THE CROWN-Eternal Soulmates [ZeeNunew]

XXI: Deer [Freelance Life]

I don't understand the flow of becoming a figure that many people want, I'm just a small person
...

A N G G A P  saja ini semua akan menjadi awal dari kehidupan baru seorang Grace Nunew Chawarin setelah sekian lama redup.

Baiklah, itu berlebihan.

Nunew terkikik geli sebab beberapa rusa yang berhasil masuk ke dalam wilayah kastil, tengah sibuk-sibuknya mengendus beberapa bagian tubuhnya. Sungguh, itu membuatnya geli!

Bukan Nunew namanya jika tidak tertarik dengan hal-hal menarik seperti kedatangan rusa-rusa itu misalnya. Ia dengan segenap niat dan tekat berlari dari kastil atas menuju tanah pelataran, tanpa alas kaki! Menerjang tumpukan salju yang membentang di pelataran, dan mulai berkenalan dengan rusa-rusa yang datang.

Adalah sebuah keberuntungan sebab Yim entah mengapa tak menampakkan batang hidungnya sejak pagi. Jadi, sudahlah.

“Eh—” Nunew sedikit tersentak manakala salah satu rusa hampir membuatnya ambruk, sebab dengan sengaja menggigit mantel tebal yang tersampir asal pada pundaknya. “Jangan, ya.”

Rusa-rusa itu terlihat gemuk dan sehat. Apa mereka berasal dari hutan?

Omong-omong tentang rusa. Nunew mendadak terdiam pasi. Rusa-rusa ini tak seharusnya berada di sini, kastil ini sudah pasti bagian dari Aerowyn. Entah mengapa ia menyimpulkan bahwa peraturan pada Aerowyn Palace dan kastil ini pasti tak jauh berbeda! Jangan sampai rusa-rusa ini berakhir di pembuangan bangkai!

“Kalian harus pergi.” Nunew berusaha melakukan apa yang ia bisa. Menggiring setidaknya tujuh ekor rusa dengan tangan kurusnya, agar berbalik. “Dari mana kalian tadi datang, ayo cepat keluar.”

Harapan terbesarnya adalah semoga tak ada satu guard-pun yang datang sampai para rusa itu berhasil keluar.

Langkah jenjang laki-laki semua rusa yang ada, menimbulkan suara derap yang cukup mengkhawatirkan. Nunew sampai berulang kali meringis masam. Ia bahkan hanya terus sibuk berlari ke-sana dan ke-mari agar rusa-rusa itu tak berlari kacau, hingga tanpa sadar kedua telapak kakinya tak lagi merasakan lantai batu pelataran kastil. Dingin, kedua telapak kakinya seperti mulai terbenam di setiap langkah yang ia ambil.