Seharian ini Shafa terus menghindari gus Ridwan. Dia bersembunyi di asrama putri membantu pengurus merekap data santri seperti yang dilakukan dulu saat dirinya masih aktif menjadi santri
"Ning tadi di cariin gus Ridwan" ucap Shafiya yang baru saja masuk ke kantor pengurus. Shafa hanya berdehem sebagai jawaban dari perkataan Shafiya
Shafiya menghampiri Shafa yang masih tetap sibuk merekap data santri "Dek mba nggak tahu masalah apa yang terjadi antara kamu sama gus Ridwan, tapi lari dari masalah bukan solusi yang baik dek, hadapi dan bicarakan baik baik sama gus Ridwan. Jangan sampai perbuatan kamu ini membuat gus Ridwan murka yang membuat kamu di laknat malaikat"
Seketika Shafa menghentikan kegiatan nya, di tatapnya Shafiya yang kini duduk di sampingnya lalu memeluk tubuh teman sekamarnya dulu, menumpahkan tangis dalam pelukan Shafiya
"Kamu nggak sendiri dek, ada mba disini, jangan sungkan kalau mau cerita, mba siap kapanpun kamu mau cerita" ujar Shafiya mengusap kepala shafa
"Makasih ya mba udah ingetin Shafa, Shafa merasa berdosa telah mendiami mas Ridwan seharian ini" ungkap Shafa dengan tangis yang belum berhenti
"Kalau begitu temui gus Ridwan, meminta maaf pada beliau dan bicarakan masalah kalian jangan kucing kucingan seperti ini" nasehat Shafiya
Setelah merasa baikan, Shafa pulang ke rumah gus Ridwan. Dia bertekad menyelesaikan masalah di antara mereka. Beruntungnya siang ini gus Ridwan sedang berada di rumah jadi Shafa bisa langsung bicara pada gus Ridwan
Dengan pelan pelan Shafa membuka pintu ruang baca milik gus Ridwan guna mengintip gus Ridwan yang sedang sibuk membaca buku. Mendengar pintu terbuka gus Ridwan langsung menoleh dan menemukan Shafa yang sedang melongokan kepalanya
"Ngapain disitu dek? Sini masuk"
Shafa masuk menghampiri gus Ridwan yang kini sedang menatap ke arahnya. Saat sampai di depan gus Ridwan Shafa malah menjadi gugup, pertanyaan yang sudah dia susun sebelumnya hilang semua, dia malah seperti patung di depan gus Ridwan
"Sini duduk samping mas" Shafa duduk di samping gus Ridwan tapi masih tetap diam "ada yang mau adek tanyakan?" Tanya gus Ridwan saat Shafa tak juga buka suara
"Dia siapa?" Tanya Shafa lirih tapi masih mampu di dengar gus Ridwan
"Hah? Siapa yang kamu maksud?"
"Wanita yang kemarin sama mas di pernikahan dek Rafif" gus Ridwan seperti mengingat ingat siapa orang yang Shafa maksud itu
"Astagfirullah maksud kamu Husna?"
Shafa langsung merengut saat mendengar nama seorang perempuan yang kemarin berduaan dengan suaminya "aku nggak mau di madu ya mas" ketus Shafa mengalihkan pandangannya dari gus Ridwan
"Astagfirullahaladzim dek, nggak pernah mas kepikiran buat poligami, istri satu aja mas masih belum bisa bahagiin mau nambah lagi, dosa dong mas" ungkap gus Ridwan, tidak menyangka Shafa bisa berpikiran jika dirinya mau berpoligami
"Terus kenapa dekat dekat sama dia"
"Ya kan cuma ngobrol biasa dek"
"Kok sampe ketawa ketawa gitu, mana bahagia banget kelihatannya"
"Ya allah dek Kamu salah paham"
Shafa merengut melipat tangannya di dada membelakangi tubuh gus Ridwan "dia itu teman kecil mas yang sekarang tinggal di mesir, kemarin itu dia baru balik dari mesir buat datang ke pernikahan dek Rafif jadi kita ngobrol bentar"
"Tapi beneran kan mas nggak mau nikah lagi?"
"Nggak sayang, tapi kalau mas pikir pikir Husna cantik juga"
"Tuh kan" sungut Shafa memukul lengan gus Ridwan kesal
Gus Ridwan tertawa melihat wajah Shafa yang kesal, terlihat menggemaskan "bercanda sayang, mau secantik apapun Husna mas nggak akan bisa nikah sama dia, nggak mungkin kan mas nikahin istri orang"
"Loh dia udah nikah mas?"
"Udah dong istriku, tapi suaminya nggak ikut balik jadinya dia pulang cuma sama anaknya aja"
"Terus anaknya kemana kok kemarin Shafa lihat cuma berdua doang"
"Loh kamu lihat mas kok nggak di samperin? Padahal Husna mau kenalan sama adek loh"
"Iih jangan ngalihin pembicaraaan" rungut Shafa
"Oke oke jadi kemarin itu anak Husna lagi main jadi kelihatannya kami cuma berdua doang tapi kayaknya adek kurang lama deh lihat nya soalnya anak Husna dateng menghampiri ibunya"
"Maksud mas Shafa di suruh lihatin mas sama temen mas terus gitu" omel Shafa
"Ya allah dek seudzon terus sama mas, lagian kamu nggak pantes cemburu sama Husna ka-" belum selesai gus Ridwan berkata tapi Shafa sudah lebih dulu menyaut
"Kenapa? Karena dia lebih cantik dari Shafa ya makanya Shafa nggak boleh cemburu sama dia"
Gus Ridwan yang sudah gemas dengan Shafa langsung mencubit pipi Shafa tapi langsung di tangkai Shafa "Makanya jangan suka motong omongan orang dek, dengerin dulu. Kamu nggak pantes cemburu sama Husna karena Husna itu saudara persusuan mas" Shafa terkejut mendengar kebenaran antara gus Ridwan dan Husna
"Dulu pas mas umur satu tahun Husna lahir tapi qodarullah ibunya Husna meninggal pas ngelahirin Husna jadi umi sebagai sahabat dekat ibunya Husna menawarkan diri untuk merawat Husna kecil. Berhubung pas mas kecil ASI umi ini berlimpah jadi Husna juga ikut minum ASI umi jadilah kita saudara persusuan jadi mau sampai mati pun kita nggak bisa nikah, haram hukumnya" jelas gus Ridwan
"Maafin Shafa ya mas" cicit Shafa tak berani menatap gus Ridwan
"Mas maafin tapi ada syarat nya"
"Kok pake syarat segala sih berarti mas nggak ikhlas maafin Shafa" protes Shafa
"Bukan gitu maksudnya, tapi mas mau maafin adek kalau adek mau cium mas"
"Iih mas modus"
"Nggak papa dong modusin istri sendiri"
"Yaudah mas tutup mata dulu"
Gus Ridwan langsung menutup mata, jarang jarang Shafa mau mencium gus Ridwan biasanya gus Ridwan yang mencium Shafa, tapi setelah beberapa menit menunggu Shafa belum juga mencium pipi gus Ridwan membuat gus Ridwan membuka matanya, ternyata Shafa sudah kabur entah kemana
"Ooh udah berani jail ya, awas kalau ketemu nggak bakal mas lepas kamu dek"
![](https://img.wattpad.com/cover/319423653-288-k613525.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hebbaytek
General FictionShafa merupakan salah satu santri di pesantren Nurul Anwar dan juga abdi ndalem. Dua minggu setelah menghadiri pernikahan sahabat sekaligus kakak tingkatnya di pesantren, tiba tiba dia mendapat kabar dari orang tuanya bahwa ada seorang laki laki yan...