XVII.Menghabiskan malam

33 2 3
                                    

.
.
.

Malam hari pun tiba...

Daniel,fanus,Lerry dan juga Jeren berada di dalam kosan.
Fanus memainkan gitar nya dengan lerry yang menyanyikan lirik lagu dari ponsel nya sesuai dengan iringan gitar fanus.

Sementara Daniel sedang romantis romantisan dengan Jeren di teras kosan.

"Jeren,tinta tinta apa yang permanen"

"Spidol?"

"No no salah"

"Tinta printer?"

"Tetap salah"

"Jadi apaan?aku cuman tau itu doang"

"Tinta yang permanen itu tintaku pada muuuu"
Ucapnya sambil membuat gaya love di jari telunjuk dan jempol nya.

Jeren yang mendengar itu hanya diam tak bergeming,menggaruk kulitnya yang gatal akibat nyamuk.

"Garing Dan"

Daniel otomatis terdiam dan memasang muka merengut nya,dia menempelkan badannya ke badan Jeren,memeluknya erat dan menduselkan kepala nya ke dada milik Jeren.

"Padhal gw lagi berusaha buat lu tersipu jer"

"Daripada tersipu Aku malah lebih malu sendiri dengarnya"

Daniel semakin merengut kan wajahnya dan lebih menduselkan kepalanya di dada milik pacar nya itu.

"Jahad bener omongannya"

"Tapi kan itu emang kenyataan nya Daniel"

"Iya dah iya"

Beberapa menit kemudian fanus keluar dari dalam kos diikuti Lerry dibelakangnya mereka duduk bersama di luar itu dan bercerita cerita hal hal Random.

"Daniel,lu tau vano kan?"

"Tau,kenapa?"

"Serius itu anak bikin geram doang,gw hampir aja berkelahi karena tu biadab"

"Emang kenapa?bikin masalah lagi kah?"

"Yoi,tadi dia ngedeketin lerry terus buat kata kata yang buat gw geram,sekali itu juga dia kepo tentang lu sama Jeren,suruh ngejauhin Jeren lagi"kata fanus yang berterus terang di hadapan Daniel.

"Wah parah si itu,Napa kagak lu bogem aja tuh wajahnya,gw kalau lihat wajahnya pengen bener gw kasih kotoran kuda"

Mendengar tuturan kata dari Daniel,jeren memukul bahu Daniel dengan keras.

"Daniell,kau sudah berjanji kan padaku tidak melakukan hal yang kayak gituan"

"Eh iya haha lupa"

Fanus menatap mereka berdua dengan tatapan membingungkan,menepuk pundak Daniel sambil berkata.

"Emang lu punya janji apaan bre?"

"Kepo lu nyed"

"Yee tinggal bilang,celit bener lu jadi human"

"Gw udah janji engga bertengkar lagi di sekolah,terus nyari masalah sama orang lain,intinya gw harus sabar dah,gitu kan babe?"
tanyanya kepada Jeren sembari merangkul nya untuk mendekat ke arah Daniel dan mendapat anggukan dari Jeren.

"Baru jadian udah langsung babe babe babi aja lu dan"

"Suka suka gw iri bilang "

"Kagaklah,gw mah juga ada Lerry,gw juga udah janji sama dia kagak boleh kebawa emosi terus engga boleh masuk bk lagi,ya kan ler"

Lerry pun menyahut
"Kalau udah tau enggak perlu ditanya lagi sama gw,kayak anak kecil lu"

"Jahad bener lu ler sama gw"

"2 hari lagi ada kegiatan wisata rekreasi dari sekolah,lu pada ikutan ga"tanya Daniel kepada kedua temannya

"Ya ikutlah,bosan gua disini,kagak ada kegiatan"sambung fanus

"Gua ikut fanus"sambung Lerry lagi

Jeren yang mendengar percakapan mereka tiba tiba saja menggegam tangan Daniel,Daniel yang mengetahui itu menatap ke arah Jeren dan mengelus tangannya yang menggeggam tangan sang dominan.

"Kenapa,huum?"

Jeren tampak tidak yakin untuk mengatakan nya dia tetap diam sembari merasakan elusan jari jari tangan Daniel.

"Hey kenapa?apa ada sesuatu yang lu pikirin?"

Genggaman itu semakin erat Ia berdiam sejenak beberapa detik sebelum mengatakan.

"Aku ingin ikut,tapi itu pasti menyusahkan jika orang seperti ku ikut dengan mu"katanya sambil menundukkan kepalanya.

"Apa maksudmu?"

"Setiap kali ada kegiatan rekreasi aku tidak pernah ikut,itu karena aku tidak bisa melihat apapun itu sama aja tidak berarti bagi ku"

Dia berhenti sebentar sebelum berbicara lagi.

"Jika aku ikut dengan mu itu pasti menyusahkan untuk mengurusku,itu merepotkan"

Mendengar itu sama saja membuat hati si Daniel remuk,dia tidak bisa melihat jika sang kekasih merendahkan dirinya karena ketidak sempurnaannya.

"Itu tidak benar,hentikan berpikiran seperti itu,walaupun lu ga dapat ngelihat tapi lu bisa ngerasain,lu bisa ngerasain angin sepoi nya,udara nya,ada gua yang bakal nyeritain apa yang gua lihat ke lu,jadi jangan khawatir"

Ucap Daniel sambil mengelus rambut belakang Jeren dan tersenyum menandakan itu tidak masalah tidak ada yang perlu di khawatirkan.

"Tapi itu merepotkan"

"Lebih merepotkan lagi jika lu jauh dari gua,rasanya gua pasti berpikir kemana mana jika lu ga ada disamping gua"

Jeren tersenyum mengeratkan genggaman nya,telinganya sedikit mengeluarkan semburan merah,menunduk malu mendengar tuturan kata dari daniel.

"Lagipula bagaimana seseorang seindah dan semenawan dirimu bisa merepotkan seorang Daniel huh?"

"Su-sudah cukup Daniel,aku akan pergi dengan mu"

Kedua temannya yang dari tadi duduk nganggur sambil lihatin kemesraan mereka berdua hanya berdiam saja.

Lerry yang meminum segelas coklat panasnya dan fanus yang menatap kedua temannya itu dengan mengekpresikan wajah irinya ingin sekali melempar gitar nya ke wajah Daniel.

"Ler lihat itu,darimana dia belajar kata kata seperti itu,sama kita aja mulutnya ember penuh dengan kata kata jorok"

"Dia benar benar berubah"

Walaupun seperti berbisik tapi suara fanus dan Lerry masih bisa didengar Daniel,pertama dia bisa menentralkan emosinya karena masih mesraan dengan Jeren.

"Bukan berubah ler,kayaknya itu bukan dia,Daniel yang sebenarnya mungkin aja udah m..."

BAMMM!

Meja yang ada di sisi kanan Daniel langsung dia pukul disebabkan perkataan fanus barusan,sebelum melanjutkan kata katanya Daniel sudah tau apa yang akan dia katakan selanjutnya.

"Ini gua ye anjing,lu kira siapa ha"

"Muncul lagi sikap biadab lu sobat"ucap fanus

"Bajingan"

"Jeren,lu kok mau si sama nih manusia kaki empat,udah songong bicaranya kasar,ga modal,apa yang lu lihat dari dia coba?"

Jeren mengarah sebentar ke wajah Daniel yang dahi nya sudah berkerut ingin sekali mencekik yang namanya fanus,tetapi kemudian tangan jeren mengelus lengan baju Daniel dan mengatakan ke pada fanus.

"Emang harus ya melihat keburukan nya terlebih dahulu daripada sifat baiknya?"

Perkataan Jeren sontak membuat tiga sekawan melongo,ternyata Jeren sangat menerima Daniel apa adanya.

"The real menerima apa adanya ler"

"Hem..kayak gua nerima lu apa adanya fanus"

"Ha?maksud lu apaan ler?"

"Ga..gua masuk diluan mau tidur"

"Gua juga mau ikutan tidur bareng lu!!"












.....












Life with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang