Jevano menegak minuman merah itu dalam sekali tegukan. Sementara Mark tengah meracik minuman di balik meja bar, mereka berhadapan.
Mark memberikan servis spesial untuk temannya itu.
Kasihanilah laki-laki patah hati yang hilang arah itu.
"Cari cewek lain aja Jev, gak usah Amara terus,"
"Taik! gue tau lo ngincer dia juga ya!"
"Well, kalo gue jadi lo sih gak bakal ngelakuin hal tolol yang lo lakuin ya," Mark tertawa mengejek.
Jevano hanya mendengus, terima saja dengan ejekan itu.
"Lagian lu bisa ama Joanna juga kan? kalo nggak juga, banyak cewek yang mau sama lo,"
"tapi gue cuma mau Amara," Jevano menekan suaranya penuh yakin.
"Terserah lo deh, gue tinggal kesana dulu ya," Mark berpamitan sambil menunjuk sudut lain ruangan.
Jevano hanya mengangguk, Ia kembali menegak minumannya. Tanpa henti.
Cukup lama Jevano terus menerus menegak minumannya, kepalanya terasa berat. Napasnya terasa pendek, Jevano mulai batuk-batuk. Entah kenapa Ia mulai berkeringat.
Bunyi debum keras di ikuti teriakan khas wanita menjadi hal terakhir yang Ia ingat, karena sekarang Ia tergeletak di atas lantai dan berusaha untuk terus bisa bernapas.
Apa dia akan mati?
-
Suara itu tentu menjadi pusat atensi seluruh orang disana, Mark berjalan cepat menuju sumber gaduh, Ia tentu harus mengecek kerusuhan di Bar miliknya. Perasaan tak enak mulai menyelimutinya kala kerumunan itu berada di dekat tempat Jevano sebelumnya duduk.
Benar, Itu Jevano.
Mark panik setengah mati melihat temannya yang kesulitan bernapas, Ia bisa melihat kulit putih Jevano mulai pucat membiru, salah satu pegawainya telah memanggil Ambulance, tinggal menunggu dan berdoa agar Jevano masih bisa bertahan.
"Aduh anjing! Jangan mati Jev!" Mark menggenggam tangan temannya itu.
Tak lama ambulance datang dan memberikan oksigen pada Jevano.
Mark menekan tombol telpon di ponselnya.
"Mara, sorry banget gue nggak tau harus nelpon ke siapa seharusnya, tapi Jevano lagi di bawa ke RS Jakarta, gagal napas overdosis alkohol," Mark berbicara cepat begitu telponnya diangkat.
"Halo?" sambungan telponnya diputus oleh Mara.
"Duh! anjing!" Mark mengumpat. Sambil mengikuti langkah petugas kesehatan menuju ambulance, Mark berusaha menelpon Joanna.
"Halo? halo? Joanna?"
"Iya,halo? kenapa Kak?"
"Jevano di bawa ke RS Jakarta, gagal napas overdosis alkohol,"
"ANJING!" Mark murka. Joanna juga mematikan sambungan telponnya.
Dosa banget hidup lo Jev!
Mark mengulum senyum saat dua petugas yang mengobati Jevano di dalam ambulance mantapnya.
Tak lama, mereka sampai, Petugas bergerak cepat membawa Jevano yang lemas tak sadarkan diri.
Sementara Mark diarahkan petugas lain menuju meja administrasi. Matanya menangkap Amara dan juga seseorang -yang belum lama Ia tahu bennama Jemian- tengah berdiri di sekitar meja administrasi.
"Mana?" Amara terlihat panik.
"Itu," Mark menunjuk arah dimana Jevano dibawa oleh dua petugas untuk ditempatkan di salah satu bilik UGD.
KAMU SEDANG MEMBACA
Got A Type [END]
FanfictionSemua obrolan penuh penilaian dari masyarakat yang mendadak paling bijak itu bukan tanpa alasan. Aktris sekaligus penyanyi kesayangan Indonesia -Joanna Adline- terlibat skandal dengan jevano, Fotografer ternama yang digandrungi banyak wanita karena...