Hai-hai ketemu lagi kitaaa
Gimana kabar kalian hari ini?
Gue mau ucapin walaupun telat
Selamat hari raya idul adha semuaaa, tahun ini kalian berkurban apa nich?
Kurban sapi? Kurban kambing? atau kurban perasaan melihat dia jalan sama orang lain?
Kemarin kalian pada nyate kah?
Nyate ayam? nyate daging? atau nyaterusna sareng doi?
Tahun ini siapa yang LDR bareng doi?
Siapa yang masih nunggu doi peka?
Siapa yang berjuang nyembuhin trauma?
Siapa yang masih sendiri?
Atau siapa yang stay halal?
Cuakssss
Back to topik, jangan lupa follow untuk membuka chapter privat 😝
Vote dan selipkan komentar disetiap kalimat yaww
Oh iyaa, kalimatnya panjang jadi baca pelan-pelan aje pemirsaa
Happy reading
"Gimana tadi bang?" Dimas berjalan mendekat pada Zidan yang duduk di sofa dengan menenteng belanjaannya hari ini setelah menutup pintu utama
"Aman terkendali pah"
"Tertekan?"
"Lebih tepatnya berkorban" zidan menggeleng
"Tumben belanja bang"
"Dipaksa"
"Ngalah juga kamu"
"Papah juga sering gitu sama bunda" Zidan mengangguk membenarkan
"Abang juga pasti ngerasain itu sekarang"
"Hm, cape juga pah"
"Nanti juga biasa bang, cuma awal-awal aja ngeluh kaya sekarang" Dimas berdehem sebagai sahutan
"Berangkat kapan tadi?"
"Jumatan dijalan" Zidan mengangguk mengerti
"Pah"
"Hm?"
"Cewe kalo belanja lama banget, kenapa bisa gitu pah?"
"Udah dari sononya mungkin bang, hukum alam" Dimas mengangguk tak ingin pusing
"Mandi sana bau"
"Abang ga mandi berbulan-bulan juga ga bakalan bau"
"Jangankan berbulan-bulan, sekarang belum mandi aja bau"
"Ga rio ga papah sama aja"
"Kenyataan bang" Dimas mencium bajunya membuat Zidan terkekeh, pria beranak tiga itu hanya ingin putra keduanya pergi kekamar untuk istirahat
"Sana keatas, mandi"
"Iya" kesal Dimas berjalan menuju kamarnya
"Maaf ya bang" gumam Zidan
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimas Herdiansyah (SEGERA TERBIT)
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW, CHAPTER PRIVAT] "Mantan lo balik, cantik ya dia?" "Gue tetep stay sama lo, dia ga ada apa-apanya dibanding lo" Setelah menemukan kebahagian, seseorang yang dulu pernah mengisi hari-harinya kembali hadir, akankah kalimat orang l...