Dari tadi pagi Shafa sudah sibuk bolak balik dari ndalem utama ke ndalem utara untuk mempersiapkan lamaran gus Rafif malam ini. Rencana mereka akan pergi ke rumah calon istri gus Rafif nanti ba'da isya
"Dek istirahat dulu, kamu dari tadi belum makan loh dek" tegur gus Ridwan saat melihat Shafa yang baru saja masuk kamar untuk mengambil suatu barang entah apa
"Bentar lagi mas adek mau ke ndalem umi dulu, di sana masih banyak kerjaan"
Saat Shafa mau keluar kamar lagi tiba tiba gus Ridwan berlari ke arah pintu lalu menguncinya. Di tatapnya Shafa yang saat ini berada di depan nya
"Istirahat dulu ya dek, biar mba mba ndalem yang selesaiin pekerjaanya"
"Tap-"
"Dek!"
Kalau sudah seperti ini Shafa sudah tidak berani menentangnya, apalagi tatapan gus Ridwan yang terlihat menakutkan di mata Shafa jadi mau tak mau Shafa mengikuti perintah suaminya
Shafa berbalik arah lalu duduk di atas tempat tidur di ikuti gus Ridwan di belakangnya "Udah makan?" Tanya gus Ridwan lembut yang di balas anggukan kepala oleh Shafa
"Kapan?"
"Tadi"
"Tadinya kapan?"
"Jam tujuh"
"Sekarang jam berapa?"
"Tiga"
"Makan ya mas ambilin" gus Ridwan beranjak dari kasurnya menuju dapur untuk mengambil makanan, tidak lupa dirinya mengunci pintu agar Shafa tidak bisa kabur. Bukanya melarang Shafa untuk bantu bantu tapi Shafa suka lupa pada dirinya sendiri jika sedang sibuk seperti ini yang berakibat pada kesehatan nya. Maka dari itu gus Ridwan harus bersikap tegas pada Shafa
Kembalinya Gus Ridwan ternyata Shafa sudah tertidur, hanya menghela nafas melihat Shafa yang terlihat kecapean. Sebelum subuh Shafa sudah sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan lalu pergi ke ndalem utama, membantu mba ndalem membuat roti untuk dibawa ke rumah calon istri gus Rafif setelah itu menemani bu Nyai Halimah membeli parsel buah yang belum sempat dibeli untuk hantaran lamaran
Gus Ridwan meletakan makanan yang tadi dibawanya ke meja samping tempat tidur lalu merebahkan tubuhnya di samping sang istri yang sudah tertidur pulas, gus Ridwan memandangi wajah Shafa yang terlihat damai saat tertidur
"Terimakasih ya allah engkau telah memberikan ku istri sholehah seperti dirinya, aku sangat bersyukur memilikinya" setelah mengucapkan itu gus Ridwan mencium kening Shafa lalu ikut tertidur bersama Shafa
🌻🌻🌻
Sehabis sholat magrib keluarga ndalem langsung bersiap siap untuk pergi ke rumah Asyla. Mereka membawa empat mobil, mobil pertama ada kang nasir, gus Rafif, abah yai dan bu Nyai Halimah lalu mobil kedua ada keluarga ning Nadi, mobil ketiga diisi gus Ridwan, Shafa dan dua mba ndalem, mobil terakhir berisi saudara abah yai yang rumahnya dekat dengan pesantren Nurul Anwar. Total yang ikut ke acara lamaran gus Ridwan ada dua puluh orang termasuk anak anak. Satu persatu mobil mulai meninggalkan halaman pesantren menuju rumah Asyla yang berada di kota tetangga"Mba mba mau?" Ujar Shafa menawarkan makanan yang baru saja dia buka. Perutnya lapar jadi Shafa memilih memakan cemilan yang ada di mobil gus Ridwan untuk mengganjal perutnya yang lapar
"Mboten ning" tolak Uswa, salah satu mba ndalem yang ikut malam ini
"Mboten nopo nopo mba, ambil aja" kata Shafa masih mengulurkan cemilian ke arah belakang melalui celah bangku
"Ambil yang baru aja dek kasih ke mba nya"
Shafa menoleh ke arah gus Ridwan lalu mengambil stok cemilan lalu menyerahkan pada mba mba ndalem di belakang "nih mba dimakan ya" ucapnya dengan senyum lebarnya lalu memakan jajan miliknya
"Mas mau dek" Shafa yang peka langsung menyuapi gus Ridwan, di sepanjang jalan mereka terus suap suapan sampai makanan di tangan Shafa habis
Beruntungnya jalanan malam ini lenggang jadi mereka bisa dengan cepat sampai di rumah Asyla. Mereka sampai di rumah Asyla tepat pukul delapan malam yang langsung di sambut hangat oleh keluarga Asyla. Acara lamaran berjalan dengan lancar dan khidmat. Sekarang mereka sedang menikmati makanan yang tuan rumah siapkan
"Adek mau makan apa biar mas ambilin" bisik gus Ridwan
"Shafa nanti aja deh mas kasihan dedek Alma takut nanti kebangun" tolak Shafa karena dirinya sedang menggendong Almahyra Husein anak kedua ning Nadi karena ibunya sedang mengurusi anak pertamanya yang rewel
"Mas suapi"
"Terserah mas aja deh"
Gus Ridwan bangun dari duduknya lalu mengambil makanan untuk dirinya dan Shafa dalam satu piring lalu kembali duduk di samping Shafa. Dengan telaten gus Ridwan menyuapi Shafa dan menyuapi dirinya sendiri. Mereka terlihat seperti keluarga bahagia dengan putri kecil sebagai pelengkap nya
Pembahasan malam ini berlanjut dengan membahas kapan acara pernikahan di adakan, memakai adat apa dan tetek bengek lainnya. Setelah berdebat beberapa menit akhirnya kedua keluarga bersepakat jika pernikahan keduanya akan di selenggarakan satu bulan lagi di rumah Asyla
KAMU SEDANG MEMBACA
Hebbaytek
Ficción GeneralShafa merupakan salah satu santri di pesantren Nurul Anwar dan juga abdi ndalem. Dua minggu setelah menghadiri pernikahan sahabat sekaligus kakak tingkatnya di pesantren, tiba tiba dia mendapat kabar dari orang tuanya bahwa ada seorang laki laki yan...