10. Ngunduh mantu (2)

465 16 0
                                    

Acara ngunduh mantu gus Ridwan dan Shafa di lanjut dengan acara sholawat bersama dengan menghadirkan grup hadroh yang cukup terkenal saat ini. Para santri yang bertugas mengurusi acara sholawat sudah hilir mudik mempersiapkan semuanya agar acara berjalan dengan lancar

Saat ini Shafa sendiri masih berada di kamar gus Ridwan di ndalem utama, kepalanya terasa pusing dari sore setelah sholat ashar, mungkin gara gara kecapean membuat tubuh Shafa masuk angin

"Masih pusing dek?" Tanya gus Ridwan mengusap kepala Shafa lembut. Shafa hanya menggangguk sebagai jawaban

"Ya udah adek tidur aja nggak usah ikut sholawatan nanti biar mas minta dek Nadi atau dek Wawa buat nemenin ya"

Shafa menggeleng lemah "Shafa mau ikut sholawatan aja, kangen udah lama nggak sholawatan"

"Yakin kuat?"

"Iya mas"

"Ya udah nanti adek jangan jauh jauh dari mas ya, kalau adek ngerasa udah nggak kuat bilang mas nanti kita balik duluan" Shafa mengangguk setelah itu bangun untuk bersiap siap

Malam ini Shafa dan gus Ridwan menggunakan baju couple berwarna maroon yang di belikan oleh bu Nyai Halimah sebagai kado pernikahan mereka. Keduanya terlihat serasi memakai baju tersebut

Keduanya berjalan menuju ke halaman pesantren tempat dimana acara sholawat di selenggarakan. Terlihat para santri memenuhi halaman pesantren dan beberapa orang luar yang ikut datang memeriahkan acara sholawat ini. Semakin malam suasana semakin meriah apalagi saat pemimpin grup hadroh itu mulai melantunkan sholawat nabi yang langsung di ikuti oleh para jamaah

Shafa bahagia bisa ikut sholawatan pada malam hari ini, sudah lama dia tidak bisa hadir ke majlis sholawat seperti ini, meskipun dengan kepala yang sedikit pusing dan tubuh yang lemas Shafa tetap mengikuti acara sholawat dengan hati senang

"Mba Shafa sakit tah?" Tanya ning Nadi yang duduk di samping Shafa, tadi saat baru sampai gus Ridwan di pangggil abad dan di minta untuk duduk di atas panggung yang mau tak mau harus meninggalkan Shafa

"Sedikit tapi udah mendingan kok"

"Bener? Mba Shafa pucet banget loh ini, mau balik aja mba? Biar aku temenin"

"Nggak papa aku masih kuat kok"

"Apa jangan jangan mba lagi isi ya?" Tanya ning Nadi tiba tiba

"Hah"

"Mba udah lakuin ibadah itu kan sama mamas?" Tanya ning Nadi dengan memberi kutip pada kata itu, Shafa paham apa yang di maksud ning Nadi, tapi apa benar Shafa sudah isi? Secepat itu? Bukannya Shafa baru melakukannya satu minggu yang lalu

"Coba deh besok di cek aja barang kali beneran udah isi mba, nanti aku bilang mamas suruh beli tespek di apotik depan"

"Kalau nggak gimana?"

"Ya usaha lagi" jawab ning Nadi lalu tertawa tapi tidak sampai mengundang perhatian

Tepat pukul dua dini hari acara sholawatan selesai, semua jamaah bubar meninggalkan halaman tinggal beberapa santri yang bertugas bersih bersih yang masih disana

Gus Ridwan langsung menghampiri Shafa lalu merengkuhnya, memberikan jas yang dia kenakan untuk Shafa pakai. Mereka berdua berjalan bersisian menuju ndalem utara, rumah gus Ridwan

"Adek istirahat dulu ya mas mau beli obat buat adek di apotek depan"

"Jangan lama lama" pinta Shafa, bukan karena tidak mau berjauhan dengan gus Ridwan terlalu lama tapi Shafa ini termasuk orang penakut jadi dia tidak berani berada di rumah sendirian

"Nggak sayang, habis beli obat mas langsung balik"

"Yaudah"

Gus Ridwan mengusap kepala Shafa lalu mencium keningnya setelah itu keluar menuju apotek 24 jam yang ada di depan pesantren untuk membeli obat Shafa

HebbaytekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang