08. Malam Upacara Pernikahan

4.3K 199 0
                                    

"Baik-baik" Seru Annette ketakutan yang langsung mengiyakan permintaan pria itu, "Aku akan menjadi pengantin wanita mu" Refleks Annette berkata begitu tatkala mendapati sepasang taring tajam itu siap menyobek lehernya.

Instingnya untuk tetap hidup, membuat Annette tak punya pilihan selain menuruti kemauan konyol...

Bukan—

tapi lebih tepatnya hal gila yang di rancang pria itu untuknya.

"Bagus" Bibir merah gelap Egbert melengkung tajam, tersenyum puas. Segera Egbert bertepuk tangan dan kepala pelayan Mary datang membawa nampan yang di atasnya ada sekotak cincin dan sebilah pisau tajam.

Melihat pisau tipis yang memantulkan sinar perak rembulan itu terang saja Annette merasa takut.

'Pisau?'

'Kenapa ada pisau di sana?'

Batin Annette. Tampak pelipis kecilnya sudah di penuhi keringat dingin. Egbert mengambil pisau tajam itu dan matanya yang merah seperti darah itu menatap Annette dengan serius, kemudian berkata, "Di bangsa ku, ketika melangsungkan upacara pernikahan, kedua mempelai harus mengikat perjanjian darah"

"..." Annette menatap bingung tak mengerti. Perjanjian darah?

Melihat ekspresi kebingungan Annette, Egbert pun terus berkata, "Seperti ini..."

Egbert mengambil pisau yang ada di atas nampan di mana kepala pelayan Mary masih berdiri di hadapan mereka berdua. Kemudian ia meraih telapak tangan Annette dan dengan cepat menggoresnya dengan pisau.

"Akh!" Darah segar terus mengucur di telapak tangan Annette.

Bersamaan dengan itu Egbert menggores telapak tangannya hingga darah bewarna kehitaman menetes. Tidak ada ekspresi kesakitan ketika Egbert melakukannya. Setelahnya, Egbert meraih telapak tangan Annette yang berdarah itu dan menggenggamnya erat.

"Sekarang darah kita sudah bertemu dan menyatu" Katanya pada Annette.

"Dengan terikat nya perjanjian darah ini, kita adalah sepasang suami-isteri yang sah menurut hukum bangsa ku"

Annette menjepit sepasang alisnya menekan nyeri. Mata hitamnya yang berkaca-kaca menatap telapak tangannya yang berada dalam genggaman Egbert. Annette dapat melihat darah merah segarnya telah bercampur dengan darah hitam pekat Egbert itu perlahan merembes keluar dan jatuh ke tanah.

Egbert melepaskan genggamannya. Kemudian ia mengambil cincin dari kotak beludru hitam yang ada di atas nampan. Itu adalah sebuah cincin emas putih polos dengan sentuhan yang cukup sederhana namun terlihat berkelas.

Dengan gerakan yang sangat tidak romantis, cepat dan membosankan,  Egbert telah memasangkan cincin itu di jari manis Annette.

'Jadi, sekarang aku bukan gadis lajang lagi?' Annette menatap sendu jari manis kirinya yang tak lagi polos.

'Ini adalah pernikahan yang tak pernah terbayangkan sepanjang perjalanan hidup ku..' Annette tanpa sadar meneteskan air matanya.

"Sekarang cium bibirku"

Perintah yang begitu tiba-tiba itu membuat Annette terganga, "Huh?"

"Cium bibirku untuk mengakhiri upacara pernikahan ini"

Tatapan mata Egbert terlihat dingin dan datar. Annette selalu ketakutan setiap kali melihatnya.

"C-cium?" Annette gelagapan di tempat.  Ia seorang gadis muda yang tentunya pernah berpacaran. Tapi hal intim yang pernah ia lakukan hanyalah berpelukan dan mengecup pipi. Ia tidak pernah sampai dalam tahap mencium...

Vampire's Secret Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang