Chapter 13-Chandelier

471 40 4
                                    

~Happy Reading~

"Hati-hati!" Serunya kepada Hyunsuk yang tengah menyeret Asahi yang dalam keadaan mabuk.

Usai memastikan keduanya benar-benar turun ke lantai dasar, Junkyu menutup pintu unit apartemennya. Suasana aneh yang sering terjadi pada semua orang adalah ketika rumahmu kembali sepi setelah keramaian yang dibawa oleh temanmu.

Junkyu mendesah pelan sembari menjatuhkan diri ke atas sofa. Tangannya meraba-raba samping kiri untuk menggapai ponselnya yang tergeletak. Hampir seharian ini ia tak berkutat dengan ponsel.

Semua notifikasinya menumpuk. Junkyu tertuju pada nomor asing yang mengirimnya pesan dengan typing yang manis. Junkyu masuk ke ruang obrolan untuk membaca pesan selengkapnya. Reflek menjerit singkat bersamaan dengan melayang nya benda pipih itu.

"J-jeongwoo?!" Junkyu menampar pipinya, meskipun rasa panas menjalar, masih tidak ada rasa percaya dengan keajaiban ini. "Ini tidak benar...." Membenamkan wajah ke bantal sofa.

Setengah kepalanya menyembul dari bantal, mengintip ponselnya yang masih menampilkan chat dari Jeongwoo yang belum mendapatkan balasan darinya. "Ini bukan mimpi."

Junkyu beringsut turun. Dengan tangan gemetar, ia meraihnya. Ibu jarinya perlahan mulai mengetik di layar yang memunculkan papan alfabet.

Dirinya telah memberi putusan pada saran dari Asahi yang mabuk untuk menghancurkan perjodohan yang menyiksanya. Kepalanya telah memikirkan strategi untuk melawan pria tua itu.

Baiklah! Ingin bertemu besok?|



Pagi ini, dirinya bebas dari jadwal. Maka dari itu, ia berani membuat pertemuan dengan Junkyu. Di tempat yang tak terlalu mewah, hanya sebuah cafe yang sering didatangi oleh para pelajar.

Jeongwoo mengeluarkan satu novel dari tasnya. Dibaca halaman per halaman sembari menunggu mantan pacar rekannya itu.

Pakaiannya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyembunyikan identitasnya, tapi beberapa orang di sekitarnya berbisik menyadari. Jeongwoo menarik ujung topinya, dia membalik halaman selanjutnya dan terdengar salah satu musik grupnya yang diputar.

Jeongwoo mengedarkan pandangannya. Namun, perhatiannya malah jatuh pada lampu gantung yang bergerak aneh tanpa adanya rangsangan. Sontak Jeongwoo membuang pandangan. Napasnya memburu, jantung berdegup kencang dan keringat dingin sebesar biji jagung. Semenjak melihat lampu gantung yang bergerak aneh, kondisi Jeongwoo hampir menyamai orang yang menjalani lari maraton.

Secara otomatis Jeongwoo menjerit dan meremat kedua kupingnya ketika lampu tersebut jatuh secara nyaring.

Memaksa tubuhnya yang gemetar untuk pergi ke toilet sebelum orang-orang sadar dengan reaksi ketakutan yang berlebihan terhadap jatuhnya lampu gantung.

Jeongwoo berdiri di depan wastafel, menyalakan kran air, membasuh wajahnya agar syoknya tak terlalu kentara di mata Junkyu.

Rasa seakan terhimpit pada dadanya berangsur-angsur pulih. Jeongwoo menepuknya pelan. "Kau bisa mengatasi ini."

Jeongwoo melangkah keluar seperti tak terjadi apa-apa. Manik serigalanya menangkap seorang gadis yang dikenalinya tampak celingukan mencari sesuatu.

Jeongwoo merapikan pakaiannya dan menghela napas. Rautnya berubah ceria dalam sekian detik. "Hai, Junkyu!"

Yang disapa langsung menoleh ke belakang. Junkyu tersenyum bersamaan dengan bungkukan tubuh. Dia mengikuti Jeongwoo yang berjalan ke salah satu meja.

His Obsession {HaruKyu}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang