12. Nasib Sial

3.2K 161 0
                                    

Setelah mengatakan itu, panggilan pun terputus.

"Ada apa?" Tanya Sean.

"Sepertinya aku mendengar suara kepala pelayan Mary.." Ujarnya.

"Apa itu berkenaan dengan istrimu?"
Pertanyaannya tadi tidak sempat di jawab Egbert karena pria dingin itu harus mengangkat telepon.

"Apa para gadis manusia tidak tau cara bersikap tenang?" Suara Egbert terdengar kesal.

Sean pun tertawa ringan, "Yah, begitulah mereka"

Sean mengambil sebotol wine dan kembali mengisi gelasnya yang sudah kosong, "Memangnya kenapa hum?"

"Apa yang gadis itu lakukan sampai kau se-kesal ini?" Tanyanya lagi sambil menyesap minuman merah kehitaman itu.

"Entahlah" Egbert berkedik bahu,
"Sepertinya kastil ku dalam kekacauan sekarang" Setelah mengucapkan itu, Egbert terus bangun dari duduknya.

"Kau mau kemana?"

"Aku harus segera pulang untuk mengurusnya"

"Oh" Sean hanya mengangguk sebagai tanggapan.

"Urus bayarannya.."

Egbert meletakkan kartu hitamnya di atas meja dan menyodorkannya pada Sean.

"Woah" Mata Sean berbinar takjub melihat wujud kartu hitam itu, "Apa kau memberikannya pad—"

"Jangan lupa kembali kan lagi padaku" Setelah mengucapkan itu, Egbert terus berambus pergi meninggalkan ruang.

"Haah" Sean mendesah berat sambil mengambil kartu hitam itu.

"Kenapa tidak dia memberikannya saja padaku?"

"Aku tau dia punya banyak.."

Sejenak, Sean menatap kartu hitam itu dan tenggelam dalam lamunan.

"Tidak di dunia kami dan tidak di dunia manusia..." Gumamnya.

"Kekayaan selalu mengikutinya" Sean mengetuk-ngetuk kan kartu itu ke meja.

"Aku tidak tau apa harus menganggapnya beruntung!"

Mengingat di samping segala keberuntungan...

Egbert juga terjerembab dengan segala ketidakberuntungannya

Sesampai di kastil, Egbert membuka pintu dan melihat kastil besarnya telah berubah menjadi lautan kapal pecah. Sofa-sofa terjungkir ke belakang, vas-vas bunga pecah berserakan dan beberapa kerajinan dari keramik yang tak ternilai harganya telah hancur berkeping-keping di lantai.

"Tidak"

Terdengar jelas pekikan seorang gadis yang sudah diduganya siapa itu.

"Pokoknya aku tidak akan berhenti sebelum kalian mengeluarkan ku dari sini" Annette memegang satu vas bunga yang tersisa siap melemparnya ke lantai. Ia sama sekali tidak menyadari sudah ada Egbert di sana yang berdiri menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Nyonyaaa" Jerit para pelayan yang kesekian kalinya mencoba menahan perbuatan Annette.

Prang!

Vas bunga terakhir pun pecah karena ulah Annette.

"Sudah puas bermain?" Suara dingin jatuh di pertengahan kekacauan itu. Annette terkesiap menoleh pada asal suara.

"K-kau" Bibir kecil Annette bergetar takut.

"Sejak kapan kau berdiri di sana?"

"..."

Egbert tak menjawab. Suasana seketika menjadi hening. Egbert mengambil beberapa langkah ke depan mendatangi Annette, para pelayan pun bergerak cepat untuk menepi.

Vampire's Secret Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang