10. Lebih Dingin

4.5K 167 0
                                    

"Nyonya" Panggil pelayan tersebut yang sepertinya mulai menyadari sesuatu dari situasi yang terkesan canggung itu, "Bagaimana biar saya bantu anda ke kamar mandi?"

"Tidak perlu!" Tolak Annette cepat. Tampak jelas yang daun telinganya memerah panas meredam malu.

"Tapi nyonya—"

"Tidak ada tapi-tapi, sana keluar!" Potong Annette setengah tak sabar.

"Baik nyonya" Pelayan itupun tidak lagi membantah dan terus pergi.

Tepat ketika Annette mencoba bangun dari lantai, kepalanya terangkat dan melihat seorang pelayan yang berjalan keluar dari kamar mandi.

"Nyonya, airnya sudah saya siapkan"

Jujur saja, Annette sama sekali tidak terbiasa dengan cara mereka memanggilnya— nyonya.

"Air hangat dan sedikit minyak esensial, saya yakin ini dapat membantu memulihkan fisik anda"

Annette yang mendengar itu membeku kan rahangnya, 'Memulihkan fisik?' Annette rasanya akan menangis.

"Hum" Annette hanya mengangguk pelan. Wajah lesunya tampak sangat tidak berdaya.

"Apa perlu saya ban—"

"Tidak perlu!" Annette sebenarnya sudah sangat lelah, entah berapa kali ia sudah menolak tapi mereka terus saja mengoceh kan hal yang berulang-ulang.

"Saya bisa melakukannya sendiri"

"Tapi nyonya anda terlihat sedikit—"

"Saya bilang tidak ya tidak" Kali ini Annette benar-benar sudah panas, "Apakah perlu saya mengulanginya seratus kali hingga kalian benar-benar paham maksudku?"

Nafas Annette memburu seiring dadanya yang kembang kempis dengan amarah.

"Maaf nyonya, kalau begitu saya permisi"

Melihat pelayan itu pergi meninggalkan kamar, Annette terus menghela nafas berat, "Haah, benar-benar..."

"Apa mereka sungguh tidak mengerti keadaanku huh?"

"Apa privasi bukanlah hal penting di tempat ini?"

Setelah meluapkan segala kekesalannya itu, Annette berjalan tertatih -tatih ke kamar mandi seraya memegang pinggang kecilnya yang terasa seakan patah.

"Sial" Annette benar-benar tidak tahan untuk tidak mengumpat.

"Tampaknya dia benar-benar bukan manusia"

"Teganya melakukan ini pada gadis dua puluhan seperti ku yang masih polos"

"Dan dia bahkan melakukannya dengan sangat—"

Setelah mengomel di sepanjang langkahnya, tepat ketika berdiri di depan cermin yang ada di kamar mandi. Annette tercengang melihat sepanjang leher dan tulang selangka nya yang penuh dengan ruam merah dan bahkan beberapa dari mereka sudah membiru.

"Haah" Lagi-lagi Annette mendesah berat.

"Apa-apaan ini?"

"Apa dia binatang buas huh?"

Annette meraba permukaan leher mulusnya yang beruam biru. Padahal jarinya hanya menyentuh pelan, tapi...

"Aakh" Ternyata itu cukup sakit.

Menatap sedih pantulan dirinya di cermin, Annette tiba-tiba teringat sesuatu, "Sebentar"

"Katanya malam itu dia adalah makhluk penghisap darah"

"Kalau begitu dia berarti..."

Annette memproses keras ingatan di otaknya akan malam itu. Bagaimana taring yang panjang dan mata yang se-merah darah..

Vampire's Secret Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang