11. Being Friend

600 104 0
                                    

Keputusan singkat Amara untuk mengajak Jemian berteman diambil Amara karena Ia benar-benar 'Friendless' dan Jemian hadir bagaikan Pangeran bermobil minibus menyelamatkannya dari kesendirian dadakan.

Amara bersyukur, setidaknya ada teman untuk sekedar Ia ajak makan bersama, tapi Amara tidak mengetahui bahwa Jemian dalam 'mode berteman' akan seaneh ini.

Seperhitungan Amara, pekan ini adalah pekan keempat Jemian dan Amara berteman. Pekan pertama laki-laki itu masih terpeleset antara memanggil dirinya Ibu atau Mara. Pekan kedua Ia mulai dengan santai memanggil Mara dan pekan ketiga, Jemian mulai mengirimkan tautan yang katanya konten lucu tapi bahkan Mara tidak mengerti letak lucunya.

"Weekend mau ikut mantai nggak?" Pekan ini Jemian mengjaknya jalan. 

Amara tahu Jemian tampak ragu namun berusaha nekat. Menurut Amara mimik wajah Jemian itu terbaca.

"Ada acara apa?" Weekend ini kosong.  Jadi gak ada salahnya meladeni ajakan Jemian.

"Jalan aja sih. Saya suka solo trip aja sambil foto-foto, kali aja kamu mau ikut buat refreshing."

"Berdua?"

"Masalah?" Jemian kali ini tampak santai.

"Nggak sih, saya emang butuh refreshing. Pantai mana by the way?"

"Pulau Merak kecil, tapi rencananya saya mau naik umum, kamu keberatan nggak? Kalau mau mobilan, kita mobilan aja."

Amara tampak menimang. Ia sudah sangat lama tidak bergumul dengan manusia lain di angkutan umum. Terakhir kali mungkin kuliah.

"Kayaknya bakal seru kalau naik umum," gumam Amara.

"Saya jamin! bakal seru. Urusan akomodasi udah saya urus, besok saya jemput, kita nggak akan nginap kok, jadi bajunya..."

"Hai Kak! Boleh ganggu?"

Antusiasme Jemian tentang rencana perjalanannya terhenti. Baik Jemian maupun Amara menengok ke arah sumber suara. Dua orang gadis SMA yang bahkan masih mengenakan seragam SMA menghampiri mereka.

Hari ini Jemian memang menemani Amara berkunjung ke salah satu outlet mereka di Jakarta Mall. Mereka berjalan beriringan untuk kembali ke kantor setelah selesai dengan urusan mereka.

Dua gadis itu tampak tersenyum lebar dengan mata berbinar menatap Jemian. Sementara yang ditatap tampak bingung. Amara sih sudah paham.

"Kak Jemian, boleh minta foto nggak? aku ngefans sama Kakak," dua gadis itu tampak berbinar menunjukan ponsel mereka.

Amara tertawa pelan. Ini adalah satu hal yang agak dipermasalahkan Jemian. Dalam satu malam, followers instagram-nya menjadi ribuan dan masih terus bertambah sampai sekarang.

Ia juga beberapa kali dihubungi stasiun televisi untuk wawancara ekskulisif. Jemian tak menyangka bahwa exposure-nya akan sebesar ini hanya karena menggandeng Amara ke acara Gala Premiere.

Wajah tampannya lumayan menarik perhatian publik apalagi remaja tanggung seperti dua gadis dihadapannya ini.

"Mau saya fotoin?" Amara seakan mendukung dua gadis di hadapannya.

Salah satu gadis menggeleng cepat. "Nggak Kak, Jangan. Kita juga mau foto sama Kakak,"

Siang itu berakhir dengan Jemian yang memegang ponsel paling depan untuk melakukan selfie.

-----

Suara bel mempercepat Amara untuk menyelesaikan dandanan tipisnya.

"Sebentar Je," sahutnya agak keras bermaksud agar Jemian mendengar.

Got A Type [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang