23. Kuasai Perutnya dan Kuasai Hatinya

3.2K 126 8
                                    

"Tidak ada cara lain jika sudah begitu" Tukas Laura, berhasil membuat Annette beberapa saat terdiam. Ia melempar pandang kearah luar, matanya menatap lurus ke depan dan termenung.

"Kau harus buat pria itu jatuh cinta padamu"

"Apa?" Segera Annette mengalihkan pandangannya kearah Laura.

Pernyataan itu terang saja membuat Annette tersentak kaget. Membuat makhluk berdarah dingin itu jatuh cinta padanya? Yang benar saja! Bahkan mimpi di siang bolong sekalipun rasanya hal seperti itu tidak akan pernah terjadi.

"Kenapa kau terkejut begitu?" Ujar Laura, "Kau hanya perlu membuat beberapa pendekatan manis agar pria itu menaruh minat terhadap mu dan ini adalah sesuatu yang dapat dengan mudah kita lakukan sebagai kaum hawa" Sekilas Laura mengedipkan matanya, menyuguhkan pancaran positif dan kepercayaan diri yang tinggi pada gagasannya itu.

"Ya tapi kakak yakin?" Tanya Annette yang jelas tak yakin dengan gagasan yang di utarakan Laura. Karena sungguh membuat seorang vampir jatuh cinta pada manusia, pada nyatanya itu tidak semudah yang terjadi dalam kaca perfilman.

Sejauh ini berinteraksi secara normal dengan Egbert saja sudah sangat susah, apatah lagi itu berkembang hingga dalam tahap perasaan, sungguh...

Itu kedengarannya cukup mustahil dilakukan.

"Suamiku ini jelas bukan manusia. Apa menurut kakak makhluk berdarah dingin seperti itu tahu-menahu soal cinta hum?"

Laura menarik nafas dan menghelanya perlahan. Ia menatap seksama sepasang mata hitam Annette dan berkata tanpa ragu sama sekali, "Apa kau tau strategi tercepat memikat hati kucing liar?"

Annette bukannya tidak suka binatang, ia hanya tidak pernah ada waktu untuk mengurusnya. Jadi...

"Aku mungkin cukup buruk soal itu" Annete ingat setiap kali bertemu kucing liar di jalan, kebanyakan dari mereka pasti akan berlari jika melihatnya atau yang terburuk, mereka akan menggeram marah padanya sambil menunjukkan cakar-cakar tajam mereka.

Saat itu terjadi, Annete pasti akan segera menghindar.

"Kalau begitu biar ku beritahu" Laura sedikit mengubah postur duduknya dan  menoleh sekilas ke depan pintu mini market yang sejak tadi belum ada orang yang datang mendorongnya.

Situasi sepi itupun langsung ia manfaatkan dengan terus bercerita dengan Annette, "Kau pernah dengar istilah 'kuasai perutnya dan kemudian kau akan kuasai hatinya'?"

Annette menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Sebenarnya mau itu manusia ataupun hewan sekalipun, lambung adalah kelemahan yang paling mudah disentuh. Pria mungkin bisa tidak ada rasa pada awalnya, tapi ketika lambung mereka sudah terikat dengan satu makanan, bukan tak mungkin pikiran mereka akan berkata...'Aku merindukan masakan buatannya', bukankah begitu?"

"..." Annette hanya diam, menyimak dan mengangguk sebagai tanggapan.

"Hewan pun tak jauh berbeda, khususnya kucing liar. Mereka akan cenderung mengingat tangan yang telah memberinya makan. Jadi bukan tak mungkin kucing itu akan mencari atau bahkan mendatangi si pemberinya makan itu. Jadi..."

"Ya?" Annette membulat kan matanya penasaran, "Apa maksud kakak aku harus memasak sebuah makanan yang dapat menaklukkan lambung pria itu sehingga dengan begitu aku dapat menguasai hatinya?"

"Eum" Angguk Laura mantap.

"Tapi dia vampir kak, makanan pokoknya darah. Aku gak yakin dia bakal suka sama makanan manusia"

Annette memang tidak begitu sering makan semeja dengan Egbert. Sejauh ini mereka hanya pernah makan bersama dua kali. Pertama di malam pernikahan mereka dan kedua yang baru saja terjadi tadi pagi. Ia ingat pria itu sarapan dengan segelas darah segar dan sepiring hati sapi bakar setengah matang.

"Kau benar" Laura menggaruk dagunya yang tak gatal, mengangguk setuju. Suami Annette jelas bukan manusia, melainkan vampir.

"Di perfilman pun katanya mereka benci makanan manusia apalagi yang ada kandungan bawang putih didalamnya. Di samping itu, sia-sia saja mereka memakannya karena mereka akan memuntahkan nya" Ucap Laura, mengingat beberapa informasi yang didapat nya dari film tentang vampir yang pernah ia tonton.

"Tapi tadi pagi ia sarapan dengan hati sapi setengah matang. Apa aku mulai saja dengan ini?" Tanya Annette.

Sebagai jawaban, Laura mengacungkan dua jempolnya pada Annette tersenyum mantap.

................

Malam harinya tepat beberapa menit sebelum pukul dua belas malam, Annette sudah tiba di kastil.

Ia menyuruh para pelayan untuk pergi menyiapkan makan malam. Tidak tau kenapa ia merasa sangat lapar. Sekitar sepuluh menit berlalu, makanan-makanan lezat sudah tersaji di atas meja. Mereka harum, lezat dan sangat menggugah selera.

"Silahkan di makan nyonya" Ucap Zeta sambil menarik kursi mempersilahkan Annette duduk.

"Terimakasih" Annette tersenyum simpul dan pergi duduk tepat di kursi yang baru saja di tarik Zeta untuknya.

"Ini adalah sup sayur dengan irisan jahe. Saya sudah memastikan tidak mengiris jahe terlalu banyak kedalamnya, jadi itu tidak akan pedas" Terang Mikha yang mulai mengambil mangkuk kecil dan menuangkan beberapa sup sayur kedalamnya. Setelahnya ia meletakkan mangkuk itu kepada Annette.

"Cobalah nyonya. Ini hangat, sangat cocok di makan tengah malam seperti ini" Ujarnya lagi.

Annette tersenyum mengangguk. Kemudian ia mengambil sendok dan pergi mencicipi seteguk sup sayur itu. Seperti yang di katakan Mikha, tidak terlalu banyak irisan jahe didalamnya sehingga tidak terasa pedas. Semakin Annette menyesap sup tersebut, rasa hangat pun mulai terasa di dadanya.

"Ini enak" Annette memuji dengan murah hati.

Membuat Mikha tampak tersenyum riang, "Senang anda menyukainya"

Setelah mengambil beberapa tegukan sup. Annette pun mencicipi potongan wortel, kentang dan sawi. Mereka masih terasa begitu segar ketika ia mengunyah nya, sepertinya Mikha sangat memperhatikan prosedur memasak agar tidak mengurangi nutrisi sayur yang diolahnya.

"Ugh" Tidak tau kenapa lambungnya yang beberapa saat lalu baik-baik saja. Kini berulah ketika ia mengunyah potongan sawi.

"Apa mual anda kembali?" Tanya Zeta yang jelas terlihat panik.

Annette mengambil segelas air putih dan meminumnya sedikit, "Maaf sekali Mikha, sepertinya aku tidak bisa menghabiskan ini"

"Tidak apa-apa nyonya" Ucap Mikha dengan raut wajah prihatin.

"Kalau begitu cobalah telur gulung ini, saya menaburkan sedikit lada di dalamnya semoga dapat sedikit mengurangi rasa mual anda" Katanya lagi.

Annette pun segera menancap kan satu potongan telur gulung itu dengan garpu dan melahapnya, "Heumm, ini lezat sekali"

Annette tidak berbohong. Itu memang sangat lezat. Potongan telur itu begitu lembut dan ketika mengunyahnya terasa begitu juicy tanpa sedikitpun bau amis telur. Rasa pedas lada yang pas, membuat telur gulung itu semakin terasa lebih nikmat.

"Ugh" Annette membekap rapat mulutnya, kali ini rasa mual nya sudah memuncak. Ia yang tak dapat menahannya lagi, segera bangun dari tempat duduknya dan berlari kearah wastafel.

Ia pun muntah-muntah sampai wajah dan bibirnya memucat pasi dan tubuhnya seakan ambruk.

"Nyonyaa" Segera Mikha dan Zeta menahan kedua sisi tubuh Annette yang nyaris hampir tumbang ke lantai.

Saat itu Egbert melangkah ke dapur dengan jubah tidurnya bewarna hitam kebiruan. Ia melihat wajah pucat pasi Annette yang tampak terkulai lemah dalam dukungan Zeta dan Mikha.

"Apa yang terjadi?"

Vampire's Secret Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang