard pribadi Vier sekaligus tangan kanan sahabatnya itu.
"Terserah." Vier menoleh menatap Sion kesal, Vier melototkan mata pada Sion. Mengisyaratkan untuk diam dan segera pergi.
Sion yang tahu hanya cengengesan, seharusnya dia kabur dari tadi.
"hehehe, baik sekali... Kalau begitu aku ke kamar mana?." tanya Sion basa basi
"istirahat di kamarku," Vier mendengus malas
"Oke!! Aku kesana." Lanjut Sion, dia belum beranjak menunggu Vier berjalan terlebih dahulu
Vier yang tahu menatap bingung pada Sion, 'apa yang dia tunggu?'. Vier menatap seksama gelagat Sion, ah! Dia tahu. Sion sedang menunggunya, bodoh sekali. Pikirnya, Vier menggelengkan kepala. Dia memijat pelipisnya yang tidak pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Baby Gioniel (On Going)
FantasiaBocah laki-laki yang baru menginjak umur 8 tahun harus merasakan kerasnya dunia dimana ia dibuang oleh kedua orang tuanya karena dianggap beban keluarga yang tidak bisa apa-apa dan tidak bisa menghasilkan uang sepeserpun. Namun siapa sangka? Bocah l...