Chapter 9-Entertainment

522 53 3
                                    

~Happy Reading~

Haruto tak memiliki waktu untuk bersenang-senang. Selain klarifikasi, jadwalnya kembali dipadati oleh rekaman musik untuk persiapan album baru. Hal itu tak bisa membuat Junkyu pulang lebih awal, Junkyu diminta--dipaksa--untuk mengikuti jadwal Haruto pada seharian ini.

"Tidak usah mengeluh, kau bisa melihat Jeongwoo." Ujar Haruto di 30 menit yang lalu.

Saling mengaitkan tangan selayaknya pasangan pada umumnya. Suara tapak kaki mereka mencuri atensi, terutama sepatu heels yang Junkyu pakai. Berjalan-jalan mesra di agensi bak mall date. Haruto tak kesah menjadi pusat perhatian karena tujuannya memang untuk itu.

Sedaritadi, suara di kepalanya tidak mau diam soal Junkyu. Lelaki itu handal menggunakan heels, mengubah suaranya secara effortless, punya wajah yang mendukung keadaan. Haruto berpikir apakah Junkyu ini lelaki tulen atau bukan?

"Haha...." Junkyu tertawa paksa, tak tahu di mana letak lucu dari joke yang Haruto selipkan. 'Dia bukan tipe yang humoris.' Batinnya jijik.

Di balik kacamata hitam yang bertengger, ia mendapati Manager-nya yang berjalan terburu-buru ke arahnya. "Pacarmu?"

Haruto dengan entengnya merangkul pinggang ramping Junkyu secara romantis. "Kenapa rumor cepat sekali beredar? Mulut manusia memang tidak bisa dijaga. Ya, kan, Sayang?"

Junkyu tidak membalas perkataan itu, tapi hanya senyuman manis.

"Kapan rapatnya?" Tanya Haruto to the point.

"O-oh, sekarang." Sang Manager berjalan memimpin jalan. Mereka berdua mengekori pria yang memikul tanggung jawab besar.

"Apa aku harus ikut denganmu?"

"Kau tega meninggalkanku?"

"Apa yang kau bicarakan? Aku tidak mau kehilanganmu!"

Haruto mengusap kepala Junkyu dan terkekeh gemas akan pergerakan Junkyu yang rupanya mau memberinya pelukan dari samping.  Di sisi lain, Manager Liviate bergidik ngeri dengan pasangan abal-abal di belakangnya.

Di ruang rapat-tepat di depan CEO agensi-Haruto memamerkan tautan tangannya dengan Junkyu. "Puas?"

Kepalanya berputar malas ke arah Jeongwoo yang duduk terdiam di pinggir. "Hanya karena aku sering skinship dengan Jeongwoo, bukan berarti aku gay."

Sang CEO agensi membeku beberapa saat. Pandangannya mengikuti Haruto yang memberikan kursi pada pacarnya. "P-pacarmu itu kau bawa ke Amerika?!"

"Siapa lagi jika bukan dia? Segera publikasikan agar semua tuduhan itu lurus."

Tangannya yang bertengger di sandaran kursi, tiba-tiba saja mendapatkan sentuhan dari Junkyu, sehingga menimbulkan sengatan listrik yang membuatnya kaget. "Aku tidak mau publik tahu namaku."

Ia mengangguk tipis. Mengiyakan bisikan Junkyu. "Tolong samarkan identitasnya."

"Segera buat artikelnya. Samarkan seluruh identitas pacar Haruto."

"Dimengerti."



Selama ini dirinya hanya bisa melihat sebagian ruangan yang selalu melahirkan musik ini lewat konten tour agensi di kanal YouTube Liviate. Sekarang, kakinya sudah menginjak karpet abu di ruang rekaman musik yang sedang dipakai oleh Liviate.

Junkyu duduk dengan canggung di sofa. Gadis jadi-jadian ini kesulitan menahan kebahagiaan.

Perhatiannya terpusat pada Haruto yang sibuk berkonsultasi dengan Produser terkait lagu demo. Meski jijik menjadi pacar tipuannya, ia ingin berterima kasih. Kapan lagi ia bisa menikmati setiap inci wajah Jeongwoo sampai masuk ke ruang rekaman musik secara eksklusif.

His Obsession {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang