IX.Masalah

42 6 0
                                    


....

Slurpp..

Terdengar bunyi seruput dari es jeruk milik Daniel diikatkan dengan sebuah karet diisi didalam sebuah plastik.

Slurppp..slurpp

Lagi lagi suara itu terdengar membuat seorang fanus menepuk kepala Daniel.

"Woi bego itu udah habis tinggal es batu nya ngapain lu seruput lagi"

"Hahh.."menyudahi minumanya dan membuang nya ke Sembarang tempat.

"Fanus gw bingung"

"Bingung karena?"

"Semalam Jeren bertingkah aneh gw ga tau penyebab nya apa"

"Hah?Jeren kesurupan?bertingkah aneh gimana maksud lu?"

Melihat wajah fanus dengan datar bukan itu respon yang diinginkan Daniel,dia pun bangkit dan pergi meninggalkan fanus yang kelihatan bingung.

"EH WOI TUNGGUIN GW"

"BRISIK LU,BICARA SAMA LU GA JELAS" teriak Daniel dari kejauhan.

"Apaan dah dikira gw makhluk astral yang ga jelas apa..hah mending gw cari Lerry deh"ucapnya lalu bangkit menuju kelas Lerry.

....

"Baiklah pelajaran kita sudahi sampai sini..dan Daniel bisa ikut bapak sebentar?"

Daniel yang tadinya ngantuk menjadi jrengg kembali saat Pak guru  memanggil namanya.

"Ya pak"

Ia pun mengikuti pak gurunya sampai ke kantor dimana guru beristirahat,disana dia disuruh untuk duduk.
Yang disuruh duduk pun segera menuruti perkataan Pak guru itu.

"Sebenarnya ada apa pak?"

Pak guru itu membersihkan kacamata nya dan memasang nya kembali sebelum dia berbicara serius ke Daniel.

"Bapak lihat kamu sangat dekat dengan Jeren,benarkan?"

Daniel tentu saja bingung kenapa nih bapak tiba tiba kepo sama Daniel padahal sebelumya biasa biasa aja,kagak pernah diperhatikan malah.

Daniel tentu saja menjawab.
"Iya,emang kenapa pak?"

"Hahh..bapak harap kamu menjauhi Jeren,kamu tau..kamu itu berandalan di sekolah ini,apa kata murid yang lain nanti kalau kamu dekat dengan siswa yang paling pintar di sekolah ini."

Seketika Daniel menggaruk kepala nya yang tidak gatal sama sekali,melihat ke atas langit langit seperti sedang berpikir.

"Ga mau pak"

"Kamu ya..ini juga untuk kebaikan kamu begitu juga dengan Jeren,Bapak ga mau sekolah kita jadi menurun karena kehilangan orang pintar seperti Jeren"

"Jadi?apa hubungan nya sama saya pak?kan sekolah yang menurun bukan saya nya malah saya nya bakal jadi pintar dong kalau dekat dengan Jeren,emang bapak ga mau saya jadi pintar pak?"sambung Daniel dengan ketus.

BAMMM!!

pak guru tiba tiba saja memukul meja nya dengan kuat.Menunjuk nunjuk ke arah Daniel dan membentak dengan seenaknya.

"BERANI SEKALI KAMU,KAMU GA DENGAR YANG SAYA KATAKAN TADI!!"

karena suaranya terlalu kuat Daniel mengorek ngorek telinga kiri nya.
"Dengar pak..saya ga tuli kok"

"JAUHIN MURID YANG BERNAMA JEREN SEGERA!SAYA GA MAU KAMU BERDEKATAN DENGAN SISWA YANG KAMI ANDALKAN!"

"Lah pak..kok maksa si saya bilang kan ga mau,bapak ga dengar?"

ucapan yang dituturkan Daniel membuat Pak guru naik pitam,emosi nya memuncak,langsung saja dia menampar pipi kanan Daniel kuat.

Plakk!!

"GA TAU SOPAN SANTUN KAMU,DISEKOLAH.."Belum sempat menyelesaikan perkataan datang seorang guru wanita menghampiri pak guru itu sambil mengelus pundak nya.

"Pak yang tenang kepala sekolah sedang ada pertemuan khusus di ruangan sebelah"bisiknya.

Lanjut dengan Daniel,bapak itu menetralkan emosi nya.

"Daniel,ikuti kata bapak,bapak ga mau Jeren terjerumus masalah karena kamu.tentunya kamu sudah mengerti kan?sekolah ini sudah terkenal masalah nya karena kamu,ga kasihan sama orang tua kamu ha?"

Apaan apaan ini pikir Daniel,jadi dia pembuat masalah apa?terus kenapa malah bawa orang tua coba.

"Orang tua kamu sudah bermohon mohon untuk meluluskan kamu dari sekolah ini,jika tidak karena itu mungkin kamu sudah jadi anak yang tidak berpendidikan saat ini..jadi tolong segera jauhi siswa kami Jeren."

Daniel perlahan lahan memikirkan perkataan pak guru itu dan bangkit dari tempat duduk yang disediakan.
Memasukan kedua tangan ke dalam kantongnya,mendekatkan wajahnya ke arah Pak guru di depan nya.

"Pak,saya tau saya berandalan tapi masalah kedekatan saya dengan Jeren gaada hubungan nya sama orang tua saya jadi..."

Daniel mendekatkan lagi wajahnya.

"Hidup saya itu bukan urusan bapak,saya dekat dengan siapa juga bukan urusan bapak jadi percuma bapak dari tadi bacot terus,saya ga bakal dengerin pak..saya permisi"

Daniel lalu pergi keluar dari kantor itu, menghela nafas panjang dan berjalan ke arah parkiran.

....

Saat di parkiran Daniel berpapasan dengan Jeren.
Jeren yang sudah tau bau Daniel berjalan lurus saja tanpa menyapa.

Daniel kesal apa dia ga tau dia berpapasan dengan Daniel tadi?
Langsung saja Daniel menarik lengannya Jeren.

"Ayo pulang bareng"

Yang dipegang berusaha melepaskan lengannya yang ditarik.
Dan..terlepas.

"Daniel aku ga perlu ke kosan kamu lagi,aku sudah balik ke rumah ku.supir ku sudah menunggu"

Balik kerumah?ayolah kenapa jeren tidak memberi tahu daniel.jika tidak berpapasan tadi pasti Daniel bakal tidak tau kalau Jeren balik kerumah nya.

"Biarin aja biar gw yang antar ke rumah lu"

"Tidak perlu sudah ada supir"

"Kalau gitu biar gw izinin ke supir lu buat antar lu"

"Tidak perlu Daniel,aku sudah bilang sudah ada supir,kamu tidak dengar?"

Daniel berdiam sejenak lalu melontarkan perkataan
"Kenapa ga kasih tau gw lu mau pulang?"

"Karena itu bukan urusan mu Daniel"

Daniel geram kepada jeren saat ini,bukan urusan dia?

"Lu selalu saja menghindar kalau gw mau nolongin lu,sekarang juga kalau tidak berpapasan pasti lu pergi begitu saja dan menganggap tidak terjadi apa-apa."

"Tidak,bukan begitu.."

"Jeren,lu sama aja kayak orang orang saat udah dekat ke gw langsung pergi begitu saja,seakan akan gw bodyguard mereka,sekarang terserah lu mau apa,gw udah ga ada peduli lagi sama lu "

"Daniel itu engga benar"

Tanpa basa basi lagi Daniel langsung membalikan badan dan berjalan menjauh dari Jeren.
Jeren berusaha untuk menghentikan Daniel tapi mustahil,Daniel sudah naik ke atas motornya dan pergi begitu saja.

Jeren berdiri di parkiran,memegang erat tongkatnya dan meneteskan air matanya.

"Daniel..Bukan begitu maksud Jeren.."


.....









Life with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang