Lilly's Daddy : 9

418 65 13
                                    




Sudah beberapa jam haruto berkeliling di jalanan mencari keberadaan Lisa, namun hasilnya nihil.

Haruto bingung harus mencari lisa kemana lagi. Ia sudah mencari lisa ke tempat-tempat yang sering ia kunjungi, tapi tetap saja lisa tidak berada disana.

Terlebih lagi ia sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kacau...sangat kacau. Mengenai kevin adalah pelaku sebenarnya dan kesalahpahaman lisa tentang hubungan haruto dan keyza.

Haruto sudah menghajar kevin hingga babak belur. Ia pun tidak habis pikir jika laki-laki itu adalah dalang yang menjebaknya di pesta ulang tahun keyza. Ditambah lagi, kevin lah yang membuat lisa salah paham hingga pergi dari rumah. Oh, shit!

"Sekarang kamu pulang aja. Lisa pergi, jadi pernikahannya juga batal." kata Wisnu dengan wajah datar.

Haruto memandang pria paruh baya itu dengan tatapan heran. "Om? Maksudnya batal gimana ya?"

"Kan lisa gak ada. Jadi acara pernikahan besok di batalin aja."

"Kita bisa cari Mbak lisa dulu, Om! Kelihatannya om tenang-tenang aja anaknya hilang?" sindir Haruto.

"Tenang? Saya juga khawatir sama Lisa. Tapi di lihat-lihat dari masalah yang terjadi, lisa gak mungkin akan pulang cepat. Saya ayahnya, saya lebih tahu."

Jadi, pernikahannya batal?

Padahal haruto sudah sangat bersemangat akan menikah besok. Tapi kenapa hal ini harus terjadi?

.

.

.


Haruto mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Ia baru ingat jika lisa memiliki teman yang bernama Rossi. Pasti lisa sedang bersama dengan temannya sekarang.

Haruto sudah meminta alamat tempat tinggal Rossi kepada kevin. Beruntungnya kevin mengetahui alamat rossi yang baru.

Belum sampai ke tempat tujuan, mata haruto tertuju pada sosok wanita yang sedang duduk di depan toko yang sudah tutup.

Tanpa berlama-lama, Haruto segera membelokkan motornya ke tempat wanita itu duduk.

"Haruto?"

Haruto segera turun dari motor dan berjalan dengan langkah terburu-buru.

"Kemana aja?! Semua orang panik!" kesal Haruto.

Lisa membuang muka.

"Cari angin aja kok."

Haruto mengacak-acak rambutnya, sedikit emosi. Lisa sendiri tidak menyangka jika haruto mencarinya, apalagi wajahnya terlihat sangat cemas.

Haruto menghela nafas panjang.
"Ayo pulang..."

Lisa menatap wajah haruto. Ia pikir haruto akan marah-marah dan membentaknya, ternyata tidak.

"Udah makan?" tanya Haruto.

"Belum."

Haruto mengangguk pelan. "Ayo kita cari makan dulu. Abis itu aku jelasin kesalahpahaman ini."

Lisa terhenyak mendengarnya. Jadi Haruto sudah tahu?

Haruto melepas jaket hitam miliknya dan segera menutupi punggung Lisa.

"Pake jaketnya, nanti kedinginan."

Astaga, bolehkah lisa tersenyum? Wajahnya memanas. Mengapa Haruto seperhatian ini. Lisa jadi berharap lebih kepada haruto.

"Ayok," ajak Haruto, yang sudah menyiapkan motornya. "Hati-hati naik nya," kata Haruto, memperhatikan lisa yang sedang naik ke atas motornya.

Siapapun, tolong hentikan jantung lisa yang berdegup seperti orang sedang lari estafet. Seumur-umur, baru haruto lah yang memperlakukan lisa seperti ini.

"Pegangan, takutnya jatuh-"

"Jangan ngebut!" sela Lisa.

Haruto tersenyum tipis. "Iyaa gak ngebut kok," ucapnya dengan suara yang pelan dan lembut.

Lisa mengulum bibirnya menahan senyum. Apakah ini yang namanya baper?

.

.

.


Sesampainya di rumah makan, haruto segera memesan makanan yang lisa inginkan. Ketika pesanannya sudah datang lisa segera melahapnya karena jujur saja, ia belum makan sejak siang dan menahan lapar hingga malam.

"Pelan-pelan, nanti keselek."

Lisa melambatkan kecepatan tangannya, dan makan dengan perlahan. Bagaimana bisa dia begitu menurut dengan haruto? Tiba-tiba saja?

"Enak gak?"

"Enak."

"Ya udah, abisin. Kasihan itu bayinya juga kelaperan."

Cukup! Lisa malu! Sungguh lisa tidak kuat jika haruto bersikap dewasa seperti ini. Lebih baik kembali manja dan polos saja.

.

.

.

Setelah selesai makan, haruto mengajak lisa ke sebuah taman di dekat sana. Niat nya ingin menjelaskan semua kesalahpahaman ini, tentang dirinya dan keyza.

"Aku gak ada hubungan apapun sama keyza. Kita cuma temen biasa, aku anggap dia adik. Meski di sekolah banyak yang mengira kita pacaran, tapi aslinya kita cuma temen gak lebih," kata Haruto menjelaskan.

"Tapi pas di cafe kamu bilang suka sama keyza."

Haruto terkejut, dan segera tersenyum tipis. "Mbak Lisa ngikutin aku sama keyza ke cafe?"

Lisa mengganguk dengan lucu, membuat haruto gemas melihatnya.

"Iya emang suka, tapi sebagai teman. Jangan-jangan mbak lisa belum dengerin aku ngomong sampe habis ya?"

Lisa terkejut. Masa iya dia salah? Jadi ucapan haruto itu masih ada lanjutannya? Ahh... seharusnya ia tidak gegabah saat itu.

"Maaf, aku yang salah. Seharusnya aku gak-"

"Enggak, mba Lisa gak salah. Ini salahku yang seharusnya jelasin dari awal." Haruto menyela ucapan lisa.

Lisa menunduk, merasa tidak enak dengan haruto. Seharusnya ia tidak bersikap seperti anak kecil kan, yang tiba-tiba pergi dari rumah dan membuat orang-orang khawatir.

"Peluk-"

Lisa menatap haruto bingung. "Gimana?"

"Boleh peluk?" ulang Haruto.

Mata Lisa melebar mendengar haruto meminta izin untuk memeluknya.

"I-iya gak pa-pa," kata Lisa gugup.

Haruto mendekat dan segera memeluk lisa. Lisa pun membalas pelukan haruto. Rasanya hangat dan tenang, wangi tubuh haruto juga membuat lisa nyaman. Astaga, sepertinya ia mulai ada perasaan dengan haruto.

"Ayo pulang."

"iya , maaf udah bikin kamu repot," kata Lisa meminta maaf kembali.

"Jangan minta maaf..."

Kini tidak ada kesalahpahaman lagi di antara mereka. Haruto yang umurnya jauh di bawa lisa juga belajar untuk menjadi lebih dewasa. Lisa juga berjanji tidak akan seperti ini lagi, jika memang ada masalah maka harus di bicarakan baik-baik.

Lisa memeluk haruto dari belakang, sembari berbisik. "Jangan ngebut ya. Pelan-pelan aja... soalnya perutku agak nyeri, takut bayi nya kenapa-kenapa. Apalagi banyak polisi tidur di jalan tadi."

Haruto menoleh dengan wajah khawatir. "Hah, mau ke rumah sakit?"

Lisa menggeleng. "Gak usah. Yang penting pelan-pelan aja..."

"Oke-oke, kalau tambah sakit bilang ya," kata Haruto.

"Iyaa..." jawab Lisa, tersenyum malu.



.


.


.












Sangkuriang Sangkuriang...😌
Tunggu next chapter ya😍




Lilly's Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang