Chapter 1-Schedule

977 68 3
                                    

~Happy Reading~

Menghadiri kelas walaupun setiap lima menit dia mengecek arlojinya. Di bawah meja, kakinya bergetar panik ketika sang Dosen mulai mencari mangsa untuk menjawab kuis dadakannya.

Bila saja semalam ia belajar dibanding membuntuti, ia takkan panik di dalam kelas.

Jantungnya ingin melompat jauh begitu namanya tidak menggema dalam kelas yang hening. Saking leganya hingga kakinya melemas.

Di saat pria paruh baya itu mendapatkan jawaban yang memuaskan, berakhir menjabarkan tentang jawaban barusan.

"Kim Junkyu!" Dosen itu mulai sadar bahwa Junkyu tak mendengarkannya. Mahasiswa itu terus sibuk dengan perhatiannya yang terpusat terhadap jam dinding.

Pukul sembilan tepat! Sudah saatnya dia harus pergi dari neraka ini.

"E-eh? Iya, Pak?"

"Majulah ke depan. Jawab kuis kedua saya."

Junkyu mengacungkan tangannya. "Pak, sebelumnya saya minta maaf. Bolehkah saya izin—"

"Kau boleh izin setelah menjawab kuis kedua saya." Pria baya tersebut menyodorkan satu spidol.

Junkyu berdecak. Bangkit dari duduknya, bersamaan dengan itu, dosennya mulai melontarkan pertanyaan. Jika saja Junkyu tahu nasibnya akan berakhir seperti ini, ia akan izin saja ketimbang kelewat batas waktu schedule-nya.

Demi dosennya, ia sepertinya terlambat sedikit. Jawabannya ditulis di papan dengan hati yang tidak tenang.

"Jawaban yang kurang tepat. Jika—"

"Pak, maafkan saya!" Junkyu berlalu dari depan papan, itupun masih sempat membungkuk sopan dan memberikan spidol pada tangan dosennya. Junkyu memasukkan semua bukunya ke dalam tas ranselnya secara cepat. Kemudian, dia berlari keluar dari kelas.

Tidak ada yang bisa menghentikan Junkyu terhadap jadwal yang menurutnya amat sangat penting.

Lelaki ini berlarian di sepanjang kampus sampai ke tempat mobilnya terparkir. Acaranya akan mulai sekitar lima belas menit lagi, tapi belum termasuk perjalanan ke sana. Maka dari itu, Junkyu harus datang sekurang-kurangnya sepuluh menit sebelumnya.

Mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, dikelabuhinya seluruh kendaraan yang melintas. Hingga pedal rem diinjak dengan mobil yang terparkir baik di area bandara. Ya, jadwal Junkyu ada pada bandara ini.

Junkyu membuka tas kamera yang dia letakkan di samping kursi kemudi. Menyahut kamera seharga puluhan jutanya sebelum meninggalkan mobil.

Kakinya menyamai kecepatan lari seekor cheetah. Kondisi di bandara sangat ramai akan para penggemar yang menyabut kedatangan idola mereka di sini. Junkyu tidak bisa dibilang terlambat juga, tapi waktu yang dia ambil sangat tepat hingga boy group favoritnya itu datang.

Mereka telah kembali ke Korea Selatan usai menghadiri acara penghargaan musik se-Asia di Jepang kemarin. Mereka membawa pulang dua Thropy. Song Of The Year dan Best Group Performance.

Junkyu mengambil tempat yang sedikit lebih tinggi agar ia dapat menjepret paras Bias-nya tanpa hambatan. Semakin jelas terlihat betapa ricuhnya penggemar dan para bodyguard yang kewalahan mengatasi ratusan orang.

Para penggemar berebutan menyapa Liviate, grup musik yang sedang naik daun itu. Pesona mereka terletak pada paras dan talenta dari keempat anggotanya.

Ketika sang Ultimate Bias muncul, Jemari Junkyu langsung bergerak cepat mengambil jepretan Jeongwoo.

His Obsession {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang