2 .

90.5K 5.9K 93
                                    


Jangan lupa Follow Ig author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya 😉

Kadang kadang apa yang kamu dapatkan memang tak sesuai dengan apa yang kamu harapkan
Namun itulah yg terbaik untukmu

~Gus Arkan Khairul Anam~














"Mbak mau bayar Syahriah" ucap Zifa setelah salam masuk ke kamar pondok

Dia memberikan kartu beserta uang senilai 350 ribu rupiah untuk keperluan Syahriah dan Makannya

Pengurus bernama Alfi itu langsung membuka buku keuangan milik komplek Khadijah, dia mencari nama Zifa namun disana tertera bahwa Zifa sudah membayar uang pondok lunas sampai perpulangan desember nanti

"Kamu sudah lunas Zif, sampai perpulangan Desember nanti"

"Hah ?! Aku gak ngerasa bayar mba, siapa yg bayarin mba ?"

"Bentar mba tanya mba Farah dulu, mba baru balik pondok soalnya" ucap mba Alfi lalu masuk ke dalam kamar pengurusnya

Tak lama mba Alfi kembali "Kamu bisa tanya ke orang tua kamu tentang siapa yg membayar, orang tua kamu juga udah di ndalem abah yai, kamu ditunggu"

"Aneh banget" ucap Zifa lalu pergi setelah sebelumnya berucap terimakasih dan salam

Dia langsung berjalan menuju ndalem tanpa menaruh dulu kartu Syahriah dan uangnya

Zifa sampai di depan pintu bercat putih yg sedang tertutup, dia mengetuk untuk beberapa kali lalu keluarlah mba Ulya, Ndalem Abah yai

"Eh Ning Adiba" ucap Mba Ulya kaget melihat Zifa didepan pintu tanpa menjawab salamnya

Zifa menunduk lalu menutup matanya rapat, sejak kapan identitasnya diketahui disini ?

"Masuk ning, sudah ditunggu abah dan keluarganya Ning" ucap mab Ulya membukakan pintu lebar

"Mba aku mohon jangan sebarkan tentang identitasku yah"

"Iyah ning, tenang aja, saya udah tau kok"

"Makasih mba"

"Sama sama ning, ayo masuk ning"

Zifa masuk kedalam ndalem dengan badan sedikit membungkuk dan wajah menunduk lalu dia masuk kedalam ruang tengah dimana Sekelas mbak mbak Ndalem pun gak boleh sembarangan masuk kedalam ruangan itu

"Monggoh ning" ucap Mbak Ulya lalu pamit menuju belakang

Zifa mengangguk lalu mengetuk pintu ruang tengah, dalam sekejap pintu itu dibuka oleh seorang lelaki yg Zifa kenali. Gus Arkan

"Masuk"

Zifa langsung masuk lalu duduk dibawah disamping shofa orang tuanya

"Duduk diatas saja Adiba" ucap Umi Nyai Zakiyah

"Teng riki mawon nyai"

"Adiba Nazifa Farzana, duduk diatas saja nduk" ucap Abah Yai

Zifa langsung mengangguk dan duduk disamping lelaki yg biasa dia panggil papah itu

Zifa sedari tadi tak mau mengangkat kepalanya, Adab yg dia pegang disini adalah dilarang menatap terang terangan wajah abah yai karna dianggap tak sopan

"Adiba, gimana kabarnya nduk ?" Tanya Umi Zakiyah yg duduk disebrangnya

"Alhamdulillah umi, Sehat"

"Adiba tau kenapa disuruh kesini ?"

Zifa menggeleng

"Kami disini sudah tau siapa sebenarnya kamu, meskipun 1 tahun lebih ini kamu berusaha menutupi identitas kamu sebagai Cucu pesantren Al Falah" ucap Abah Yai

"Kulo badhe diwangsulaken teng pondokke mbah yai ?" Tanya Zifa

"Enggak ko Nduk, kamu sudah jadi anggota keluarga pesantren sini, jadi ndak akan abah pulangkan"

"Terus wonten nopo nggih abah ?"

"Disini abah hanya ingin memberi tahu sesuatu yg sudah hampir 6 bulan ditutupi dari kamu"

Zifa masih terdiam kebingungan, dia memilih diam dan tetap menunduk tak memperdulikan orang tuanya disampingnya

"Ning Adiba Nazifa Farzana, kamu adalah Istri sah saya secara Agama maupun Negara" ucap Gus Arkan secara gemblang membuat Zifa Reflek mengangkat wajahnya menatap Arkan

Dia juga menatap papah dan mamahnya yang juga sedang menatapnya

"Maksudnya ?"

"6 bulan lalu saya resmi menikahimu di Pesantren Al Falah dimana saya juga mondok disana"

"Kenapa gak ngasih tau saya ?"

"Diba, kamu tau kan kalau dzuriyah Pesantren itu sudah lumrah kalau ada perjodohan, dan ini permintaan Mbah, memilih Arkan menikahi salah satu cucunya, dan yang dipilih Arkan adalah kamu" jelas Zain papah dari Zifa

"Iya tau, kenapa gak ngasih tau saya dulu, tanya sayanya mau apa ndak, ini bukan perjodohan ini pemaksaan pah"

"Diba, jaga adabmu didepan abah yai mu"

Mata Zifa berkaca kaca, dadanya pun sedikit sesak mendengar kenyataan yang ada sekarang

Semua terdiam menatap Zifa yang kembali menunduk menutupi setiap tetes air mata yg mengalir, dia pun segera menghapusnya ..

"Bagaimana Ning Adiba ? Apa kamu mau menerima putraku sebagai suamimu ?" Tanya Abah yai

"Apa jika saya menolak saya akan langsung ditalak abah ? Apa pernikahan ini bisa di bubarkan dengan penolakan saya ?" Tanya Zifa yg bahkan lupa berbahasa krama

"Nduk, kami menikahkan kamu dengan Arkan bukan semata mata untuk kepentingan pesantren atau yang lain, kami sudah memikirkan matang matang, istikharoh pun sudah kami lakukan nduk"

"Saya ndak tau harus ngomong apa abah, Maaf saya ada diniyah pagi, maaf kalau saya ndak sopan, saya permisi abah, umi" ucap Zifa lalu keluar dari ruang tengah ndalem itu

"Adiba" panggil Arkan

Lelaki itu hendak mengejar Zifa namun dihalangi oleh abah yai, biarkan Zifa menenangkan dirinya



























######################################

Kalian nyamannya

Tim manggil Adiba
Atau
Tim manggil Zifa .

Pinangan Gus (Selesai) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang