30

60.1K 3.8K 38
                                    


Jangan lupa Follow Ig author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya 😉

Sama sama masih diuji, belum jelas hasilnya sampai nanti.
Jangan suka menghakimi apalagi merasa dirinya lebih baik dari orang lain

~Gus Arkan Khairul Anam~
























Kasus Nur benar benar tak bisa dicium oleh santri maupun pengurus, Zifa melarang keras siapapun membocorkan ini. Selain aib Pesantren ini juga Aib keluarga Nur, Zifa tak tega untuk menceritakan kepada para santri.

Dia juga ingat Hadist

"Barangsiapa yang menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barangsiapa yang membuka aib seorang Muslim, Allah akan membuka aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya." (Hadits Riwayat Ibnu Majah)

Suasana Ndalem sudah kembali seperti semula dan mereka bersikap seperti tak ada kejadian apapun. Nur sudah dipenjara begitupula Bobby namun Zifa lagi lahi dengan rasa iba nya meminta keringanan apalagi Nur kala itu sedang hamil.

Usia kandungan Zifa pun sekarang sudah memasukki bulan ke 8, dimana bulan depan Zifa sudah bisa memeluk anak pertamanya.

Dia dan Arkan sengaja tak melakukan USG untuk mengetahui jenis kelamin, biarlah mereka tau setelah lahir saja.

Zifa kini tengah menunggu sang suami pulang sholat Jum'at di ruang tamu Ndalem sembari memurojaah AlQurannya

Letak masjid ada didekat Ndalem jadilah Zifa bisa mendengar apa isi khutbah Jum'at ini.

Terdengar dibelakang Ndalem pun para santri yang tengah dijenguk oleh orang tua masing masing.

Zifa menutup mushafnya lalu berjalan menuju dapur Ndalem, tak lupa menaruh mushafnya terlebih dahulu di rak khusus yg menjadi pembatas ruang tamu

"Masak opo mbak ?" Tanya Zifa pada mba Ulya dan Mba Farin yang merupakan mbak Ndalem baru

"Sayur Bayem ning, umi yang minta"

"Oalah, nggeh"

Zifa berjalan kembali menuju pintu belakang untuk keluar dari Ndalem dan langsung terhubung dengan Aula Utama Pesantren dan pengisian air minum

Zifa menatap banyak wali santri yang tengah makan siang bersama putri mereka, suasana tampak ramai penuh tawa namun adapula yang menangis mengadukan keluh kesahnya

Zifa berjalan melewati Aula, banyak yang menyadari dan langsung menunduk saat Zifa melewatinya

Zifa berjalan kearah kanan menuju Koperasi yang bukan hanya menjual perlengkapan Santri namun juga menjual banyak makanan

"Latifah, mau kemana ?" Sapa Zifa pada Latifah yang tak lain adalah kawan kamarnya dulu

"Eh Ning Zifa, mau ke koperasi Ning"

"Bareng dong, aku juga mau beli risol disana"

"Nggeh Ning"

Meskipun Latifah begitu akrab dengan Zifa saat dikamar, namun diluar Kamar Latifah begitu menggunakan unggah ungguh adabnya, dia tak berani menatap wajah Ningnya apalagi berkata tak sopan

Pinangan Gus (Selesai) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang