H a pp y r ea di ng-
-
-
-
-Malam telah tiba, kejadian tadi siang masih terngiang di kepalanya.
Cio duduk di pinggir ranjang empuk miliknya, dia menatap keluar balkon. Yang dipasang dengan pintu kaca, sehingga pemandangan di luar bisa terlihat dengan jelas olehnya.
Cio termenung, di dalam kamar sangat sunyi, semua ingatan dan perasaan Cio asli bercambuk menjadi satu. Sakit, itu yang Cio rasakan sampai sekarang. Dia sendirian di kamar besar ini, seperti Cio dulu terbiasa selalu sendiri.
Dan ternyata sangat tidak enak! kenapa Cio bisa bertahan dengan suasana seperti ini? Jelasnya karena dia suka sendiri dan nyaman dengan semua itu.
Cio asli dan Gio berbeda, Cio menyukai suasana sepi, menyukai ketenangan, menyukai perhatian, dan dia juga suka menyimpan perasaannya sendiri.
Sedangkan Gio? Dia cengeng, mandiri, tapi suka mengungkapkan perasaannya tanpa ada yang harus di tutupi. Dengan begitu semua akan selesai, semua tahu apa yang Gio rasakan. Bukan hanya Gio yang merasakan.
Karena itu, saat Gio menerima semua ingatan dan perasaan Cio. Dadanya sangat sesak, relung hatinya terasa terjepit. Cio tidak pernah memberitahu kebenaran kepada mereka, Cio selalu bungkam. Perasaan yang sesungguhnya selalu dia sembunyikan dalam-dalam, perasaan sakit, sedih, kecewa.
Benar-benar dia pendam sangat dalam, sebagai penyaluran semua rasa itu Cio hanya bisa menunjukan wajah datar dan dingin kepada keluarganya.
Mereka mengira dia membencinya, padahal sesungguhnya dia sangat kecewa. Hingga Cio tidak ingin mengeluarkan satu kata-pun kepada mereka. Cio selalu berharap ada yang membelanya, barang sekali. Tapi tidak, tidak pernah ada.
Gio yang tidak bisa menahan dan memendam perasaannya sendiri, saat mengetahui dan merasakan itu semua.
Dirinya seakan hancur, katakan jika orang tuanya dulu jahat tapi mereka tidak pernah memukulnya. Paling parah mereka hanya memaki mencaci dirinya, dan tidak memberinya makan satu hari.
Kini, Gio yang berada di tubuh Cio terisak, dia memegang dadanya lagi. Kenapa harus dia? Kenapa Cio yang baik harus pergi? Gio tidak bisa menjadi anak sebaik Cio.
Jika Cio mengungkapkan kebenaran, Elin akan diusir atau lebih parahnya dia akan dibunuh. Cio? Jelas dia tidak bisa melakukan itu. Begitupun dia tetap seorang gadis kecil, tidak mungkin dia melakukan itu. Baik bukan?
Bahkan Gio yang menerima permintaan dari Cio langsung menggeleng keras, saat Cio bilang dia ingin Gio memaafkan Elin. Dan jangan mengatakan semuanya pada keluarganya.
Dan yang paling Gio tolak keras adalah langsung memaafkan keluarganya, jika mereka meminta maaf. Hey! Gio tidak bisa seperti itu. Hatinya sakit mengingat semua perbuatan mereka kepadanya.
Beri pengecualian untuk Vier dan Hardes, Gio sudah memaafkan mereka. Karena memang mereka berdua selalu tulus pada Cio.
.
.Gio yang berada pada diri Cio menatap kosong kedepan, tidak ada yang menemaninya sekarang.
Kakeknya tadi sore ijin untuk pergi sebentar, karena urusan mendesak. Dan Vier abangnya sedang berada di rumah sakit karena urusan penting pasiennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Baby Gioniel (On Going)
FantasiaBocah laki-laki yang baru menginjak umur 8 tahun harus merasakan kerasnya dunia dimana ia dibuang oleh kedua orang tuanya karena dianggap beban keluarga yang tidak bisa apa-apa dan tidak bisa menghasilkan uang sepeserpun. Namun siapa sangka? Bocah l...