17. Uncontrollably Things

519 88 9
                                    

Amara selalu dinilai sebagai perempuan independen dengan prinsip yang kuat. Ia juga mengira dirinya begitu. 

Namun permasalahan yang menurutnya receh -tentang cinta- membuat dirinya bahkan tak mengenali dirinya sendiri.

Sekeras apapun Amara menggunakan logika, Ia mengetahui hatinya masih terpaut. Hampir 5 tahun Ia terbiasa dengan Jevano. Ia pikir setidaknya Ia bisa memberikan kesempatan kedua untuk laki-laki itu. Nyatanya hatinya yang lain pun menolak. 

Ini tidak semudah membuang semua yang sudah menyakitinya. Ikatan dirinya dengan Jevano, ikatan emosional dirinya dengan Joanna memperumit jalan pikirannya. Hubungan antar manusia memang terkadang sulit jika hati terlibat.

Mara menyesap wine-nya sedikit. Sarapan dengan alkohol di saat seperti ini tidak terlalu buruk.

"Aku kemarin nganterin Mbak aku ke dokter kandungan, terus ketemu Kak Joanna. Dokternya sama kayak dokter Mbak aku, Kak."

Entah berapa kali Amara menghela napasnya berat. Pengakuan Sella sepulang kerja kemarin menjadi topik yang tak bisa dihilangkan dari kepalanya. Bak radio rusak, otaknya terus memutar kalimat Sella.

Ia berusaha memperbaiki semuanya, satu persatu. Berusaha mengembalikan hal pada tempat semula, dan seakan yang terjadi hanya batu sandungan kecil.

Niatnya jika Ia beres mengenai hatinya dan Jevano, Ia akan perlahan menemui Joanna. Ia menyayangi Joanna bagai seorang saudara, yang akan tetap terikat meski saling melukai.

Pertemuan singkatnya terakhir kali bersama Joanna saat Jevano masuk rumah sakit tidak dikatakan baik.

Setelahnya, Amara tak tahu lagi bagaimana kabar gadis itu.

Amara mengambil ponselnya yang tergeletak di meja ruang tengah.
Ia sedari tadi memang ditemani oleh televisi, entah menayangkan apa, telinganya hanya berisi kalimat Sella tentang Joanna yang menemui dokter kandungan.

Menekan layar beberapa kali, Amara mendekatkan layar ponsel ke telinganya.

"Joanna? Bisa ketemu di Mei Mooncake?"

-----

Mei Mooncake adalah toko kue yang juga menyajikan kopi-kopi berbagai macam rasa. Uniknya adalah interior toko yang didominasi kayu dan memberikan nuansa menenangkan.

Meskipun namanya Mooncake, Kue yang di tawarkan bukan hanya 'Mooncake' itu sendiri namun juga kue-kue khas Indonesia ataupun kue-kue kekinian.

Hal terpenting adalah, toko ini memiliki ruang privat yang sangat aman untuk para publik figure gunakan. Amara sendiri memiliki kerjasama dengan toko ini sebagai pemasok pastry tiap ada acara kantor atau acara lain.

Joanna hapal betul itu, Amara sangat menyukai Cheesecake disini, bahkan setahu Joanna, Amara berhubungan baik dengan pemiliknya.

Meilani namanya. Kenalan Amara, juga orang yang langsung melayani mereka sekarang.

"Dinikmati," Mei meninggalkan ruangan tertutup itu. Menyisakan Joanna dan Amara yang duduk berhadapan.

Amara menyesap Lattenya. Lalu menaruh cangkirnya kembali.

Ia memperhatikan menu yang dipesan Joanna. Pillow cake dengan siraman saus cokelat dan secangkir teh chamomile.

"Jadi, apa kabar?" Joanna memulai percakapan. Ia mencoba melumerkan ketegangan.

"Teh chamomile katanya baik untuk ibu hamil yang kesulitan tidur," Amara bicara tepat pada mata Joanna.

Tanpa Amara ketahui, Joanna meremas gaunnya sendiri di balik meja.

Got A Type [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang