8

74.9K 5K 61
                                    


Jangan lupa Follow Ig author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya 😉

Semua orang baik punya masalalu
Dan semua orang hina punya masadepan

~Ning Adiba Nazifa Farzana~















Pagi ini Zifa bangun dengan perasaan kaget, dia lupa bahwa dia sudah bersuami, bahkan hampir saja dia menendang Arkan jika saja Allah tak mengembalikan ingatannya

Karna bangun tadi Zifa dalam keadaan tidur dipelukan Arkan, dengan tangan dan kaku Arkan melilit wanita itu

Kini Zifa sudah berpakaian rapi dengan sarung dan tuniknya sementara Arkan berpakaian santai dg kaos juga sarungnya

"Gus, baju baju saya yg di kamar komplek gimana ?"

"Emang ndak kamu bawa semua ?"

"Ndak, saya cuma bawa 6 baju sama 4 sarung trus jilbab"

"Niat banget kaburnya ning" ucap Arkan lalu menyentil kening Zifa

Bibir Zifa mengerucut sambil mengusap keningnya, dia mengikuti langkah suaminya menuju ruang makan untuk sarapan

"Duduk Adiba, kita sarapan bersama" ucap Umi Zakiyah

"Nazifa mi sanes Adiba" ucap Arkan lalu duduk disamping sang istri

"Eh iya umi lupa, maaf Zifa"

"Mboten nopo nopo umi"

Sarapan pagi ini berlangsung tanpa seorangpun berkata, adat dari kluarga Abah abdullah memang tidak memperbolehkan ada perbincangan saat makan kecuali memang penting.

Saat sarapan selesai, Abah menyuruh ketiga orang disana untuk tetap ditempat sementara makanan dibawa ke dapur oleh ndalem

"Zifa, abah dan umi berniat mengadakan resepsi minggu depan, kamu bersedia kan ?"

"Maaf Abah, Zifa sudah fikirkan ini matang matang, Umur Zifa masih 19 tahun, Zifa belum siap berkeluarga, Izinkan Zifa untuk menuntut ilmu dulu bah" ucapnya membuat Arkan menatapnya heran

Padahal semalam tak ada perbincangan apapun mengenai ini

"Semalem kamu ndak diskusi tentang ini loh ning, kenapa tiba tiba ngomong gini ?"

"Maaf Gus saya rasa semalem gus cukup capek untuk membahas ini jadi saya berniat membahasnya pagi ini"

"Kamu disini tetap bisa menuntut ilmu Zifa, kamu bisa tetep ngaji dan diniyah" ucap Umi Zakiyah

"Maaf Umi saya hanya ingin menjadi santri biasa itulah sebabnya selama saya mondok saya tidak pernah menggunakan nama Adiba, karna saya adalah Nazifa"

"Kita bisa undur resepsinya, kamu tetap jadi Nazifa disini, bukan Ning Zifa, kamu tetap bisa tidur di komplek, kalau untuk mondok diluar saya ndak beri izin Nazifa" putus Arkan

"Maaf Gus saya ndak bisa, silahkan Gus memilih mau menunggu saya atau menalak saya sekarang, saya akan tetap mondok diluar pesantren ini"

"Mau mondok dimana Nazifa memangnya ?" Tanya Abah Abdullah

Tatapan Arkan sudah menyiratkan kemarahannya lelaki itu tak tau jalan fikiran istrinya, padahal kemarin sudah luluh mau ikut suaminya kenapa sekarang malah ingin mondok ditempat lain

"Di Kanzul Ulum bah, Pondok dimana dulu ibu saya mondok disitu juga"

"Ya Allah Nazifa itukan jauh sekali, 8 jam dari sini, kamu yakin ?"

"Yakin Umi, saya ingin memperdalam ilmu saya dan menamatkan hafalan saya, mungkin 1 atau 2 tahun jika memang Gus Arkan masih mau menunggu saya mau melakukan resepsi itu"

"Saya suami kamu Zifa, saya yg berhak atas kamu, saya yang memutuskan disini, saya ndak akan memilih karna saya yg harus memutuskan. Saya ndak ridho sejengkal pun kamu pergi dari ndalem ini" ucap Arkan penuh kemarahan lalu hendak beranjak dadi duduknya

"Jangan pergi dari perkumpulan dalam keadaan marah Arkan, itu tidak akan menyelesaikan masalah" nasehat Abah Abdullah

Arkan menghembuskan nafas beratnya lalu kembali duduk

"Maaf gus, pernikahan ini karna perjodohan, saya benar benar ndak siap untuk menjadi istri diumur saya yang sekarang, izinkan saya untuk menyiapkan diri dan ilmu, jika nanti dalam perjalanan saya Gusnya dapet wanita yang lebih baik saya ikhlas tapi bukan untuk dimadu melainkan diceraikan"

"Apa yang ada difikiran kamu sekarang ning ya Allah ya Robb" ucap Arkan mengusap wajahnya gusar

"Kamu mau nyiapin ilmu tentang menjadi istri, kamu seakan ndak melihat umi disini, kamu mau tamattin hafalan kamu, kamu ndak liat saya disini ? Dan kamu mau memperdalam ilmu apa kamu lupa siapa abah mertua kamu ?" Lanjut Arkan

"Maaf Gus saya benar benar gak bisa disini dulu menyandang istri Gus Arkan"

"Selangkah kakimu pergi dari Ndalem ini tanpa izin saya, Jatuh talak saya Ning !" Ucap Gus Arkan dengan nada tinggi melupakan kedua orang tuanya

"Kalau begitu saya akan keluar sekarang Gus, saya berdoa agar Gus bisa mendapat Wanita yg lebih baik daei saya" ucap Zifa tanpa rasa takut berdiri dari duduknya

Arkan membelalak tak menyangka dengan jawaban istrinya itu

Emosinya memuncak, dia menyeret Zifa menuju kamarnya

"Arkan, Arkan, Istighfar Arkan" ucap Umi Zakiyah yg hendak mengejar Arkan namun di cegah Abah Abdullah

Abah Abdullah tau putranya tak akan menyakiti istrinya, dia tau Putranya bisa menyelesaikkan permasalahannya

"Braakk"

"Guss jangan kunciin saya Gus, Gus tolong buka" teriak Zifa dari kamar Arkan.

Arkan membawa kunci itu dan mengambil baju koko putih serta pecinya yg ada diruang setrika lalu memilih pergi dari rumah, setelah sebelumnya mencium tangan abah dan uminya

Abah dan Umi pun tak bertanya kemana perginya Arkan, Abah faham Arkan akan pergi kemana, dan apa yang akan putranya itu lakukan


































#######################################

Gimana nih Zifa mintanya Ditalak
Nantang pula 🤦‍♀️

Pinangan Gus (Selesai) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang