Chapter 12-Birthdie

506 48 1
                                    

~Happy Reading~

Kondisi kelas sangat hening, hanya dipenuhi dengan suara dosennya yang tengah menjelaskan materi pada screen projector. Dalam kondisi kelas yang hening, ponselnya tiba-tiba saja mengeluarkan dering notifikasi. Maka tak heran suaranya akan terdengar kencang.

Sekali dua kali tak masalah. Namun ini, ponselnya tak mau berhenti mengeluarkan deringnya yang tentu membuat sekitarnya terasa terganggu.

"Jadi, setiap kali saya menerangkan, tolong aktifkan mode silent." Sindir dosennya. Pria itu mengunci tatapannya pada Junkyu yang kini kelabakan.

"Maaf, Pak." Junkyu menundukkan kepalanya untuk menarik benda pipih itu dari tas ranselnya. 

Sebelum mengaktifkan mode silent, matanya mendapati pesan spam dari orang yang sama. Junkyu berdecak. "Sepertinya kau tak punya kesibukan." Gumamnya sembari mengaktifkan mode bisu. 

Haruto terus mengirimnya pesan tak bermutu sejak pukul delapan pagi tadi. Junkyu mengabaikan semua pesan yang tak jauh-jauh menanyakan, 'apa yang sedang kau lakukan? Sedang kuliah? Sudah makan? Jangan lewatkan istirahat.'

"Tidak sekalian kau tanyakan kapan aku buang air besar." Ia mencoret-coret buku catatan materinya.

Seusai kelas, Junkyu memutuskan untuk merespon pesan spam Haruto yang sudah melebihi seratus pesan.

Haruto

Kau terlalu berisik|
You have blocked Haruto.

Sebelum memblokir kontak ini, Junkyu sempat melihat pesannya telah mendapat tanda bahwa Haruto telah membacanya.

"Bagus. Semoga kau sadar diri." Junkyu meletakkan ponselnya asal di atas meja. Melenguh panjang, setelah kelas, ia tidak bisa pulang ke apartemen secara langsung. Dirinya harus menemui ayahnya di perusahaan.


Sekarang, firasatnya tidak baik.



Kuping Hyunsuk sudah panas mendengarkan Asahi yang tidak ada hentinya membahas pertemuannya dengan Jaehyuk secara tak sengaja dan terus memamerkan cincin pemberian Bias-nya itu.

"Demi apa?! Aku seperti sedang dilamar olehnya." Asahi bergulung-gulung di atas karpet milik Junkyu. "Dia selalu menepati janjinya!"

Hyunsuk memutarkan bola matanya malas. Ia sudah mengisi dua puluh balon dengan udara, sementara Asahi, lima saja tidak sampai. Ia melemparkan balon-balon yang masih kempis ke arah mulut Asahi yang masih mengoceh.

"Pompa balonmu itu! Sebentar lagi Junkyu pulang." Peringatan Hyunsuk menimbulkan cebikan. Asahi mendudukkan tubuhnya kembali, memompa beberapa balon kempis yang tersisa.

Daripada menunggu Asahi yang tak kunjung usai, lebih baik ia mendekor ruang tamu ini dengan segera. Dua tangannya sibuk dengan peralatan dekorasi, bahkan memanfaatkan kakinya untuk menyeret kursi.

Suara bel menyita seluruh perhatian mereka. "Kuenya datang!" Asahi berseru, melemparkan balon dan berlari menuju pintu.

"Hyunsuk, kuenya sangat mengiurkan." Asahi cepat-cepat membawa kue tart tersebut ke dalam kulkas, takut cokelatnya akan meleleh. Saat hendak kembali memompa balon, ia tertarik oleh toples cookies yang terdapat stiker wajah Jaehyuk.

Diam-diam, Asahi mendekatinya. Melihat stiker tersebut secara seksama. Toples cookies ini pasti dari Jaehyuk dalam rangka merayakan ulang tahun lelaki itu. Selama ini tidak ada kabar sama sekali tentang Jaehyuk yang membagikan makanan di hari ulang tahunnya.

His Obsession {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang