Jangan lupa Follow Ig author
@Widyaarrahma20_Yg ada _ nya 😉
Bahagia itu ibarat kupu-kupu,Jika kamu mengejarnya ia lari darimu, tapi jika kamu duduk dengan tenang, ia akan turun ke tanganmu maka sabarlah kerana sabar itu indah.
~Gus Arkan Khairul Anam~
Seperti ucapan Arkan kemarin, pagi ini orang tua Zifa datang dan akan menginap, mereka akan menempatti Rumah disamping Ndalem yang memang disiapkan untuk tamu Dzuriyah yang jauh.
Zifa sedari tadi hanya memasang wajah datarnya, bukan bermaksud tak bahagia dengan kedatangan kedua orang tuanya ditambah Mba Anis dan mas Helmi suaminya
Namun Zifa merasa canggung berdekatan dengan mereka, sedari tadi dia tak mau berjauhan dengan sang suami, nempel kemana mana.
"Mas mau ngajar dulu yah, Kamu ngobrol aja sama mba Anis" ucap Arkan saat sudah mengambil kitab dari rak di kamarnya
"Canggung mas" keluh Zifa
"Itulah kenapa dari tadi mas ajak kamu duduk dideket mereka, biar ndak canggung sayang"
"Aku juga mau ngajar lagi aja deh, jangan di badali"
Semenjak usia kandungannya 7 bulan, Zifa yang sudah mulai mengajar di Diniyah 1/ awal khusus santri baru dicutikan sementara waktu dan dibadali atau digantikan oleh Ustadzah Rizky
Arkan menaruh kitabnya di meja belajarnya lalu menghadap sang istri yang tengah melingkarkan tangannya di pinggang Arkan
Arkan menangkupkan wajah Zifa dengan kedua tangannya lalu mengusap lembut pipu gembul sang istri
"Perut kamu sudah besar sayang, engap nanti naik turun tangga, Diniyah kamu di lantai 3 dan bahaya apalagi ini habis hujan pasti licin"
"Zifa gak mau ditinggalin mas hikss, jangan pergi sih" Manja ibu hamil 8 bulan itu
"Mas cuma ngajar di diniyah putra sayang, ndak kemana mana, 2 jam aja nanti mas pulang lagi"
"Zifa ndak mau sendiri"
"Kan didepan ada papah, mamah dan mba Anis, ngobrol dulu sama mereka, kalau ada mas kamu pasti ndak mau ngomong, coba sedikit sedikit jawab pertanyaan mereka, jangan dingin yah sayang jawabannya, hargai kedatangan mereka"
Tanpa menjawab Zifa hanya menundukkan wajahnya saja menyembunyikan air matanya
"Sayang" panggil Arkan yang tak disaut oleh Zifa
"Aku juga pengin mas, ngobrol sama mereka, tapi canggung, dari dulu ndak pernah ngobrol"
"Yuk mas temenin sebelum mas ngajar"
Tanpa menunggu jawaban Zifa, Arkan mengambil kitab untuk mengajarnya dan menggandeng Zifa menuju ruang keluarga Ndalem dimana orang tuanya dan mertuanya sedang asyik mengobrol
"Mau ngajar Kan ?" Tanya Papah Zain
"Nggeh pah"
"Diba udah cuti ngajarnya ?" Tanya papah Zain yang dibalas anggukkan oleh Zifa
"Udah dari hamil usia 7 bulan pah, dia ngajar di lantai 3 jadi agak bahaya" jawab Arkan
"Iya juga apalagi lagi musim hujan pasti tangga nya licin" ujar Mamah Raras
Zifa hanya mengangguk lalu kembali terdiam memainkan baju bagian bawah suaminya
"Udah USG belum bulan ini Diba ?" Tanya Mamah Raras
"Sudah" singkat Zifa
"Kalian beneran ndak minta info jenis kelaminnya ?"
"Ndak pah, biar jadi kejutan saja" jawab Arkan
Tak lama mba Ulya dan mba Farin datang membawa suguhan yang lumayan banyak. Ditambah dengan sarapan untuk keluarga Zifa karna mereka baru sampai dan belum sarapan
#####################################
Hingga malam menjelang bahkan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, Zifa masih belum bisa terlelap, dia sibuk membolak balikkan badannya, perutnya terasa mulas padahal kandungannya baru masuk minggu ke 34
Arkan yang merasa ranjangnya bergerak pun membuka matanya dan melihat sang istri tengah meringis duduk sembari mengusap perutnya
"Kenapa ? Yang sakit sebelah mana ?" Tanya Arkan langsung duduk dan mengusap perut Zifa
"Gak tau, mules banget mas, sakit juga" jawab Zifa sembari terus meringis
"Sebentar, mas panggilin Umi"
"Jangan, gapapa kok bentar lagi juga ilang, Umi pasti udah istirahat"
Arkan lalu menarik Zifa kedalam pelukannya, dia membacakan amalan amalan sembari mengusap perut istrinya yang sangat aktif bergerak
"Jangan bikin Ummah sakit yah sayang, Baba yakin kamu anak baik, tidur yah udah malem nak" ucao Arkan sembari mencium perut Zifa
Dalam pelukan sang suami, Zifa perlahan terlelap meskipun sakit diperutnya masih belum berkurang
Sesekali dia meringis namun kantuknya juga tak bisa dia tahan
Arkan yang melihat sang istri terlelap dalam pelukannya pun langsung merebahkannya dan memberi tempat nyaman untuk Zifa
Membiarkan tangan kanannya untuk bantalan Zifa, tangan kirinya mengusap kening Zifa yang berkerut menahan sakit dalam perutnya
Perlahan keruttan itu menghilang dan terdengar suara nafas Zifa yang mulai tenang, bayi dalam perut Zifa pun sudah sedikit tenang.
"Sehat yah nak, kalau mau keluar jangan buat ummah sakit yah, buat Ummah nyaman yah" ucap Arkan memindahkan tangannya dari wajah Zifa menuju perut Zifa dan terus mengusapnya sembari membaca sholawat hingga dia terlelap
####################################
Masih bingung akutuh sama anaknya Zifa nanti cowo apa cewe 😮💨
Plisss jan coment kembar 🙏
Aku trauma soalnya 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Pinangan Gus (Selesai) ✔️
Fanfic"Maaf gus bukannya saya menolak pinanganmu, tapi saya merasa tidak pantas bersanding denganmu, dan saya rasa ada perempuan lain yang lebih pantas untukmu" "Yang saya pinang, itulah yg saya pilih"