Menjauh?

19 0 0
                                    

....

Fanus menghentakkan kaki nya masuk ke dalam kosan,baru saja melangkah kan kaki ke dalam kos Ia melihat Daniel dan Jeren sedang peluk pelukan di sofa.

"Peluk pelukan aja terus,anggap aja gua angin lewat" sindir fanus

Jeren melepaskan pelukan mereka mengambil beberapa jarak untuk mereka berdua,karena melepaskan pelukannya daniel menjadi kesal dan melirik sinis ke arah fanus.

"Ganggu aja lu, Bekutung"

Fanus mendekat ke Daniel dan duduk disamping nya dia memegang kedua bahu Daniel.

"Daniel gawat"

"Ha?ada apa?"

"GAWATT DANIEL GAWAT"

teriakan fanus membuat kedua sepasang kekasih itu terkejut.

"ADA APA BEGO!ADA MASALAH!"

"BEGINI DAN,GUA..GUA"

"LU KENAPA"

"KEPOPULERAN gua menurun"

Langsung saja cengkraman Dan geplakan tangan Daniel meluncur ke Kepala fanus

"Bangsat,gua kira apaan tai"

"Aww..sakit dan"

"Ye lu,langsung teriak teriak"

"Jadi gua harus apa?karena berdekatan dengan Lerry gua ga populer lagi"

Daniel mencengkram kuat kedua bahu fanus dan menatap nya tajam

"Jangan pernah gua dengar lu bakal ngejauhin Lerry,tau kan apa yang akan terjadi?"

"Hah?apa maksutnya?"

"Jangan banyak tanya lakuin aja yang gua bilang"

Fanus mengangguk tapi dia tetap tidak mengerti yang dimaksud oleh Daniel,banyak timbul pertanyaan di dalam pikiran fanus.

Kenapa,bagaimana,dan mengapa..

"Daniel ada apa"jeren yang dari tadi diam tiba tiba saja mengeluarkan suaranya.

"Engga apa apa,lu mau gua antar kerumah?"

Jeren menggeleng dengan cepat dan menarik sedikit baju daniel serta menyadarkan kepalanya ke bahu Daniel.

"Biarkan aku menginap hari ini,besok kita akan pergi kan?"

"Tapi barang bawaan mu?lu kemanakan?"ucap Daniel mengelus surai rambut jeren.

Jeren menggeleng yang artinya tidak tahu,Daniel berpikir sebentar lalu melontarkan perkataannya

"Baiklah,nanti kita berangkat ke rumah untuk mengambil barang barang mu lalu kembali ke sini"

Mendengar itu Jeren tersnyum dan mengangguk kembali

"Iya, baiklah"

Fanus yang dari tadi melihat kebucinan itu membuang wajah nya acuh berdiri dan masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar fanus bermain dengan game kesayangannya,di tengah tengah permainan dia berpikir  seperti ada yang kurang dari dirinya.

Apa ya??

Tapi fanus bodo amat dia tetap memainkan game nya yang tidak rela merasakan kekalahan dari sebuah game.

Beberapa jam pun berlalu.

Fanus berdiam diri,melongo kanan kiri dan memejamkan matanya.

"Kok ada yang kurang,tapi apa ya?"

Fanus bangkit dari kasur dan mengarah keluar kos sebelum itu ia mengambil jaket dan helm nya,menaiki sepeda motor kesayangan bapaknya dan pergi ke arah yang tidak menentu.

Saat di lampu merah fanus melihat sosok yang sangat Ia kenal berdiri di trotoar,dia mengarahkan motornya ke arah trotoar itu melalui banyak nya kendaraan dijalanan.

Dilihat nya sosok tersebut bersama dengan lelaki lain yang sedang mengusap pipi sosok yang ia sangat kenal,lelaki yang mengusapi pipi nya adalah vano.

Fanus memberhentikan motornya dan memarkirkan sembarangan tempat,Ia turun dari motornya dan segera menarik tangan Lerry untuk menjauh dari vano.

"Maksut lu apa ngusap ngusap pipi Lerry,mau berniat jahat kan lu"tegas fanus yang membentak vano di trotoar itu juga.

"Ha?gila apa?gua tadi hanya lewat disini,ngelihat Lerry sendiri berdiri sambil nangis noh makanya gua samperin"

Fanus terkejut.

Menangis?

Fanus memutar kepalanya menghadap kebelakang melihat wajah Lerry dan benar saja Lerry sedang sesegukan mengeluarkan air matanya.

"Ugh..hiks..hiks fanus.."panggil Lerry sambil sesegukan

Tanpa bengong bengongan fanus menangkup kedua pipi Lerry dan menatap nya khawatir.

"Le..ler lu kenapa?ada apa?siapa yang buat lu nangis gini bilang ke gua biar gua datangin orangnya"

"Hiks...i..itu lu bego"

"Ha?gua?kok gua ler salah gua apaan?"

"Udah lu mending pergi aja biar gua yang nganterin Lerry pulang"ucap vano menarik bahu fanus

Fanus yang merasa ditarik menghempaskan tangan vano.

"Lu nganterin dia sama doang nganterin ke tempat kosan gua,lu yang gaada urusan mending pergi dah,ga siapa siapa juga"usir fanus.

Yang diusir langsung pergi tetapi sebelum itu Ia bergumam.

"Udah miskin belagu lagi"

"Ha!maksud lu apaan!"

Belum saja ingin ditonjok fanus,Lerry menarik sedikit bajunya.

"Fanus.."

Merasa dipanggil fanus menoleh kembali ke arah Lerry,menangkup lagi kedua pipi nya.

"Ada apa,huum?coba bilang salah gua apa?"

"Lu..ngnn..jahat ninggalin gua sendirian"

"Ninggalin lu?maksud nya?"

"Tadi gua..hiks..nunggu lu berjam jam di gerbang sekolah,tapi lu ga kunjung datang juga,gua takut,bingung harus ngelakuin apa,gua ga bisa sendirian di tempat keramaian..tapi lu ugh..lu..hik jahat ninggalin gua"

Fanus mendengar itu sedih,dia merasa bersalah dia juga merasa dia adalah orang yang paling bodoh meninggalkan Lerry sendirian.

Fanus memeluk Lerry,mengelus ngelus leher dan Punggung Lerry yang bergetar ketakutan.
Lerry yang dipeluk memeluk kembali fanus.

"Maafin gua Lerry,maaf ya udah bikin lu sendirian pulang tadi.jangan menangis oke,orang cantik kayak lu ga boleh nangis begini nanti jelek"

"Ughh..ihh fanus "

"Hahaha,bercanda,gua minta maaf gua janji ga akan ninggalin lu lagi sendirian"

Lerry mengangguk mengerti,ia sudah merasa tenang akan kehangatan dan kenyamanan yang diberikan fanus kepadanya.

"Janji jangan tinggalin gua lagi?"

"Iya cantik iya,gua janji"

"Gua lakik tolol jangan panggil gua itu"

"Iya iya,jangan nangis lagi gih"kata  fanus yang tetap memeluk Lerry erat.
Lerry yang dipeluk memejamkan kepalanya di tengkuk leher fanus.




....

Life with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang