Chapter 5-D-Day

563 58 4
                                    

~Happy Reading~

D-day. Empat jam lagi, konser akan dimulai. Namun, nasib sial menyapa Haruto dan Jeongwoo. Di pagi-pagi buta ini, keduanya disambut oleh sebuah artikel yang mengabarkan bahwa Haruto sedang dating.

Sebenarnya, Haruto tak kesah dengan semua berita yang berusaha memojokkannya. Akan tetapi, berita dating ini berhasil membuat Haruto naik pitam. 'Gay.' Satu kata yang Haruto benci. Sayangnya, cap tersebut menempel pada dirinya.

Haruto tertawa kecut, membuang tabletnya ke atas pahanya. "Sialan."

Karena artikel itu-euh, juga-karena sasaeng itu, ia dituding memaksa Jeongwoo untuk berkencan dengannya. Dilihat pada bukti foto lelaki dengan hoddie abu yang memberontak di bawahnya.

Manager yang duduk di kursi samping kemudi itu, melayangkan tatapan ganas. "Coba jelaskan padaku, apa yang sudah kalian berdua lakukan?"

Artikel ini menimbulkan pro dan kontra dari netizen. Kolom komentar dihiasi beragam reaksi, ada yang netral, ada yang benci dan ada yang mendukung. Hati Jeongwoo tercubit membaca kolom komentar yang hampir 90 persen isinya adalah hujatan untuk Haruto. Sedangkan dirinya mendapatkan banyak respon positif.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan kemarin?" Pertanyaan Jeongwoo menghadirkan manager menaruh atensi kepada dua lelaki yang duduk di kursi penumpang.

"Itu bukan kau, Jeongwoo?!"

Jeongwoo menggeleng. "Hoddie ini memang mirip dengan milikku...." Jeongwoo memperbesar gambar, memastikan bahwa hoddie abu itu mirip dengan miliknya. "...tapi bukan aku. Semua ini hanya cocoklogi."

"Haruto, mengaku lah. Kejadian ini di pukul berapa?" Pria berkacamata selaku manager mereka mulai mendesak.

"Aku tidak ingat pukul berapa, tapi yang pasti menjelang malam."

"Menjelang malam ..., aku keluar di pukul empat sore dan berbelanja bersama penata riasku. Kami pulang pukul delapan."

Di dalam mobil ini, Haruto seketika menjadi pusat perhatian dari dua laki-laki di depan dan sampingnya. "Siapa orang dengan hoddie abu ini?"

Haruto bungkam. Memberikan kesempatan bagi kepalanya agar dapat berpikir secara jernih. Satu menit berdiam diri sampai si Manager gemas. "Haru-"

"Liviate diminta untuk segera turun. Jadwal berubah, hari ini tidak ada fanservice untuk fans yang sedang menunggu. Keadaan tidak memadai karena skandal." Supir Van ini menyalurkan perintah dari atasan. Van dihentikan di tempat khusus yang mampu mengantarkan para artisnya masuk ke jalurnya sendiri.

Haruto mendapati Jeongwoo yang berjalan lebih berjarak darinya. Semua orang yang tak sengaja berpapasan dengan mereka, menaruh atensi selama beberapa detik. Berbisik atau bahkan tertawa.

Suasana hatinya sudah tidak baik, ditambah keadaan yang tidak mau berkompromi. Haruto mengepalkan tangannya, siap untuk menghantam semua mulut yang menertawainya.

Jihoon yang berjalan di belakang langsung menyadarinya. Menangkup satu kepalan tangan rekannya sebelum terjadi masalah yang lebih besar.

"Cukup." Jihoon berbisik memperingatkan.



Satu jam sebelum manggung, mereka berdua kena amuk sebagai pemanasan. Keduanya terhubung dengan sang Atasan lewat panggilan video.

"Haruto, Jeongwoo. Tidak ada yang melarang kalian berkencan. Tapi, sadarlah kalau kalian itu public figure."

"Tapi-"

"Haruto! Kondisi publik sangat panas karena ulahmu. Namamu sudah jelek, bodoh! Kau mau kehilangan posisimu sebagai idol, huh?!"

"Kau di sini yang paling parah. Memaksa Jeongwoo?"

His Obsession {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang