11. Nembak

1.8K 107 36
                                    

Hai hai hai ketemu lagii setelah bulan purnama, becandaaa 😚

Kalian senengkan pastinya, kemarin lusa gue up sekarang up lagii 😏

Selalu mengingatkan jangan lupa tekan ⭐ and 🗨️ disetiap chapter yaaaaa

Ingat, menghargai karya orang tak membuatmu jatuh

Enaknya up dihari apa ajaaa nih?

Setiap chapter kebanyakan kata ga sih?

Jujur gue kadang bingung mau bikin setiap chapter berapa kata, ada yang tau enaknya sekali up berapa kata?

Kalo mau berkomentar silahkan gue menghargai and selalu baca komentar kalian, kalo bisa jangan terlalu banyak biar ga jenuh gituuu

Jangan lupa follow untuk membuka chapter privat secara otomatis untuk chapter berikutnya, oke sayang?

Oh iyaa, ingpo sedikit mungkin part ini bakalan banyak adegan keluarga Mahendra, piw piw calon mantu

Happy reading

"Kebiasaan dilakuin bareng mantan?" tanya angel menatap lelaki disampingnya

Dimas mencium tangan angel berulang kali "pertama kali aku kaya gini dan orangnya kamu, cantik"

"Trus kenapa sama gue gini"

"Ga tau tiba-tiba mau megang tangan kamu sambil nyetir" Angel yang mendengar hanya mengangguk

Selama perjalanan dimas terus mengoceh tanpa henti, angel dengan senang hati mendengarkannya dengan seksama, sesekali nimbrung menghargai dimas yang terus berbicara tak henti seperti orang yang sedang ghibah dengan kecepatan saat kereta berjalan, setengah jam berlalu mobil pun berhenti dikediaman keluarga Mahendra

"Tangan gue lepasin dong" angel mencoba mengambil tangannya yang masih digenggam dimas

Dimas menggeleng "perasaan aku nyetir pelan, kenapa cepet banget ya nyampenya" tanyanya pada diri sendiri

Angel terkekeh "besokan ketemu, sekarang lepas ya" Dimas menggeleng

Angel menghembuskan nafasnya kasar saat otaknya terlintas ada satu cara agar tangannya terlepas dari bayi gede, eh?

"Sayang, lepas ya, udah malem aku mau bobo"

Dimas mengerjap matanya lucu "kamu bilang apa tadi?" Angel menggeleng kikuk, masa iya harus mengulang ucapannya, malu

"Coba ulang" pinta dimas dengan wajah berbinar

Angel menggeleng "sayangg" kekeh Dimas

Angel tetep menggeleng "ya udah, gabakalan dilepasin sampe besok" Dimas menyenderkan kepalanya dikursi kemudi dengan tangan angel dikekep

Angel menghembuskan nafasnya pasrah kalo udah begini mau gimana lagi "sayang, lepas ya, udah malem mau bobo, cape" katanya mengulang ucapan

Dimas yang mendengar kata 'sayang' tak bisa menyembunyikan senyum manisnya, gula dipabrik pun kalah dengan senyum Dimas Herdiansyah

Dimas Herdiansyah (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang