7

77.7K 5.2K 65
                                    

Jangan lupa Follow Ig author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya 😉

Tak harus mengerti makna dari setiap takdir yang kita jalani. Kita hanya perlu percaya bahwa Allah begitu menyayangi hamba-hambaNya. Setiap takdir Allah itu baik

~Gus Arkan Khairul Anam~















"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam, ya Allah Adiba"

Umi Zakiyah lamgsung memeluk erat tubuh menantunya itu, dia sangat merasa bersalah karna tak memberitahu terlebih dahulu pernikahan itu

"Sehat nduk ? Udah makan belum ?" Tanya Umi Zakiyah setelah melepas pelukannya

"Alhamdulillah Umi, Zifa nyuwun pangapunten nggeh mi, Zifa bikin umi khawatir"

"Ndapapa nduk, udah makan belum ? Makan dulu yah nanti masuk angin kalo langsung tidur"

Zifa mengangguk dan berjalan menuju ruang makan diikuti Arkan. Keduanya memang belum makan karna sepanjang perjalanan, Mereka asyik saling samnung ayat lalu Zifa tertidur

"Mbak, Bawakken lauk yang tadi udah tak siapken" ucap umi Zakiyah

Mba Ulya dan mba Naila mengangguk lalu membawakan nasi beserta lauk pauk tak lupa juga minumnya

"Monggoh ning, Gus" ucap mba Ulya lalu undur diri.

Umi Zakiyah pun memilih beranjak agar Zifa bisa makan dengan hikmat tanpa kecanggungan

"Mau tak ambilin Diba ?"

"Saya bisa sendiri Gus, Gusnya mau tak ambilin ?"

"Boleh"

Dibatas dinding menuju ruang tengah Umi Zakiyah berucap banyak syukur atas kepulangan menantunya. Dia dan suaminya pun sudah mendengar kisah keluarga Zifa, akal cerdik Arkan merekam semua ucapan mereka saat di Al Abna

Sementara di dinding penyekat dapur mba Ulya dan mba Naila pun ikut berucap Syukur atas kepulangan Ning nya

"Semoga ndak ada yang ganggu mereka yah, aku liat tatapan Gus Arkan dalem banget ke Ning Diba" ucap mba Ulya

"Aamiin, aku juga ikut baper padahal yg ditatap ning Diba" jawab Mba Naila

Mereka memang tak langsung pulang ke kamar, mereka menunggu Ning dan Gus nya selesai makan untuk membersihkan meja makan agar besok pagi saat abah yai bangun rumah sudah bersih

"Gus, saya nanti pulang ke Kompleknya gimana ?" Tanya Zifa setelah selesai makan

"Malam ini tidur dikamar saya dulu yah"

"Kaa..kamarnya G..guus ?"

"Iyah, nanti saya jelaskan dikamar"

Zifa mengangguk lalu beranjak dari ruang makan, mereka langsung berjalan menuju kamar Gus Arkan

Gus Arkan membukakan pintu kamarnya, saat Zifa masuk ke kamar bernuansa putih itu dia berdecak kagum karna kamar itu begitu rapi, tersusun dari lemari kitab, lemari baju, Shofa kamar, Ranjang besar dan meja belajar.

"Kalau memang Ningnya kurang nyaman dan mau diubah nuansanya, bilang saja yah Ning"

"Mboten Gus, niki mpun Sae"

"Alhamdulillah"

Gus Arkan mendudukkan dirinya di shofa kamar yg berada dipojok kamarnya

"Lenggah sini ning"

Zifa mengangguk lalu duduk disamping suaminya

"Saya sudah bilang semua ke Abah dan Umi tentang keluarga kamu, dan Abah juga Umi meminta biar kita cepet melakukan Resepsi, biar santri santri juga tau siapa Ning Adiba yang sebenarnya"

"Jangan panggil saya Adiba Gus, panggil saya Zifa saja, Adiba yang dulu sudah ndak ada Gus"

"Kenapa toh ?" Tanya Arkan mengubah duduknya jadi menyerong menatap Zifa

Zifa tersenyum sebentar lalu menatap kearah depan

"Adiba adalah gadis yang malang, hari harinya selalu diisi tangisan dan rasa iri, ditindas, diasingkan, disindir bahkan dipukuli. Dan saya sudah bukan lagi Adiba, Saya Nazifa, saya gak mau terus terusan pasrah dengan keadaan itulah alasan saya mondok disini dan ndak kuliah, saya ingin jauh dari keluarga, saya malah dulu berniat akan mondok disini sampai saya mati, gak akan mau pulang"

"Dan niat kamu tercapai toh ? Kamu akan disini sampai kapanpun, bersama saya" ucap Gus Arkan memotong pembicaraan Zifa

"Tapi saya juga harus di ta'zir Gus, saya sudah melanggar aturan pesantren, saya kabur, saya ndak ikut jamaah, saya bolos diniyah" ucap Zifa

"Gak ada pengurus yang berhak mena'zir kamu, kamu Ning disini, semua pengurus juga sudah diberitahu bahwa Ning Adiba yg dimaksud adalah kamu dan mereka di suruh untuk tetap merahasiakan"

"Jadi saya bebas dari Ta'ziran disiram telek Gus ?"

"Ta'ziran disiram Telek itu khusus santri putra, kalau putri bersihin WC sebulan"

"Mungkin saya Santri putri pertama yg kabur disini yah Gus, nakal banget Nazifa memang" ucap Zifa sembari memilin baju tuniknya

"Pengurus memang ndak bisa mena'zir kamu, tapi saya bisa" ucap Arkan membuat Zifa sontak menatap lelaki berstatus suaminya itu

"Apa ta'zirannya ?"

"Saya fikir dulu nanti, sudah malem kita Sholat Isya terus istirahat, besok Abah mau ngomong ke kamu"

"Nggeh Gus, tapi saya tidur dimana ? Ranjang cuma satu"

"Kita seranjang Ning, kita sudah halal, gak dosa kalau seranjang"

"Tapikan -"

"Lupa kamu tadi siang duduk di pangkuan saya ning ? Sudah ayo wudlu, kamu pasti cape"

Mendengar itu wajah Zifa memerah padam, dia memang sudah duduk dipangkuan suaminya namun itu diluar kesadarannya

































#######################################

Kalian sukanya Gus Arkan galak
Apa Romantis ?

Pinangan Gus (Selesai) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang