It's not a beautiful love, but trust me it's the true of love.
...
Grand Grace Nunew Chawarin adalah lambang nyata atas keagungan Dewi Athena. Seorang putra Duke dengan warna hidup paling menyilaukan, penuh kenakalan dan kebebasan.
Menjadi paling be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A good start to hold hands. Can it stay like this.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
P A V I L L I U N teater mendadak seolah-olah berubah menjadi neraka bagi Grace Nunew. Bulu kuduknya menegak, sementara otaknya spontan mengomando agar segera akhiri saja semua ini. Menghela nafas pasrah, kemudian kembali berupaya fokus, well ... hanya sebatas itu pergerakan yang dapat ia lakukan.
Selebihnya? Grace Nunew jelas mengutuk apa yang ada! Ia pikir Prince Park memang berniat bertemu dengannya di bangunan teater dengan sebuah urusan yang penting, namun kenyataannya yang ia dapati malah keberadaan Madam Dode! Pasti ada kelas kesopanan yang telah di persiapkan oleh orang-orang Palace.
Madam Dode—masih menjadi momok terbesar bagi jiwanya. Wanita itu kasar dan seenaknya.
Dan, yeah—di barisan kursi sebrang ia juga melihat keberadaan Lady Jane berserta para pengabdi nya. Pasti pelajaran tata krama ini akan sangat penting, ya.
“Prince Nunew, ouw—kau belum diresmikan jadi kau akan tetap ku panggil sebagai Grace Nunew.” Suara Madam Dode menyeruak dari tengah ruangan. Wanita dengan gaun mengembang itu berjalan dengan gemulai, mendekati kursi sang Grace dengan senyum lebar. “Berdiri dan berdansa dengan ku.”
Kening sempit Grace Nunew tentu spontan mengerut dalam. Apa katanya tadi? Berdansa! Ia mengangkat pandangan dengan sorot sepasang amber yang berhamburan. “Huh?”
“Yeah, berdansa.” Madam Dode mengulurkan tangan, menunggu sambutan dari sang lawan bicara. “Ku pikir kau telah paham apa yang akan kita lakukan di ruangan ini.”
Tentu saja tidak! Grace Nunew menggeleng kalut. Semakin merapatkan punggungnya dengan sandaran kursi, berupaya menghindari sentuhan Madam Doda. Ia dan dansa adalah dua hal yang amat sangat tidak serasi! “T—tidak. Aku bahkan baru mengetahui bahwa ada kelas dansa hari ini.”
Kelopak mata Madam Dode berkedut sanksi. Oh, God! Yang benar saja. Ia memutar kedua bola matanya, dengan kipas yang di hentak kasar, kemudian kembali memposisikan diri tepat di tengah-tengah ruangan.