III."Berkelahi"

81 9 0
                                    

Setibanya di rumah Jeren dia langsung melepaskan helm nya dan terbengong melihat keadaan rumah Jeren.

"Anjing gua di istana apa dimana ini?"

Itu yang dipikirkan Daniel saat ini.Ia turun dan membantu Jeren turun juga dari motornya.
Daniel Melepaskan helm yang dipakai Jeren dan merapikan kembali rambut Jeren yang berserakan karena helm.

"Dah rapi"

"Eum..terima kasih"

"Wajah lu merah,sakit?"tanya Daniel khawatir Ia langsung menempelkan telapak tangannya ke dahi Jeren.

"Engga,aku ga sakit"

"Hee begitu ya..mau kutemani masuk?"

"Engga perlu kau pulanglah"

"Iya iya aku pulang nih,ntar kalau ada sesuatu panggil aja aku"ucap Daniel.

Ia langsung naik ke atas motornya dan menyalakan mesin motornya,sebelum pergi Jeren sempat memanggilnya.

"Daniel"

"Ya kenapa?"

"Tidak,tidak jadi"

Daniel bingung karena dia orang yang kepoan dia langsung mematikan mesin motornya lalu melihat ke arah jeren.
"Ada apa?kalau ada sesuatu dikasih tau"

"Daniel kau.."
"Aku kenapa?"

Karena gugup Jeren Menelan ludahnya sendiri sambil memilin baju sekolah yang dia kenakan dengan beranikan diri mengucapkan.



"Daniel kau suka padaku ya?"

....

Daniel pulang dengan keadaan lemas,kedua temannya melihat keadaan Daniel yang seperti orang gila saat ini.
Langsung saja Stefanus berjalan kearah Daniel lalu menepuk pundaknya.

"Lu habis coli dimana?kok lemas begitu"

Daniel yang kesal dengan perkataan Stefanus langsung saja melempar helm nya ke sembarang tempat.

"Argrhhhg!!!sial sial sial gw harus apa"teriak Daniel frustasi

Lerry yang terkejut karena teriakan Daniel langsung saja lari mengambil air dingin dari kulkas dan memberi nya ke Daniel.

"Minum dulu bro setelah itu kita bicarakan"

Daniel segera meminum air dingin pemberian Lerry dan duduk di atas sofa memegang pucuk batang hidungnya dengan jari.

"Gw harus apa,tadi dia bilang begitu gw harus apa"

"Emang siapa?"sambung Lerry

"Jeren,siswa yang gw tolong waktu dia nabrak siswi waktu itu"

"Emang dia bilang apa?lu kalau ngomong jangan nanggung nanggung Napa"seru Stefanus

"Jadi gini..."

Daniel menjelaskan semuanya.setelah menjelaskan tiba tiba saja Stefanus memukul kepala nya

"Yaiyalah bego dia bilang kayak gitu lu nya aja kasih harapan palsu tu anak"kata Stefanus menyadarkan teman nya

"Kok jadi gw yang salah,gw ga beri dia harapan palsu tapi gw hanya membantu kan ga salah"

"Ya kan tapi..hmph"
Sebelum berbicara Lerry langsung saja membungkam mulut Stefanus.
"Diam dulu nafas lu bau jengkol,Daniel kenapa ga lu pacarin aja"

"Hah!masa gw pacaran sama lelaki buta?"

"Ya kan ga masalah toh lu juga suka kan ke dia"

"Ga ga,gw juga engga gay gw masih suka wanita dah ah gw mandi dulu"
Daniel langsung bangkit dari sofa menuju ke arah kamar mandi.

Stefanus yang dibungkam pun melepaskan tangan Lerry dari mulutnya.
"Lu tau dari mana Daniel suka sama si buta?"

"Lu temannya atau bukan?lu ga ngerasa apa tu anak ngantarin Jeren pulang ke rumah nya,gendong dia sampai ke kelasnya,nolong dia padahal dia aja ga tau siapa yang dia tolong,nawarin bantuan,buat apa kalau bukan adanya rasa"perjelas Lerry dengan wajah datar nya.

"Iya juga..bentar lu kok tau semua nya lu nge stalk..hmphh"

Sekali lagi mulut Stefanus dibungkam oleh Lerry.
"Kepo lu monyed"

....

Beberapa hari pun tiba,di pagi hari rutinitas anak siswa siswi yang seperti biasanya dilakukan yaitu bersekolah.

Dengan malas Daniel berjalan menuju lapangan olahraga,Yap hari ini mereka ada pelajaran olahraga anak anak disuruh keluar lapangan tetapi secara tidak sengaja nya kelas 12 dan 11 dikelompokkan untuk bermain voli.

Dari berbagai banyak kelas tapi kenapa harus dikelompokkan dengan 12 A,pikir Daniel begitu.
Apalagi di kelas 12A ada murid yang bernama Jeren.Karena masalah 3 hari yang lalu entah kenapa saat ini Daniel sedang tidak ingin bertemu Jeren.

Dan disini lah Daniel sekarang sialnya dia berhadapan dengan Jeren.

Kok bisa?

Biar gw ceritakan ye,tadi Daniel disuruh untuk mengambil bola voli di ruangan,saat kembali ke lapangan langsung saja dengan tidak sengajaan berhadapan dengan Jeren.

"Gw lewati aja ye kan dia ga bisa lihat gw disini"pikir Daniel begitu.
Dia berencana untuk berpura pura tidak melihat Jeren saat ingin pergi tiba tiba saja...

"Daniel?itu kau?"

"Monyed monyed monyed"kejut Daniel yang namanya dipanggil oleh Jeren.

"Daniel?"

"Ah Jeren sebentar ya gw lagi sibuk"

Daniel begitu saja pergi meninggalkan Jeren.

Beberapa jam kemudian jam olahraga selesai.Daniel pun pergi untuk membeli minum,dia kehausan karena pertandingan tadi.
Saat dia ingin minum tiba tiba ada siswa yang menabraknya dari belakang,dan naas air minum yang dia beli tumpah ke atas wajahnya.

"WOI BANGSAT!KALAU JALAN LIHAT PAKAI MATA"teriak Daniel ke siswa yang tadi menabraknya

"Apa?lu yang salah Napa teriak ke gw,lu sendiri Napa minum ditengah jalan"jawab nya

"Ha?gila lu nyalahin gw?mau nyari mati lu?"sambung Daniel yang mencengkram kera baju siswa itu

"Maaf gw yang bernama varo ga pernah gila"

Dia yang berkata begitu jujur membuat emosi Daniel semakin menjadi jadi,langsung saja Daniel memukul pipi kanan varo dengan kuat.

BUGHH!!

"GANTI MINUM GW KALAU GA MATI LU DISINI"

Varo yang tidak terima langsung bangkit dan memukul kembali pipi Daniel.
Kejadian itu tentu saja membuat seluruh murid datang melihat mereka.
Tidak ada berani yang melerai karena yang berkelahi adalah Daniel bisa saja yang melerai kena pukul juga oleh nya.

Daniel dan varo tetap tidak berhenti untuk memukul satu sama lain,Daniel tetap bertumpu pada otot lengannya untuk memukul dada dan wajah varo.

Begitu juga varo wajahnya sudah bercucuran darah saat ini.
Saat Daniel mengangkat sikunya untuk memukul kepala varo tiba tiba saja ada seseorang yang memegang lengannya.

Tangannya halus tidak bertenaga saat memegang lengannya.
dengan kesal dihentikan,Daniel pun melihat ke arah si pelaku.

Bukannya memukul Daniel malah terdiam seakan akan amarah yang sudah di ubun ubun mereda seketika saat melihat orang ini.

"Daniel sudah...ku mohon hentikan"










......
























Life with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang