THE CROWN-Eternal Soulmates [ZeeNunew]

XII: Willow [Meaningful Feelings]

People keep telling me that life goes on, but to me that’s the saddest part
...

P A N J A N G, dan melelahkan.

Jarak yang membentang antara wilayah Imperial Aerowyn dan dataran dingin Adiscone, berhasil di lalui dengan waktu jauh lebih singkat dari biasanya. Tabir kabut diterjang paksa, mengabaikan banyak badai serta rerimbunan ranting pohon di permukaan tanah. Armada Aerowyn yang semula terbagi menjadi dua kubu besar, semakin menipis saat telah memasuki perbatasan.

Hujan salju turun lagi—Prince Zee mendongak patah-patah, saat setitik salju kembali berhasil mengotori punggung tangannya. Pegangan tangannya pada tali kekang kuda yang tengah ia tunggangi semakin mengerat.

Lihat?! Ini bukanlah perjalanan yang mudah! Perang ini bukanlah permainan anak-anak! Sudah cukup berat beban yang bertumpuk di atas pundaknya, dan tak seharusnya Grace menyebalkan itu berniat mendaftarkan diri menjadi beban baru!

Zee amat yakin bahwa wajah sok serius itu hanyalah topeng. Grace Nunew yang amat tenar itu pasti ingin menangis disepanjang perjalanan.

Menjadi manusia keras kepala adalah hal yang bodoh.

“Max, apakah titik kerusuhan ada di ibu kota?” tanya Zee, di tengah deru angin. Ringikan kuda milik Zee karena harus berhenti secara mendadak, membuyarkan banyak lamunan. Gerbang besar Adiscone telah di depan mata, dan yang ia dapati hanyalah kesunyian—begitu berbanding terbalik dengan kabar penyerangan yang ia dengar.

“Tidak, Your Majesty.” Max memacu kudanya sedikit lebih maju dari barisan guard. Menuding gerbang dengan ujung pedangnya. “Wilayah Adiscone masih terkendali, namun untuk kerusuhan itu ... sepertinya kita harus memastikan melalui kesaksian guard Adiscone.”

“Baiklah.”

Sebelum melanjutkan pacuan kuda, Prince Zee sekilas memperhatikan keberadaan Grace Nunew. Di luar dugaan, Grace Nunew yang selalu bersikap seenaknya dan kekanak-kanakan, saat ini malah tampak diam dan minim ekspresi. Apa Grace itu kedinginan, huh? Atau bocah itu telah menjadi batu es, karena badai?