Alice terjebak di dunia milik Abian dan gak akan bisa kemana mana lagi. Apa iya??
Cerita ini akan mengandung beberapa kata kasar jadi mohon untuk para pembaca bisa bijak dalam menikmati cerita ini
Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis
Don't forget to VoMent Happy Reading!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu seakan sedang bermain-main dan menghujani salah satu penikmatnya dengan duka. Abi hancur sekali lagi.
Kurang dari satu minggu sejak kejadian di rumah sakit, lalu kejadian pelecehan yang terjadi pada Alice dan hari ini. Abi berdiri di hadapan sebuah gundukan basah, di bawah langit sebuah komplek pemakanan elite di Jakarta. Sudah 10 menit sejak para pelayat pergi dari area pemakaman. Dan Abi menjadi satu-satunya yang masih setia berdiri di sisi gundukan dengan papan yang bertuliskan nama lengkap kakeknya. Meresapi rasa kehilangan yang ia rasakan untuk yang kesekian kalinya. Abi sendirian.
Kebanyakan dari pelayat adalah kerabat jauh dan kolega bisnis keluarga Chandra. Beberapa dari mereka yang tinggal hanyalah keluarga inti. Tapi satu-satunya yang masih meratap tak ingin beranjak hanya Abi.
Abi menatap ke bawah lurus-lurus. Tepat pada posisi kepala kakek Abi kini berbaring. Kepalanya berisik, tangannya ingin sekali menggaruk tanah dan mengeluarkan tubuh renta itu darisana. Memohon agar tidak ditinggalkan karena Abi belum siap. Tapi keinginan itu tidak lebih besar daripada keinginannya untuk tetap waras. Abi tak ingin menjadi lebih hancur dari sebelumnya.
Sebuah tangan yang sejak panggilan mereka beberapa malam lalu sudah bisa Abi genggam lagi, kini menyentuh pergelangan tangannya. Untuk yang kesekian kalinya gadis itu berusaha mengajak Abi untuk kembali ke kediaman yang sudah tak ada lagi penghuninya selain dirinya.
Jika Abi pulang, ia sendirian. Dan Abi benci sendirian.
Untuk yang kesekian kali, Alice gagal membujuk Abi. Pemuda itu hanya bergeming saat Alice mengucapkan ajakan, bujukan hingga rayuan pada Abi. Sementara itu dari kejauhan, tepatnya pada sebuah lounge berdinding kacayang disediakan untuk para keluarga dari almarhum atau almarhumah yang dikuburkan dikomplek pemakaman mewah ini, Bara dan keluarga inti Abi berkumpul. Memperhatikan Alice dengan segala usahanya sambil sama-sama berharap agar Abi mau diajak pulang.
"Abi pasti terpukul. Dia yang nemuin papa kemarin." Bara tercekat saat sang tante bicara dengan nada lirih.
Malam lalu, kakek Abi dilarikan ke rumah sakit setelah tidak sadar di kamar tidurnya. Wajahnya tenang. Orang-orang berpikir kalau ia sedang tidur. Mereka berusaha menyangkal padahal sudah jelas tubuh ringkih itu sudah tidak bergerak dan mulai kehilangan kehangatannya. Dan setelah dilakukan pemeriksaan, mereka harus menerima ketika dokter mengatakan bahwa nyawa dari kakek tersayang Abi itu sudah pergi meninggalkan badan.
Abi terlihat menjadi orang yang paling terpukul. Sejak kepergian sang papa, kakeknya memang menjadi pengganti tumpuan bagi Abi. Bertahun-tahun membiarkan dirinya bergantung pada sang kakek, sekarang Abi harus apa jika sang kakek juga sudah pergi menyusul papanya?