Chapter 17-Rope

497 50 4
                                    

~Happy Reading~

Haruto mendesah panjang seusai pantatnya berhasil menduduki kursi meja makan. "Ingin makan saja susahnya minta ampun." Membuka tutup mangkok secara tak sabaran.

Lima menit yang lalu, Haruto dibuat kewalahan menghadapi Junkyu yang terus menahannya. Junkyu memang mabuk, tapi kekuatan cengkeramannya tidak main-main.

Ada saat di mana Haruto berada di titik terakhir, menyanyikan lullaby agar Junkyu terlelap. Betapa mengerikannya Haruto yang menyanyikan Twinkle, Twinkle Little Star sebanyak enam kali menggunakan deep voice yang selalu menggandeng lirik-lirik rap.

Haruto meneguk kuah sup seperti anak anjing kehausan. Tidak lebih dari sepuluh menit, sup yang memenuhi mangkok dengan ukuran tanggung langsung ludes.

Beringsut turun dari kursi meja makan. Haruto mencari-cari letak kamar mandi, tanpa mengucapkan permisi, tangannya sudah lancang membuka semua pintu yang tertutup.

"Oh, ayolah kamar mandinya di mana?!" Kakinya menyilang menahan air kecil yang terus berdorongan.

Kepalanya celingukan. Sisa satu pintu yang tertutup membuatnya berlari menghampiri. Yakin ruangan itu adalah kamar mandi. Ketika terbuka, Haruto berbinar sekian detik karena tebakannya benar. Namun, ia melupakan untuk buang air kecil.

Brughh!!

Matanya disambut tali dengan simpul kuat yang menggantung di langit-langit kamar mandi.



Lenguhan panjang mengawali harinya. Paginya disapa dengan rasa pusing di kepala dan linu pada tulang. "Ugh, aku mabuk seberat ini?" Perlahan memindahkan tubuhnya untuk duduk di pinggiran kasur.

Aroma gurih dan pedas menembus pintu kamarnya, mengakibatkan perutnya bergemuruh lapar. Seingatnya tidak ada orang lain di rumahnya. "Si Bajingan?" Junkyu menggeleng, tidak masuk akal. Kabarnya, ayah angkatnya tersebut dikurung dalam jeruji besi.

"Hyunsuk? Asahi? Sangat tidak mungkin." Junkyu berdiri. Mendorong kakinya masuk ke sandal rumah. Kepalanya tak kunjung mengingat kejadian semalam.

Jalannya sedikit sempoyongan. Tangannya berpegangan pada ujung rak dan bufet terdekat. Keluar kamar dengan mengucek mata. "Siapa yang memasak?"

Kelopak matanya terbuka. Tampak seorang pria berkaus putih dengan apron hitam sedang sibuk di dapurnya. Junkyu mengucek matanya dan berkedip sebanyak ratusan kali.

Pria bermata elang itu meliriknya. "Tidak usah terkejut dengan idol yang memasak di rumahmu. Apa jimat yang membuatmu beruntung seperti ini?" Haruto melempar-lempar botol lada seperti melempar mic di atas stage. "Aku tahu aku tampan, jangan beri aku tatapan pukau itu."

"Tidak ada yang terpukau denganmu!" Junkyu melemparkan salah satu sandal rumahnya pada wajah Haruto. "Mengapa kau bisa masuk ke mari?! KAU SASAENG, YA?!" Junkyu menyahut sapu yang bersandar di samping meja pantry.

Hancur sudah momen kerennya karena lemparan sandal dan diusir menggunakan sapu. "Kau pikir aku kucing bisa diusir seperti ini?!"

"PERGILAH DARI RUMAHKU!"

"KAU YANG MENAHANKU, KIM JUNKYU!"

Jangan kaget jika nanti muncul polisi kiriman tetangga yang terganggu karena suara menggelegar mereka di pagi hari.

Di kala sang Tuan Rumah terdiam, Haruto menyahut sapu yang sedaritadi menusuk-nusuk wajah tampannya. "Tanpaku, kau akan bonyok." Haruto kembali menghadap kompor. "Duduklah, aku ingin bicara serius denganmu."

His Obsession {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang