14. Shafa marah?

398 26 0
                                    

Sudah hampir setengah jam gus Ridwan muter muter untuk mencari Shafa yang belum juga kembali setelah di minta ning Nadi untuk menjaga Alma, Shafa menghilang entah kemana sampai acara pernikahan gus Rafif selesai dan semua orang akan pulang. Nomernya juga tidak aktif sedari tadi

"Dek kamu lihat istri mas nggak?" Tanya gus Ridwan saat berpapasan dengan ning Nadi

"Nggak tahu mas"

"Kan tadi sama kamu dek"

"Iya tadi sama aku, tapi aku pergi duluan soalnya Alma nangis"

"Terus Shafa sekarang dimana?"

"Nggak tahu mamas, coba mamas tanya umi atau dek Wawa barangkali sama mereka"

"Kamu mau kemana?"

"Pulang, Akhyar rewel terus minta pulang"

"Oh yaudah hati hati, bilangin dek husein suruh jangan ngebut bawa mobilnya"

"Iya mas, aku pergi dulu ya"

Setelah ning Nadi pergi, gus Ridwan kini mencari bu Nyai Halimah dan adiknya yang lain barangkali Shafa sedang bersama mereka seperti dugaan ning Nadi barusan, baru mau melangkah tiba tiba ponselnya berdering melihatkan nama ning Nadi sebagai penelepon

"Assalamualaikum halo dek?" Ucap gus Ridwan setelah menggeser tanda hijau

"Wa'alaikumsalam, mas aku barusan lihat mba Shafa di parkiran bareng mba mba ndalem, sepertinya mau balik. cepet kesini mas keburu mobil pesantren pergi"

"Oke mas langsung kesana"

Gus Ridwan langsung berlari menuju parkiran yang berada lumayan jauh dari rumah Asyla, dia berharap Shafa belum pergi dari sana. Saat sampai di parkiran gus Ridwan melihat Shafa yang akan naik ke mobil pesantren

Buru buru gus Ridwan menghampirinya dan mencekal tangan Shafa sehingga Shafa tak jadi naik ke mobil

"Adek mau kemana?" Tanya gus Ridwan dengan nafas yang masih memburu gara gara berlari ke parkiran

"Pulang" cicit Shafa dengan wajah yang menunduk

"Kenapa nggak bilang mas, kita pulang naik mobil mas ya" Shafa menggeleng

"Shafa mau ikut mba ndalem"

"Dek lihat mas" begitu terkejutnya gus Ridwan saat melihat mata Shafa yang sudah berkaca kaca

"Adek kenapa?" Bukannya menjawab Shafa malah sibuk menyeka air mata yang jatuh di pipinya

"Kang jalan dulu aja" suruh gus Ridwan pada kang Muchlis yang di tugaskan membawa mobil pesantren yang berisi beberapa mba ndalem dan pengurus putra putri, dirinya tidak mau orang lain tahu masalah dirinya dan Shafa

"Shafa mau ikut mba ndalem mas" ujar Shafa dengan suara bergetar

"Jalan sekarang kang"

Kang Muchlis langsung menjalankan mobil pesantren meninggalkan parkiran seperti yang gus Ridwan perintah kan, Shafa hanya diam menatap mobil pesantren yang sudah menjauh, padahal niatnya dia ingin menghindari gus Ridwan untuk menenangkan pikirannya

Gus Ridwan membawa Shafa menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri. Shafa langsung masuk mobil di ikuti gus Ridwan dan perlahan mobil meninggalkan parkiran

Di sepanjang jalan Shafa terus saja diam meskipun beberapa kali gus Ridwan mengajak Shafa berbicara atau menawarkan makanan yang mereka lewati tapi Shafa tetap diam, memfokuskan pandangannya ke luar jendela. Sampai mobil berhenti di halaman pesantren, Shafa tetap diam

"Aku izin ke asrama dulu ada urusan sama mba Shafiya" izin Shafa langsung meninggalkan gus Ridwan tanpa menunggu jawaban suaminya. Shafa tahu perbuatan nya salah tapi dirinya hanya ingin menenangkan diri dan pikirannya dulu

Gus Ridwan menatap tubuh Shafa yang sudah pergi ke asrama putri, dia bingung dengan sikap Shafa yang tiba tiba mendiaminya, apa dirinya sudah berbuat salah pada Shafa? Tapi seingat nya gus Ridwan tidak pernah berbuat salah pada Shafa, tadi saja mereka masih makan bakso bersama tapi kenapa Shafa jadi berubah

HebbaytekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang