17. Aku Sudah Menikah

2.6K 141 0
                                    

Tepat ketika mata kuliah yang di ajarkan Sean berakhir, ia segera pergi meninggalkan ruang. Sekeluarnya dari pintu, Sean merasa heran karena tak mendengar jeritan para gadis manusia yang biasanya terjadi tiap kali beberapa langkah ia berjalan keluar dari kelas.

Sean sama sekali tidak tau, kalau saat itu para mahasiswi yang merupakan fans fanatiknya itu, mereka telah mengerubungi meja tempat Annette duduk. Hal tersebut membuat Lucy yang bersiap hendak keluar, malah terjebak bersama Annette di sana.

"Katakan pada kami, apa kau ada hubungan spesial dengan pak Sean?"

Annette menghembus kan nafas berat dengan pertanyaan itu. Karena ia pribadi yang tak suka cari keributan dengan anak-anak di kampus, ia langsung memberikan mereka keterangan yang masuk akal agar mereka tidak salah paham.

"Aku sudah beberapa kali absen di kelasnya. Mungkin dia menatapku karena ingin menanyakan soal ketidakhadiran ku itu"

"Aah, jadi kau menarik perhatiannya dengan cara ini hum? Menghilang begitu saja tanpa kabar dan kembali memunculkan diri untuk mendapatkan perhatiannya?"

Annette menatap jengah pada gadis berambut ikal coklat panjang yang baru saja berbicara. Ia tidak akan mengira keterangan yang diberikannya malah akan berkembang sesat seperti itu.

"Aku sudah mengatakan apa yang aku pikirkan dan menurutku begitu. Tapi jika kalian memang sangat penasaran soal itu, tanyakan saja langsung pada pak Sean. Jangan mengsalah pahami ku seperti ini"

Seusai mengatakan itu, Annette bangun dari duduknya. Kehidupannya yang keras telah membentuknya menjadi karakter kuat yang tak mudah ditindas. Membelah keramaian dengan kedua tangannya, ia tak segan berjalan pergi begitu saja melewati mereka.

Lucy yang melihat itu tersenyum kagum, merapikan posisi kacamatanya segera ia mengejar Annette.

"Ternyata aku mencemaskan hal yang tidak perlu" Kata Lucy ketika mereka berdua berjalan bersama di lorong kampus.

"Aku tidak punya waktu untuk mengurusi mereka. Ada banyak hal yang menantiku untuk dikerjakan" Annette tersenyum simpul.

Lucy mengangguk mantap untuk sikap positif Annette, "Kita ada beberapa tugas yang harus di kerjakan dalam minggu ini, nanti aku akan mengirimkan catatan lengkapnya pada mu melalui surel"

"Eum, terimakasih Lucy. Lain kali aku akan mentraktir mu makan" Annette merangkul hangat gadis mungil itu.

"Ah kau tidak perlu melakukannya. Tabung saja uang mu. Lagipula adalah hal lumrah sebagai teman saling membantu" Tutur Lucy, suaranya terdengar cukup tulus.

Itu membuat Annette tersenyum penuh arti. Ia mungkin tidak punya banyak teman dan lingkaran sosial yang luas. Tapi memiliki satu barang dua orang yang sangat baik dan begitu memperhatikannya, ia rasa itu sudah lebih dari cukup.

Ketika hari perkuliahannya berakhir, Annette bergegas kembali ke rumah atapnya. Ia sibuk bersih-bersih mulai dari menyapu, mengepel, mencuci piring hingga baju.

Setelah semua kegiatan itu usai, Annette pergi mengisi daya teleponnya. Kemudian ia merebahkan tubuhnya di atas kasur dan memutuskan untuk tidur barang setengah jam.

Karena di malam harinya, ia sudah harus kembali bekerja di minimarket.

................

"Masih tidak ada kabar tentang Annette?" Tanya pak manajer yang malam itu datang mengecek ke minimarket.

Laura yang sedang mengatur beberapa barang di rak, menoleh pada pria paruh baya itu dan menyapa sopan sebelum menjawab, "Belum pak. Saya sudah mendatangi kantor kepolisian melaporkan hilangnya Annette. Tapi sampai sekarang belum ada kabar" Laura menunduk lemah mengingat malam terakhir pertemuannya dengan Annette.

Vampire's Secret Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang