THE CROWN-Eternal Soulmates [ZeeNunew]

VII | Dove [ The Walls are so High]

If life were predictable, it would stop being life, and become tasteless.

...

ADAPTASI adalah suatu hal yang tak mudah dilakukan.

Satu hal yang dapat Nunew jadikan pelajaran, Aerowyn memiliki kesunyian mencekam dan lebih parah dibandingkan dengan Adiscone. Malam terlewati dengan keheningan dan cahaya rembulan.

Aerowyn juga memiliki romansa formal melebihi batas! Wajah-wajah para maid yang selalu tunduk, serta kekakuan dari setiap sikap para guard yang ada. Bahkan sikap dingin Mister Dune tak ada apa-apanya di sini.

Pagi ini, Nunew sengaja bangun lebih awal—sebenarnya ia tak benar-benar tidur. Mengawali pagi dengan berkeliling di sekitar bangunan paviliun utama, di mana kamarnya berada. Melangkah pelan sembari menikmati angin berembun, sebelum siluet sosok semampai menyapa kedua matanya.

“Yim, dari mana saja kau?!”

Yim tampak mempercepat langkah dari arah ujung tangga, hingga tiba di hadapan Nunew. “Suatu hal yang harus ku selesaikan.”

“Bagaimana dengan July? Dia baik-baik saja bukan? Kau mengawasi keadaannya bukan?”

“Tentu saja” sahut Yim. “Kuda mu itu terlalu manja.”

Nunew yang telah menyandarkan punggungnya pada permukaan pilar, mencebik. “Jaga anakku dengan baik, Yim! Atau ku pukul kepalamu.”

Dasar berlebihan. Yim menatap lelaki dengan jubah malas dihadapannya itu lekat. “Apa yang kau lakukan di sini?”

“Bosan.”

Yim sungguh ingin terbahak. Grand Grace Nunew Chawarin yang malang. Sepertinya lingkungan Aerowyn berhasil membuat anak itu sedikit berperilaku layaknya bangsawan yang tenang. “Pergilah membaca buku, atau mengikuti kelas sastra. Ku dengar Aerowyn di huni banyak cendikiawan.”

“Jangan mengejekku, Yim,” desis Nunew.

“Lantas kau mau bagaimana? Apa kau tak melihat seberapa tinggi tembok yang mengelilingi Palace Aerowyn? Ucapkan selamat tinggal pada kebebasan.”