Jangan lupa Follow Ig author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya 😉Kamu harus meyakinkan hatimu bahwa segala apapun yang telah ditetapkan oleh Allah adalah yang paling baik dan bermanfaat untukmu
~Gus Arkan Khairul Anam~
Munculnya kasus Nur itu memang benar benar tak bisa dicium oleh Santri. Nur diancam Zifa jika berani membocorkannya maka dia akan di rajam karna berzina begitupun Arkan.
Namun, yang menjadi herannya seorang Nur adalah keromantisan Arkan dan Zifa justru semakin lengket, niatnya ingin menghancurkan rumah tangga mantan kawan sekamarnya itu malah berimbas pada kehancuran dirinya.
Arkan dan Zifa sering terlihat berjalan berdua menuju rumah yang nantinya akan mereka tempatti, maupun berjalan mengunjungi rumah Dzuriyah lain.
Seperti sekarang, semua santri yang tengah berjalan memilih minggir dan menunduk saat Zifa dan Arkan lewat, keduanya baru sampai dari rumah Pakde Rahman / Gus Rahman yang tak lain adalah kakak dari Abah Abdullah
Atensi Zifa tertuju pada penjual disamping masjid yang memang selalu ada setiap hari dan banyak jenis makanannya.
"Mas" bisik Zifa
"Dalem"
"Mau nasi sama ikan tongkolnya bu Jamilah" ucap Zifa menunjuk pada pedagang yang menjual nasi beserta lauk yang amat banyak dan enak
Dengan harga 6000 rupiah kalian sudah bisa makan enak disana, tinggal pilih lauk ayam atau ikan. Jika tidak ingin lauk itu kalian tinggal bayar 4000
Arkan mengangguk lalu menggandeng istrinya berjalan menuju stand makanan milik bu Jamilah
Semua santri yang hendak membelinya pun tersenyum dan mrmberi tempat agar Ning dan Gus nya bisa di layani terlebih dahulu
"Eh ya Allah pengantin baru, mau pesen apa nih" ucap Bu Jamilah
"Nasi ikan tongkolnya 2 yah bu, sama tambahin pake kikil, tahu ambrol, terus kangkung"
"Samaain dua duanya ?" Tanya bu Jamilah yang diangukki Zifa
Tak lama pesanan Zifa selesai dibungkuskan, keduanya beralih pada Stand minuman dimana ada hampir 10 jenis minuman yang bukan minuman sachet, tapi minuman racikan seperti dawet, es kacang hijau, es jeruk, dan lain lain yang bisa di mix juga
Zifa memilih dawet namun bukan dengan santan melainkan dengan kuah air kacang hijau yang lebih gurih. Minuman ini memang sudah sering Zifa pesan dari masih menjadi santri baru. Sementara Arkan memilih membeli es jeruk tanpa gula saja.
Selesai dengan minuman, Arkan yang berjalan pulang ditarik Zifa karna wanita itu melihat stand gorengan yang begitu menggiurkan.
Akhirnya keduanya memilih membeli gorengan berisi tempe mendoan, sosis, tahu isi, cireng isi dan bakwan.
Selesai semua dengan makanannya, keduanya memilih pulang ke Ndalem dengan semua makanan di tenteng Arkan
Sementara Zifa melenggang dengan menautkan lengannya dengan lengan sang suami
Nur yang sedang dari masjid melihat pemandangan demikian pun teramat heran, bagaimana bisa mereka tak bertengkar ?
Sesampainya di Ndalem, Arkan menaruh semua yang tadi dia beli di meja makan.
Dia mengambil piring beserta sendok didapur sementara Zifa langsung duduk memakan tempe mendoannya
Jam masih menunjukkan pukul 10 pagi namun Zifa menyantap makanannya seperti orang kelaparan, entah mengapa itu, Arkan sendiri pun bingung pasalnya hampir setiap sebelum tahajud, Zifa selalu minta makan
Tak sampai setengah jam semua makanan telah ludes di meja makan, mba Ulya di panggil untuk membereskan yang ada dimeja sementara Arkan dan Zifa tetap duduk dimeja makan
"Nih mas, aku udah berhasil bobol, hebat kan aku" bangga Zifa menunjukkan hpnya yang telah berhasil masuk ke instagram dan Facebook milik Nur.
Arkan menggeser kursinya lalu menyandarkan kepalanya dibahu sang istri
"Belajar dari mana ?"
"Dari youtube mas"
"Ada yang kamu curigai Fa ?"
"Ada, nih bacao sendiri"
Mata Arkan membulat membaca isi Chat di DM instagram itu, chat Nur dengan seorang santri wan dari pesantren ini
"Kecurigaan kita benar Fa"
"Iya mas, bismillah yah mas, kebenaran akan segera terungkap" ucap Zifa sembari mendekatkan bibirnya ke kening sang suami
Namun ditengah kemesraan keduanya, Nur tiba tiba datang dari pintu belakang Ndalem
"Permisi Ning, Gus" ucap Nur membuat Arkan spontan menegakkan badannya
"Kenapa Nur ?" Tanya Zifa
"Saya mau minta mangga didepan ndalem boleh ? Saya udah alesan ke anak kamar kok kalau kita mau rujakkan di kamar, dan tadi saya udah beli buah lain selain mangga" jawab Nur
"Boleh, ambil aja minta tolong ke kang Baim didepan lagi cuci mobil" ucap Zifa
"Maaf Ning, apa boleh gus Arkan yang mengambilnya ? Saya ngidamnya diambilin Gus Arkan"
"Kang Baim saja Nur, Gusnya mau istirahat sama saya" jawab Zifa lalu beranjak menggandeng sang suami berjalan menuju kamar.
Zifa menutup pintu dengan kencang membuat Arkan sendiri terjingkak melihatnya
Wanita itu memilih duduk dishofa kamarnya dengan mengangkat kedua kakinya, menekuknya keatas
Arkan melihat begitu jelas kecemburuan sang istri saat ini, tatapan mata tak suka begitu terpancar ditambah bibirnya yg sedikit manyun menahan ucapan
Arkan mendekati istinya "Cemburu yah ?"
"Pake nanya" ketusnya
Arkan terkekeh mendengar 2 kata itu, suara yang dulu selalu Zifa gunakan untuk menjawab semua pertanyaaannya kini kembali terdengar
"Masa gitu aja cemburu, kan kamu tau itu akal akalannya dia Sayang" ucap Arkan mencolek Dagu Zifa
"Jangan pegang pegang dih, kita gak kenal"
"Waduh, gak kenal ? Seriusan Ning ?"
"Nggeh, njenengan siapa yah ? Kok masuk kamar saya" jawab Zifa ketus
"Saya suaminya Ning Adiba Nazifa Farzana putrinya Gus Zainuddin Al Falah ning"
"Maaf saya ndak kenal anda" jawab Zifa membuat Arkan tertawa menggelegar, dia langsung memeluk sang istri dan menggendongnya ke kasur.
Usai itu sang penulis pun tak tau apa yang mereka perbuat
####################################
Ko pada nebak Zifa hamil sih, kalo enggak gimana coba 🤪
KAMU SEDANG MEMBACA
Pinangan Gus (Selesai) ✔️
Fanfic"Maaf gus bukannya saya menolak pinanganmu, tapi saya merasa tidak pantas bersanding denganmu, dan saya rasa ada perempuan lain yang lebih pantas untukmu" "Yang saya pinang, itulah yg saya pilih"