2. Somethings behind 🔞

1.4K 116 3
                                    


WARNING!
A Bit Expilicit Content!


Joanna baru selesai membersihkan diri dan melilitkan handuk di tubuh polosnya. Rambut panjangnya Ia gulung, menyisakan helai rambut di sisi wajah. Ponsel di atas meja di samping kasurnya terus bergetar.

Ia menerima sambungan telpon itu.

"Hey, aku di depan," suaranya berat. Suara yang sangat Joanna sukai.

"Wait, aku baru selesai mandi, aku pake.."

"You better keep your clothes off," suara itu memotong kalimat Joanna.

Joanna tersenyum, Ia terkekeh pelan.

Ia mematikan sambungan telpon, lantas bergegas menuju pintu apartemennya.

Jevano berdiri di depan pintu, laki-laki itu masih mengenakan pakaian yang sama. Hanya saja Ia membuka jasnya,  menyisakan kaus turtle neck yang melekat sempurna di tubuh atletisnya.

Seksi.

"Hey,... " Joanna menyapa.

"Sssttt," Jevano menggelengkan kepalanya, meminta Joanna untuk tak bicara.

Jevano langsung mendekatkan dirinya pada Joanna, tangannya menarik tengkuk Joanna mendekat, dan meraup bibir ranumnya.

Satu hal yang Joanna sadari, napas laki-laki itu bau alkohol.

Erangan terdengar dari bibir Joanna.

Jevano melangkah masuk apartemen, pintu itu tertutup sendirinya. Pagutan mereka tak lepas hingga Jevano membawa Joanna ke ranjang kamar.

Melepas satu persatu pakaiannya sendiri, kini Jevano melepaskan handuk yang melilit tubuh Joanna.

Bergumul dibalik selimut, kegiatan melelahkan mereka selesai.

Joanna kini tidur membelakangi Jevano, sementara Jevano memeluknya dari belakang. Punggung kecil nya melekat dengan dada bidang Jevano.

"Thanks, Mara," bisik Jevano sebelum Ia mengecup bahu polos Joanna dan terlelap tidur.

Joanna mendengus, Ia tersenyum masam.

-----

"Pak Je, denger-denger dari anak produksi, mereka lagi trial bikin produk baru," Jemian yang tengah asyik dengan laptopnya kini memusatkan atensi pada satu-satunya laki-laki di tim Campaign selain dirinya.

"Oya?" sahut Jemian seadanya.

"Iya, Pak."

"Produknya tuh kayak di drakor-drakor gitu katanya, kayak pelembab muka tapi stick gitu," Laras menambahkan informasi dari Ian.

"Ohh, tau. Emang belum pernah liat produknya sih di Indo," Putri, anak tim Jemian yang paling up to date perihal Korea terlihat semangat.

"belum ada kabar sih, tapi boleh mulai cari ide buat bahan campaign, tapi, ada tapinya lagi nih," Jemian menjeda kalimatnya, membiarkan anak timnya menunggu.

"Saya mau liat laporan bulan ini, Mana Fit?"

Fitri yang sedari tadi fokus pada laptopnya kini menyengir lebar.

"Bentar lagi pak, sumpah dikit lagi," Fitri menyatukan kedua tangannya, seakan memohon.

Jemian menghembuskan napasnya keras, semacam memperingati. Lantas membiarkan Fitri kembali pada tugasnya.

"Put, saya minta tolong cariin produk korea yang serupa sama calon produk kita ya, saya mau liat-liat. Saya keluar beli kopi dulu, Kalian mau apa aja?"

Senyum lebar mengembang pada tim Jemian. Meski kadang menakutkan, Jemian ini tetap idaman para tim lain yang berharap memiliki ketua Tim seperti Jemian.

Got A Type [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang